Puisi: Airmata (Karya D. Kemalawati)

Puisi Airmata merupakan refleksi mendalam tentang bagaimana airmata bisa menjadi bagian dari kehidupan yang indah, meskipun kadang disertai dengan ...
Airmata

Airmata ini seperti lebah
pulang ke rumah madu
di ujung cabang tertinggi
dalam senyap sepi
dengan sayap embun
mewarnai daun
airmata ini
biar menggenang di sari bunga
biar matahari dan bulan merawatnya
biar bila kering muasalnya
basah balam cahaya-Nya.

Banda Aceh, Februari 2015

Analisis Puisi:

Puisi Airmata karya D. Kemalawati adalah sebuah karya yang sarat dengan simbolisme dan makna yang dalam. Dalam puisi ini, Kemalawati menggunakan airmata sebagai metafora untuk menggambarkan perasaan, harapan, dan hubungan antara manusia dengan alam dan Sang Pencipta.

Airmata sebagai Simbol Kehidupan

Pembuka puisi dengan kalimat “Airmata ini seperti lebah” langsung membawa pembaca untuk memahami bahwa airmata bukan sekadar ekspresi kesedihan, tetapi juga merupakan bagian dari siklus kehidupan. Lebah, yang dikenal sebagai simbol kerja keras dan penghasil madu, menunjukkan bahwa airmata dapat menghasilkan sesuatu yang manis, yaitu kenangan dan pengalaman hidup yang berharga.

Perjalanan Menuju Kehangatan

Frasa “pulang ke rumah madu di ujung cabang tertinggi” menyoroti perjalanan airmata yang memiliki tujuan mulia. Dalam konteks ini, airmata tidak hanya mencerminkan kesedihan, tetapi juga pencarian akan kehangatan dan kedamaian. Rumah madu dapat dilihat sebagai tempat perlindungan, di mana rasa sakit dapat disembuhkan dan diubah menjadi kebahagiaan.

Kesunyian dan Keberadaan

Kata “dalam senyap sepi” menciptakan nuansa tenang, di mana airmata dapat ditemukan dalam momen-momen hening. Kesunyian ini memberikan ruang bagi refleksi dan introspeksi, di mana seseorang dapat merenungkan pengalaman hidupnya. Momen sepi ini juga memberi kekuatan untuk menyadari keindahan yang ada di sekitar kita, meski dalam kesedihan.

Hubungan dengan Alam

Kemalawati melanjutkan dengan menggambarkan “sayap embun mewarnai daun.” Dalam konteks ini, airmata berinteraksi dengan alam, menambah keindahan dan kedalaman pengalaman manusia. Sayap embun menandakan kelembutan dan kesegaran, yang memberi makna bahwa airmata, meskipun muncul dari kesedihan, juga dapat membawa keindahan dan kehidupan baru.

Proses Penyembuhan

Ketika puisi menyebutkan “airmata ini biar menggenang di sari bunga,” ada nuansa penerimaan dan harapan. Sari bunga, yang merupakan bagian terpenting dari tanaman, menandakan bahwa airmata akan menyuburkan dan memberikan kehidupan baru. Ini menunjukkan bahwa perasaan yang tampaknya menyakitkan dapat berfungsi untuk memberi kehidupan dan kekuatan baru bagi diri sendiri dan orang lain.

Perlindungan Ilahi

Bagian terakhir puisi, “biar matahari dan bulan merawatnya,” menciptakan gambaran tentang perlindungan alam semesta. Matahari dan bulan, yang merupakan simbol kekuatan dan stabilitas, menggambarkan dukungan dan kehadiran yang konstan. Ini menandakan bahwa kita tidak sendirian dalam perjalanan hidup; ada kekuatan yang lebih besar yang selalu menjaga dan merawat kita.

Menghadapi Kesedihan dengan Harapan

Puisi Airmata merupakan refleksi mendalam tentang bagaimana airmata bisa menjadi bagian dari kehidupan yang indah, meskipun kadang disertai dengan kesedihan. D. Kemalawati berhasil menangkap esensi bahwa kesedihan dan kebahagiaan saling berhubungan, dan airmata bisa membawa harapan serta pertumbuhan.

Melalui simbolisme yang kuat dan deskripsi yang puitis, puisi ini mengajak pembaca untuk menghargai setiap emosi yang ada, termasuk airmata. Airmata bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti, tetapi sebuah pengalaman yang dapat membimbing kita menuju kehidupan yang lebih baik, penuh keindahan dan makna. Dengan mengizinkan airmata untuk mengalir, kita membiarkan diri kita tumbuh dan terhubung dengan dunia di sekitar kita, serta menerima dukungan yang selalu ada dari alam dan pencipta.

D. Kemalawati
Puisi: Airmata
Karya: D. Kemalawati

Biodata D. Kemalawati:
  • Deknong Kemalawati lahir pada tanggal 2 April 1965 di Meulaboh, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.