Puisi: Czardas (Karya Agam Wispi)

Puisi "Czardas" karya Agam Wispi menyoroti harapan, kebudayaan, dan tantangan sejarah dalam satu kesatuan yang harmonis.
Czardas

mengapakah dia di sini
kalau bukan bunga-bunga sedang kembang
panen penuh di tiap rumah?

hidup sedang menjadi
anggur, biola riang di sancoussi
dan tari menghentak kaki

mengapakah dia di sini
hongaria yang pernah luka
berdarah propokasi?

panen penuh di tiap rumah
anggur, biola riang dan tari menghentak kaki
bawa salam negeri lain dan bicara jelas sekali
komunisme adalah lawan yang tak terkalahkan
tapi juga persahabatan setia abadi

Berlin, 31 Mei 1959

Sumber: Sahabat (1959)

Analisis Puisi:

Puisi "Czardas" karya Agam Wispi menciptakan suasana yang kaya akan nuansa dan emosi, mengangkat tema tentang kehidupan, budaya, dan ideologi. Dengan latar belakang budaya Hongaria, puisi ini mencerminkan perasaan harapan dan keterikatan, sekaligus mengisyaratkan perjuangan sejarah yang mendalam.

Tema Kehidupan dan Budaya

Pembukaan puisi dengan pertanyaan retoris "mengapakah dia di sini / kalau bukan bunga-bunga sedang kembang / panen penuh di tiap rumah?" menggambarkan situasi yang penuh harapan. Bunga-bunga yang sedang mekar dan panen yang melimpah menciptakan citra positif tentang kehidupan. Ini menyiratkan adanya kemakmuran dan kebahagiaan yang dapat dinikmati oleh masyarakat.

Simbolisme Musik dan Tari

Penyebutan "anggur, biola riang di sancoussi / dan tari menghentak kaki" menyoroti pentingnya seni dan budaya dalam kehidupan. Musik dan tari bukan hanya hiburan, tetapi juga simbol kehidupan yang penuh warna. Sancoussi, yang merujuk pada tempat yang memiliki makna khusus dalam budaya, semakin menegaskan kedalaman rasa cinta terhadap warisan budaya.

Konflik dan Harapan

Namun, puisi ini tidak hanya berbicara tentang kebahagiaan. Pertanyaan "mengapakah dia di sini / hongaria yang pernah luka / berdarah propokasi?" mencerminkan kenangan akan masa lalu yang penuh luka. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada kebahagiaan saat ini, ada sejarah yang menyakitkan yang tetap membayangi.

Perjuangan Ideologi

Penutup puisi, "komunisme adalah lawan yang tak terkalahkan / tapi juga persahabatan setia abadi," menyiratkan dualitas dalam pemikiran politik. Komunisme, yang sering dipandang sebagai ideologi yang menentang penindasan, dihadirkan sebagai sesuatu yang kuat, namun puisi ini juga menekankan pentingnya persahabatan dan solidaritas di antara manusia. Ini menunjukkan bahwa dalam menghadapi tantangan, hubungan antar manusia tetap menjadi inti dari keberlangsungan hidup.

Puisi "Czardas" adalah sebuah karya yang kaya makna, mencerminkan nuansa kehidupan yang kompleks. Agam Wispi berhasil menyoroti harapan, kebudayaan, dan tantangan sejarah dalam satu kesatuan yang harmonis. Melalui imaji yang kuat dan pertanyaan retoris, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tidak hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga tentang perjuangan yang membentuk identitas sebuah bangsa. Di balik keindahan bunga dan musik, ada cerita yang lebih dalam tentang ketahanan dan semangat manusia yang tidak pernah padam.

Agam Wispi
Puisi: Czardas
Karya: Agam Wispi

Biodata Agam Wispi:
  • Agam Wispi adalah seorang penyair Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra).
  • Agam Wispi lahir pada tanggal 31 Desember 1930 di Pangkalan Susu, Medan, Sumatra Utara.
  • Agam Wispi meninggal dunia pada tanggal 31 Desember 1930 di 1 Januari 2003, Amsterdam, Belanda.
© Sepenuhnya. All rights reserved.