Puisi: Berita Merah (Karya Adi Sidharta)

Puisi "Berita Merah" karya Adi Sidharta adalah sebuah kritik sosial yang tajam terhadap dampak berita dalam kehidupan masyarakat.
Berita Merah
Kepada tanah air dan Perancis

Ada berita yang dibaca segala mata
palu-arit di mana-mana
memetik kasih dan cinta
mereka yang menderita.

Ada berita yang dibaca segala mata
palu-arit di mana-mana
membikin bingung dan kalap
mereka yang sedang mabok kuasa.

Amat dan Pierre berjuta-juta
gembira sambut hari kelahiran
harapan dan perkembangan
diri dan tanah airnya.

Dan mereka yang senyawa dosa dan noda
nikmat ketakutan memandang esok
kedatangan dunia Amat dan Pierre
lapang luas berbunga kasih dan cinta.

Ada berita yang dibaca segala mata
diterima hati yang berbeda-beda
tapal batas ketakutan dan putus asa
dengan harapan dan perkembangan.

Sumber: Rangsang Detik (1957)

Analisis Puisi:

Puisi "Berita Merah" karya Adi Sidharta merupakan sebuah karya yang menggugah, mengeksplorasi tema berita, kekuasaan, dan dampaknya terhadap masyarakat. Dengan gaya bahasa yang kuat dan penuh makna, Sidharta menciptakan gambaran kontras antara kebahagiaan dan penderitaan yang hadir dalam berita yang dibaca oleh masyarakat.

Pentingnya Berita dalam Kehidupan

Puisi ini dibuka dengan pernyataan, "Ada berita yang dibaca segala mata," yang menunjukkan bagaimana berita menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Berita memiliki kekuatan untuk mempengaruhi cara pandang dan perasaan orang-orang. Penyair menyebutkan "palu-arit di mana-mana," yang merujuk pada simbol komunisme, menyiratkan bahwa berita tersebut berkaitan dengan isu-isu besar yang menyentuh aspek politik dan sosial.

Dampak Berita terhadap Kasih dan Cinta

Selanjutnya, penyair mencatat bahwa berita tersebut "memetik kasih dan cinta mereka yang menderita." Di sini, terdapat penggambaran bahwa berita bisa membawa pesan empati terhadap mereka yang menderita akibat situasi yang dihadapi. Namun, sekaligus, ada juga ketidakpastian dan ketakutan yang mengelilingi berita tersebut. Ini menciptakan nuansa ambivalen—di satu sisi, berita mengingatkan kita akan penderitaan, tetapi di sisi lain, juga bisa menyatukan orang dalam kasih sayang.

Kekuasaan dan Ketidakpastian

Sidharta melanjutkan dengan menggambarkan berita yang membuat "bingung dan kalap mereka yang sedang mabok kuasa." Dalam konteks ini, penyair menunjukkan bahwa berita tidak selalu berdampak positif. Berita juga dapat menciptakan kebingungan dan ketidakpastian, terutama bagi mereka yang berkuasa dan mungkin menyalahgunakan kekuasaan mereka. Frasa "mabok kuasa" mengindikasikan bahwa ketidakstabilan dan penyalahgunaan kekuasaan dapat menyebabkan ketidakpastian yang lebih besar di masyarakat.

Perbandingan antara Amat dan Pierre

Dalam puisi ini, Sidharta memperkenalkan dua tokoh, Amat dan Pierre, yang merayakan "hari kelahiran." Mereka dianggap sebagai simbol harapan dan perkembangan untuk diri mereka dan tanah airnya. Dengan menggunakan nama-nama ini, penyair menciptakan gambaran kontras antara mereka yang merayakan kehidupan dan kemajuan dan mereka yang terjebak dalam penderitaan dan ketakutan.

Kesadaran Sosial dan Harapan

Di bagian akhir puisi, terdapat pernyataan bahwa berita diterima dengan "hati yang berbeda-beda," menciptakan perpecahan antara mereka yang merasa ketakutan dan putus asa dan mereka yang memiliki harapan dan semangat untuk berkembang. Penyair mengingatkan kita bahwa dalam menghadapi berita yang berbeda, kita perlu memiliki kesadaran sosial dan empati terhadap sesama.

Refleksi atas Berita dan Kehidupan

Puisi "Berita Merah" karya Adi Sidharta adalah sebuah kritik sosial yang tajam terhadap dampak berita dalam kehidupan masyarakat. Melalui ungkapan-ungkapan yang kuat, Sidharta mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana berita dapat membentuk cara kita memahami dunia, menghubungkan kita dalam kasih sayang, tetapi juga memicu kebingungan dan ketakutan.

Di era informasi yang cepat dan beragam, puisi ini mengingatkan kita akan tanggung jawab kita sebagai individu untuk menyikapi berita dengan bijak, memperhatikan dampaknya terhadap orang-orang di sekitar kita, serta mencari harapan dan perkembangan di tengah situasi yang sering kali tidak menentu. Puisi ini adalah sebuah ajakan untuk tidak hanya menjadi konsumen berita, tetapi juga menjadi bagian dari perubahan yang lebih positif dalam masyarakat.

Adi Sidharta
Puisi: Berita Merah
Karya: Adi Sidharta

Biodata Adi Sidharta:
  • Adi Sidharta (biasa disingkat A.S. Dharta) lahir pada tanggal 7 Maret 1924 di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat.
  • Adi Sidharta meninggal dunia pada tanggal 7 Februari 2007 (pada usia 82 tahun) di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat.
  • Adi Sidharta memiliki banyak nama pena, antara lain Kelana Asmara, Klara Akustia, Yogaswara, Barmaraputra, Rodji, dan masih banyak lagi.
© Sepenuhnya. All rights reserved.