Bila Masanya?
Bila masanya, o, teman,
Bayu bertiup atas buana,
Mega nyah berarak pergi?
Bila masanya, o, teman,
Sayu, pilu, gundah gulana,
'kan nyah ta' datang lagi?
Sumber: Panji Pustaka (14 Februari 1933)
Analisis Puisi:
Puisi "Bila Masanya?" karya A. Damhoeri merupakan sebuah karya yang menggugah pertanyaan tentang waktu dan perubahan. Dalam baris-baris puisi ini, penyair mengeksplorasi tema ketidakpastian, kerinduan, dan perubahan yang mungkin terjadi dalam kehidupan.
Tema Ketidakpastian dan Kerinduan: Puisi ini secara mendalam menggali tema ketidakpastian yang melekat pada kehidupan. Pertanyaan "Bila masanya?" menciptakan rasa penasaran dan ketidakjelasan terkait dengan perubahan yang mungkin akan datang. Tema kerinduan juga muncul melalui ungkapan seperti "Sayu, pilu, gundah gulana," menciptakan nuansa kesedihan dan kehampaan.
Personifikasi Alam: Penyair menggunakan personifikasi dengan merujuk pada elemen alam, seperti "Bayu bertiup atas buana" dan "Mega nyah berarak pergi." Ini memberikan kesan bahwa alam sendiri memiliki kehidupan dan perjalanan yang paralel dengan pengalaman manusia. Personifikasi ini memperkaya puisi dengan memberikan dimensi ekstra pada pertanyaan dan kerinduan yang diajukan.
Pertanyaan Filosofis: Dengan bertanya "Bila masanya?", penyair membawa pembaca ke dalam pertimbangan filosofis tentang konsep waktu. Puisi ini merangsang pemikiran tentang perjalanan waktu, kapan sesuatu akan terjadi, dan bagaimana manusia berinteraksi dengan dinamika waktu yang terus berubah.
Ritme dan Suara Puisi: Ritme puisi ini memberikan alur yang tenang dan merenung. Dengan pengulangan kata-kata "Bila masanya, o, teman," menciptakan suara yang hampir seperti seruan, seakan-akan penyair sedang memanggil teman atau merenungkan pertanyaan ini dengan orang lain.
Bahasa yang Sederhana dan Mendalam: Meskipun menggunakan bahasa yang sederhana, puisi ini menyelipkan makna yang mendalam. Kata-kata seperti "sayu," "pilu," dan "gundah gulana" menciptakan gambaran emosional yang kuat, menggambarkan keadaan hati yang penuh dengan kepedihan dan kerinduan.
Puisi "Bila Masanya?" menggambarkan kehidupan sebagai perjalanan yang penuh dengan pertanyaan dan ketidakpastian. Dengan memanfaatkan keindahan bahasa dan penggunaan elemen alam sebagai metafora, penyair menciptakan karya yang merenungkan dan menyentuh hati. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang perubahan, waktu, dan kerinduan yang melekat pada pengalaman manusia, sementara juga membiarkan ruang untuk berbagai interpretasi.
Puisi: Bila Masanya?
Karya: A. Damhoeri
Biodata A. Damhoeri:
- A. Damhoeri (atau Ahmad Damhoeri) lahir di Batu Payung, Payakumbuh, Sumatra Barat, pada tanggal 31 Agustus 1915.
- A. Damhoeri meninggal dunia di Jorong Lurah Bukik, Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, pada tanggal 6 Oktober 2000 (pada usia 85 tahun).