Puisi: Cassandra (Karya Isma Sawitri)

Puisi "Cassandra" karya Isma Sawitri menggambarkan konflik, ketidaksetujuan, dan pesimisme dalam konteks perubahan sosial dan politik yang ....
Cassandra

Semestinya lakon itu putus sampai di sini
selagi panggung belum goyah
sementara atap belum rengkah
dan penonton belum terlalu resah

Sebaiknya canda itu tidak dipaksakan begini
lantaran humor punya cengkok-cengkoknya sendiri
rasa geli punya batas jenuhnya yang alami
lalu pasti orang-orang kehabisan empati

Sejujurnya banyak hal tak perlu disesali: komedi kelam, burung nasar, hari-hari penentuan
juga tak usah cemas mengingat-ingat Imelda, yang meratap di sisi suaminya di pembuangan
segalanya terlambat memang, semua akan membeku dalam sejarah
tinggal lagi menghitung hari sambil menunggu fatwa pujangga
kendati tersurat bala, dewa-dewa mencuri tinta emasnya
(Cassandra terbata-bata, di sela airmatanya)

Sumber: Horison (September, 1988)

Analisis Puisi:

Puisi "Cassandra" karya Isma Sawitri adalah karya sastra yang menggambarkan konflik, ketidaksetujuan, dan pesimisme dalam konteks perubahan sosial dan politik yang dihadapi oleh masyarakat. Puisi ini menggunakan referensi sejarah dan mitologi untuk menyampaikan pesan tentang ketidakpastian dan kebingungan dalam situasi yang sulit.

Referensi Mitologi: Judul puisi ini, "Cassandra," adalah referensi kepada tokoh dalam mitologi Yunani yang memiliki kemampuan meramal masa depan, tetapi tidak ada yang percaya padanya. Cassandra juga digambarkan sebagai tokoh yang penuh keputusasaan karena nasib buruknya. Penggunaan nama Cassandra dalam puisi ini menciptakan hubungan dengan ketidaksetujuan dan kebingungan dalam masyarakat yang mungkin merasa seperti tidak ada yang mendengarkan mereka.

Konflik dan Ketidaksetujuan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang konflik dan ketidaksetujuan dalam masyarakat. Kata-kata seperti "lakon itu putus" dan "canda itu tidak dipaksakan" menciptakan ide bahwa ada ketidaksetujuan dan pertentangan dalam cara berbicara dan berperilaku dalam situasi yang sulit.

Pesan Tentang Komedi dan Kesulitan: Puisi ini mengemukakan pesan tentang humor dan komedi dalam situasi yang sulit. Ada peringatan bahwa humor harus diterapkan dengan bijak dan tidak dipaksakan, karena orang bisa kehilangan empati jika humor digunakan secara berlebihan dalam konteks yang sensitif.

Referensi Sejarah dan Politik: Puisi ini menciptakan referensi sejarah dan politik dengan menyebutkan "Imelda" yang meratap di sisi suaminya di pembuangan. Ini mungkin mengacu pada Imelda Marcos, istri mantan presiden Filipina Ferdinand Marcos, yang terlibat dalam skandal politik dan korupsi.

Bahasa dan Struktur: Isma Sawitri menggunakan bahasa yang tajam dan puitis dalam puisi ini. Struktur puisi ini terdiri dari tiga bait yang menciptakan ritme yang mengalir, mencerminkan perasaan yang terus berubah dalam konteks perubahan sosial dan politik.

Puisi "Cassandra" karya Isma Sawitri adalah karya sastra yang menggambarkan konflik, ketidaksetujuan, dan pesimisme dalam situasi yang sulit. Puisi ini menggunakan referensi mitologi, sejarah, dan politik untuk menyampaikan pesan tentang ketidakpastian dan kebingungan dalam masyarakat. Ini adalah pengingat akan kompleksitas dunia sosial dan politik serta perasaan individu yang mungkin merasa tidak didengar atau diabaikan.

Isma Sawitri
Puisi: Cassandra
Karya: Isma Sawitri

Biodata Isma Sawitri:
  • Isma Sawitri lahir pada tanggal 21 November 1940 di Langsa, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.