Puisi: Cinta (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Cinta" karya Aspar Paturusi menggambarkan kompleksitas dan kedalaman emosi cinta, mengaitkannya dengan tema kesetiaan dan kehilangan.
Puisi Cinta

Adakah cinta di setiap kita?
Dalam setia terselip cinta
Setia dan cinta bisa tiada seketika

Ketika puisi kehilangan wangi cinta
Dan ketika tanahair tak tersentuh puisi cinta
Ruh setia pun luluh
Yang ada tinggal hampa
Dalam sepi hidup kita

Adakah puisi cinta
pada pagi cerah
berbagi cerita
padamu semata

Puisi cinta
perlahan
mengirim sentuhan
ke pojok batin

Jakarta, 24 Februari 2013

Analisis Puisi:

Puisi "Cinta" karya Aspar Paturusi menggambarkan kompleksitas dan kedalaman emosi cinta, mengaitkannya dengan tema kesetiaan dan kehilangan. Melalui pilihan kata yang sederhana namun penuh makna, Paturusi mengajak pembaca untuk merenungkan keberadaan cinta dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana cinta dapat mempengaruhi jiwa dan penghayatan seseorang.

Tema dan Makna

Tema utama puisi ini adalah cinta yang terjalin dengan kesetiaan. Dalam baris pembuka, Paturusi mengajukan pertanyaan retoris, "Adakah cinta di setiap kita?" Hal ini menciptakan rasa ingin tahu dan refleksi, mengajak pembaca untuk merenungkan apakah cinta benar-benar ada dalam hidup mereka dan seberapa dalam perasaan tersebut dapat tertanam. Penggunaan frasa "Setia dan cinta bisa tiada seketika" menekankan bahwa cinta dan kesetiaan sering kali berjalan beriringan, tetapi bisa juga hilang dalam sekejap, tergantung pada keadaan.

Kehilangan dan Kehampaan

Selanjutnya, puisi ini menyentuh tema kehilangan ketika menyebutkan "Ketika puisi kehilangan wangi cinta." Dalam konteks ini, "puisi" dapat diartikan sebagai ungkapan cinta yang tidak lagi terasa, sementara "wangi" merujuk pada keindahan dan keharuman cinta yang telah pudar. Dalam keadaan ini, "Ruh setia pun luluh," menunjukkan bahwa ketika cinta hilang, maka kesetiaan pun ikut meredup. Penulis menggambarkan bagaimana kehilangan cinta dapat meninggalkan kekosongan dalam hidup, "Yang ada tinggal hampa dalam sepi hidup kita." Ini menciptakan suasana melankolis yang dapat dirasakan oleh pembaca.

Cinta dan Puisi

Puisi ini juga menyoroti pentingnya puisi sebagai medium untuk mengekspresikan cinta. Paturusi mengajukan pertanyaan: "Adakah puisi cinta pada pagi cerah?" Ini menandakan harapan bahwa cinta masih ada meskipun dalam situasi yang berbeda. Cinta tidak hanya hadir dalam kata-kata, tetapi juga dalam pengalaman sehari-hari yang dapat dibagikan kepada orang yang dicintai. "Puisi cinta perlahan mengirim sentuhan ke pojok batin" menandakan bahwa cinta dapat menyentuh jiwa dengan cara yang halus dan mendalam, mengingatkan kita akan kehadiran cinta yang mungkin tersembunyi dalam diri kita.

Refleksi Cinta

Puisi "Cinta" karya Aspar Paturusi adalah sebuah refleksi yang mendalam tentang cinta dan kesetiaan, serta bagaimana keduanya saling memengaruhi. Dengan lirik yang sederhana namun penuh makna, puisi ini menggugah pembaca untuk berpikir tentang cinta dalam hidup mereka dan bagaimana cinta itu dapat mengubah cara kita melihat dunia.

Paturusi mengajak kita untuk tidak hanya mencari cinta, tetapi juga untuk menghargai dan merawatnya. Ketika cinta dan kesetiaan bersatu, kita dapat menemukan keindahan dalam hidup kita, meskipun cinta itu kadang terasa hilang atau tersakiti. Dalam kesederhanaan puisi ini, terdapat kedalaman emosi yang dapat menyentuh hati setiap pembaca, menjadikan karya ini sebagai pengingat bahwa cinta, meskipun terkadang rumit, tetaplah bagian esensial dari pengalaman manusia.

Aspar Paturusi
Puisi: Cinta
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.