Pilih Tetap Bertahan atau Pindah Jurusan?

Saya sangat suka dengan dunia sains terutama pada pelajaran biologi dan kimia, nilai saya di kedua mata pelajaran tersebut sangat baik yaitu ...

Kebanyakan siswa kelas 12 SMA sederajat pasti akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi dengan jurusan yang mereka inginkan. Perasaan ketika diterima di PTN impian harusnya menjadi hal yang menggembirakan. Namun hal itu tidak berlaku bagi saya, bingung harus senang atau sedih untuk menerima jurusan yang bukan saya inginkan. 

Sejak kecil saya mempunyai cita-cita menjadi seorang dokter. Ketertarikan saya pada dunia kesehatan dimulai karena waktu kecil saya sering sakit dan selalu bertemu dengan dokter hal itu membuat saya termotivasi dan bersemangat untuk menjadi dokter agar bisa membantu banyak orang di bidang kesehatan dan dukungan keluarga sangat terasa penuh dalam mendukung saya meraih impian. Namun dilema soal keuangan menjadi permasalahan terbesar saya dalam meraih cita-cita.

Ya, sudah menjadi rahasia umum bahwa untuk menempuh pendidikan dokter membutuhkan uang yang tidak sedikit. Selain itu studi pendidikan dokter yang membutuhkan waktu cukup lama menjadi alasan yang mendasari juga. Bukan tidak sabar tetapi dilema melawan usia orang tua yang terus bertambah menjadi tantangan akan cita-cita tersebut.

Pilih Tetap Bertahan atau Pindah Jurusan

Tempelan kertas-kertas bertulisan Maba Fakultas Kedokteran 2024 menghiasi dinding meja belajar, merupakan salah satu sumber energi saya dalam meraih impian. Namun masalah keuangan membuat saya harus merelakan impian menjadi seorang dokter, perasaan sedih selalu membayangi saya dalam merelakan impian. Setiap saat selalu meminta petunjuk kepada Allah agar dipermudah dalam merelakan jurusan kedokteran serta meminta jalan yang terbaik untuk saya ke depannya.

Merelakan bukan berarti membuat saya tidak bersemangat lagi dalam belajar, namun hal tersebut menjadi pacuan saya untuk terus berkembang dan dapat membuktikan yang terbaik demi masa depan.

Usaha yang saya berikan membuahkan hasil, saya berhasil mendapatkan kuota khusus untuk mendaftar perguruan tinggi negeri melalui jalur prestasi. Rasa senang dan bangga saya sampaikan kepada orang-orang tersayang. Namun dilema bingung dengan jurusan yang akan dipilih muncul kembali di benak pikiran saya. Keinginan untuk masuk jurusan kedokteran kembali muncul, tapi sama seperti dahulu, saya tidak mungkin mengambil jurusan kedokteran karena masalah keuangan yang sedang tidak baik pada saat itu.

Saya sangat suka dengan dunia sains terutama pada pelajaran biologi dan kimia, nilai saya di kedua mata pelajaran tersebut sangat baik yaitu dengan rata-rata nilai 95 ke atas. Seharusnya saya berani mengambil pilihan jurusan kedokteran dalam mendaftar SNBP tetapi saya terpengaruh oleh kata-kata orang di sekitar yang membuat saya tidak memilih jurusan kedokteran dan malah memilih jurusan pendidikan kimia dan jurusan keperawatan.

Sekitar satu bulan menunggu keputusan hasil SNBP apakah diterima atau tidak, saya mendapatkan informasi bahwa ada universitas di bawah naungan kementerian pertahanan yang membuka peluang kuliah anak negeri tanpa biaya. Dan alangkah terkejutnya, ketika melihat di Universitas Pertahanan terdapat jurusan kedokteran. Saya kemudian tertarik dan ingin mencoba mendaftar. 

Namun bukannya memanfaatkan peluang yang ada, saya justru melewatkan kesempatan untuk mendaftar di Universitas Pertahanan. Hal itu disebabkan karena rasa takut, belum adanya bekal untuk menghadapi seleksi masuk. Sedih, marah, kecewa melengkapi perasaan saat itu.

Hari pengumuman SNBP tiba, alangkah bersyukurnya saya karena telah diterima di Universitas yang telah saya daftar. Namun kegundahan hati dengan jurusan yang tidak sesuai ikut melengkapi hari itu.

Gejolak hati menerima jurusan setiap hari membayangi pikiran. Akhirnya diri sendiri pun mencoba berdamai, setelah dipikirkan lagi terdapat sisi positifnya, saya mencoba mencari hal apa yang membuat bahagia menjalani atau memilih pendidikan kimia.

Hanya untuk berdamai dengan diri sendiri, saya berpikir di kedokteran pasti lebih membutuhkan banyak uang dan waktu untuk terus belajar. Di pendidikan kimia akan lebih menyenangkan karena pelajaran kimia termasuk yang saya suka pula.

Dari tujuan utama saya mempunyai cita-cita sebagai dokter untuk mengabdi pada bidang kesehatan, dialihkan dengan tujuan baru saya di jurusan pendidikan kimia, yaitu saya mempunyai cita-cita untuk mengabdikan diri saya di daerah timur dengan tujuan menyetarakan pendidikan dan kualitas pendidikan yang ada di sana serta mengembangkan SDM bangsa berkualitas yang dapat bertanding dengan kualitas SDM negara lain, khususnya dalam bidang sains, dan juga saya memiliki cita-cita untuk menemukan suatu penemuan yang dapat membantu penyelesaian permasalahan dunia pendidikan sains. 

Jika hari ini ditanya, apakah masih ada keinginan untuk berpindah jurusan? Tentu jawaban saya masih ada keinginan, namun saya sudah sayang dengan pendidikan kimia. Jika kalau saya diterima di jurusan yang saya inginkan pada tahun depan, saya akan sangat merindukan kenangan yang sudah dilalui di pendidikan kimia. Namun, kenapa kalau sudah sayang malah ditinggal? Jawabannya cukup sederhana yaitu selagi kita masih punya kesempatan maka kita harus berani mencobanya, kegagalan adalah suatu pembelajaran untuk berkembang dan pengalaman akan membuat kita bertumbuh. Lebih baik gagal mencoba dari pada menyesal tidak pernah mencoba. Yakinlah pada kemampuan dirimu dan buktikan dengan berusaha, hasilnya akan sangat membanggakan dan buat dirimu dan keluargamu bangga. Jalani dahulu yang telah kamu dapat, ubahlah dengan pencapaian yang luar biasa.

Dari pengalaman yang saya ceritakan, saya berharap pembaca dapat mengambil pembelajaran dan nilai penting. Apapun cita-cita kita, harus diusahakan terlebih dahulu, jangan takut mencoba dan jangan menyerah, setiap langkah yang kita tempuh pasti terdapat kemudahan dan hasil yang memuaskan. Apakah pembaca juga berpendapat yang sama?

Biodata Penulis:

Dinda Fitri Fadhilah, lahir pada tanggal 30 September 2006, merupakan mahasiswa aktif Universitas Sebelas Maret.

© Sepenuhnya. All rights reserved.