Puisi: Cerita (Karya HR. Bandaharo)

Puisi "Cerita" karya HR. Bandaharo menggambarkan penderitaan dan kebingungan yang dialami oleh masyarakat dalam situasi yang penuh konflik dan ...
Cerita

ada cerita datang
putra-putri tanahair bermatian
mayat-mayat bergelimpangan di jalanan
atau berhanyutan di sungai-sungai
 
untuk apakah semua kematian ini
harus menimpa tanahair?
mereka yang mati tiada mengetahui.
 
hati jadi hitam karena dihasut
dan membunuh jadi kebajikan.
yang mati adalah yang dihasut
yang membunuh adalah yang dihasut.
penghasut-penghasut dianggap pahlawan.
 
putra-putri tanahair bermatian
begitu cerita datang
ketika musim hujan sudah mulai
dan flamboyant merah mengembang.

1981

Catatan:
Sebenarnya Puisi Cerita ditulis semasa periode tawanan politik Orde Baru, tapi baru disiarkan oleh Inkultra pada tahun 1981.

Analisis Puisi:

Puisi "Cerita" karya HR. Bandaharo adalah sebuah refleksi yang mendalam dan emosional tentang kekacauan dan tragedi yang menimpa tanah air. Melalui narasi yang kuat dan imaji yang kuat, puisi ini menggambarkan penderitaan dan kebingungan yang dialami oleh masyarakat dalam situasi yang penuh konflik dan kekacauan.

Tema dan Makna

Tema utama dalam puisi ini adalah tragedi dan ketidakadilan yang mengikutinya. Puisi ini menggambarkan kematian massal yang menimpa tanah air, dengan "putra-putri tanahair bermatian" dan "mayat-mayat bergelimpangan di jalanan atau berhanyutan di sungai-sungai." Frasa-frasa ini mengungkapkan rasa sakit dan kesedihan yang mendalam atas kehilangan yang tidak terhitung jumlahnya.

Pertanyaan retoris, "untuk apakah semua kematian ini harus menimpa tanahair?" menekankan absurditas dan kebodohan dari kekerasan yang terjadi. Puisi ini menunjukkan bagaimana kematian menjadi hal yang sia-sia dan tidak ada pengetahuan atau pemahaman di baliknya.

Simbolisme dan Imaji

Puisi ini menggunakan simbolisme yang kuat untuk menggambarkan keadaan sosial dan politik. "Hati jadi hitam karena dihasut" menunjukkan bagaimana kebencian dan manipulasi mempengaruhi jiwa manusia, menyebabkan orang-orang melakukan kekerasan dan membunuh. Penggunaan kata "penghasut-penghasut dianggap pahlawan" mencerminkan ketidakadilan di mana mereka yang merusak dan menyesatkan dianggap sebagai pahlawan.

Flamboyant merah yang disebutkan di akhir puisi menambah dimensi visual dan simbolis. Flamboyant, dengan bunga merah cerah, bisa melambangkan kehidupan dan kematian. Ketika bunga-bunga ini mulai mekar, itu mungkin menunjukkan bahwa meskipun ada kekacauan, kehidupan dan keindahan masih terus berkembang di luar penderitaan.

Gaya Bahasa dan Struktur

Gaya bahasa dalam puisi ini bersifat naratif dan reflektif, dengan penggunaan kalimat-kalimat singkat dan tajam untuk menyampaikan pesan. Frasa seperti "mayat-mayat bergelimpangan di jalanan" dan "hati jadi hitam" menciptakan imaji yang kuat dan penuh rasa sakit, menggambarkan penderitaan dan ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat.

Struktur puisi ini sederhana namun efektif, dengan pengulangan frasa "putra-putri tanahair bermatian" yang menggarisbawahi tema utama tragedi dan kekacauan. Pengulangan ini menekankan intensitas dan luasnya dampak dari kekerasan yang terjadi.

Refleksi Sosial dan Politik

Puisi ini mencerminkan kritik sosial dan politik terhadap kondisi masyarakat yang dilanda konflik dan kekerasan. Dengan menyebutkan "penghasut-penghasut" dan "pahlawan," puisi ini mengkritik bagaimana peran dan tanggung jawab dalam kekacauan sering kali tidak jelas atau bahkan terbalik. Ketidakadilan ini menyoroti bagaimana mereka yang sebenarnya merugikan masyarakat sering kali dipandang sebagai penyelamat.

Puisi ini juga menggambarkan keputusasaan dan kesedihan mendalam yang dirasakan oleh mereka yang menjadi korban kekerasan. Dengan menyoroti ketidakberdayaan dan absurditas situasi, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dampak dari konflik dan bagaimana masyarakat merespons tragedi.

Puisi "Cerita" karya HR. Bandaharo adalah sebuah karya yang kuat dan menyentuh, menawarkan pandangan yang mendalam tentang kekacauan dan ketidakadilan. Melalui penggunaan simbolisme dan gaya bahasa yang tajam, puisi ini menyampaikan pesan tentang penderitaan dan absurditas dari kekerasan yang menimpa tanah air.

Dengan menggambarkan tragedi yang menimpa masyarakat dan mengkritik ketidakadilan dalam sistem sosial dan politik, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan kematian dalam konteks yang lebih luas. Puisi "Cerita" adalah sebuah karya yang tidak hanya menggambarkan kesedihan tetapi juga menyoroti kebutuhan akan keadilan dan pemahaman dalam menghadapi konflik.

HR. Bandaharo
Puisi: Cerita
Karya: HR. Bandaharo

Biodata HR. Bandaharo:
  • HR. Bandaharo (nama lengkapnya Bandaharo Harahap) lahir di Medan pada tanggal 1 Mei 1917.
  • HR. Bandaharo meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 1 April 1993.
  • HR. Bandaharo adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.