Puisi: Zombie (Karya Beno Siang Pamungkas)

Puisi "Zombie" karya Beno Siang Pamungkas mengeksplorasi bagaimana usaha-usaha untuk mengancam atau menghancurkan seseorang menjadi tidak berarti ...
Zombie

Percuma saja berkali-kali kau kirim racun ikan, teluh dukun dan pembunuh bayaran, bombardir sinyal elektrik, SMS ancaman dan virus bernama segala dewa, bahkan di setiap kuburan kau gali sebuah lubang, barang kali kapan saja aku singgahi kota itu, percuma saja kau lakukan semua itu, karena bagaimana bisa kau mengancam orang yang setiap hari bunuh diri dengan gaya yang berbeda, tolong katakan juga, bagaimana caramu membunuh orang yang sudah lama mati.

2009

Analisis Puisi:

Puisi "Zombie" karya Beno Siang Pamungkas adalah karya yang mengeksplorasi tema kematian, ketahanan, dan keterasingan dengan cara yang intens dan menggugah. Dalam puisi ini, Beno Siang Pamungkas menggunakan metafora zombie untuk menggambarkan seseorang yang seolah-olah tidak dapat dihancurkan atau diancam, terlepas dari berbagai usaha yang dilakukan terhadapnya.

Struktur dan Tema

Puisi ini dimulai dengan serangkaian tindakan yang tampaknya tidak efektif dalam mengatasi seseorang:

"Percuma saja berkali-kali kau kirim racun ikan, teluh dukun dan pembunuh bayaran, bombardir sinyal elektrik, SMS ancaman dan virus bernama segala dewa"

Kalimat ini mencantumkan berbagai metode yang digunakan untuk mengancam atau menyerang seseorang, dari racun hingga sihir dan teknologi modern. Penggunaan teknik-teknik ini menunjukkan upaya yang dilakukan untuk mengatasi atau menghancurkan sesuatu yang tampaknya tidak bisa ditaklukkan.

Metafora Zombie

Pernyataan berikutnya menunjukkan betapa sia-sianya usaha-usaha tersebut:

"bahkan di setiap kuburan kau gali sebuah lubang, barang kali kapan saja aku singgahi kota itu"

Di sini, penulis mengaitkan upaya untuk menghancurkan dengan tindakan yang ekstrem, seperti menggali lubang di setiap kuburan. Ini menambahkan nuansa absurditas dan ketidakberdayaan terhadap segala usaha tersebut.

"percuma saja kau lakukan semua itu, karena bagaimana bisa kau mengancam orang yang setiap hari bunuh diri dengan gaya yang berbeda"

Bagian ini memperkenalkan konsep yang lebih mendalam mengenai ketahanan dan keputusasaan. Dengan menyebutkan bahwa seseorang "setiap hari bunuh diri dengan gaya yang berbeda," penulis menunjukkan bahwa individu tersebut sudah berada dalam kondisi yang ekstrem dan terputus dari kehidupan biasa. Ini melambangkan ketidakmampuan untuk mempengaruhi atau mengubah keadaan seseorang yang sudah berada dalam keadaan mati secara emosional atau spiritual.

Kematian dan Ketidakberdayaan

Puisi ini diakhiri dengan pertanyaan retoris tentang bagaimana cara membunuh seseorang yang sudah lama mati:

"tolong katakan juga, bagaimana caramu membunuh orang yang sudah lama mati."

Pernyataan ini menekankan tema kematian dan ketidakberdayaan. Menggambarkan seseorang sebagai sudah lama mati menunjukkan bahwa orang tersebut tidak dapat dihancurkan lebih lanjut karena mereka sudah berada dalam keadaan di luar jangkauan tindakan biasa.

Puisi "Zombie" karya Beno Siang Pamungkas adalah puisi yang mendalami tema kematian, ketahanan, dan absurditas dengan cara yang kuat dan emosional. Dengan menggunakan metafora zombie, penulis mengeksplorasi bagaimana usaha-usaha untuk mengancam atau menghancurkan seseorang menjadi tidak berarti ketika orang tersebut sudah berada dalam keadaan kematian emosional atau spiritual. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana beberapa keadaan atau individu mungkin berada di luar jangkauan pengaruh atau perubahan, menggambarkan kekuatan dan keputusasaan dengan bahasa yang mendalam dan simbolis.

"Puisi: Zombie"
Puisi: Zombie
Karya: Beno Siang Pamungkas
© Sepenuhnya. All rights reserved.