Puisi: Zahrotul (Karya Mardi Luhung)

Puisi "Zahrotul" karya Mardi Luhung menawarkan pandangan mendalam tentang pengalaman manusia, pencarian cinta, dan kekecewaan.
Zahrotul
(langgam blambangan)

Peri belia yang menunggang daun menyusuri Kalisetail. Mencari kekasihnya yang katanya dikirim lewat kereta Rogojampi. Kereta yang juga mengirim nyali para penyabung. Yang telah memasang taji di keningnya. Agar dapat menempur para penyeleweng di lereng Kumitir. Para penyeleweng yang kerap memotong sabuk tanggul. Sampai arus kedung menghilang ke Alas Purwa. Dan, ya, Kang Mas, Kang Mas... begitu harapan peri belia. Seperti harapan belalang di lubang gembok-gerbang-kampung Sempusari. Belalang yang punya sungut melengkung. Dan warna sesamar hantu Pakis bulan yang keenam. Hantu Pakis yang menangis lewat kelok jurang Mrawan. Tangisan yang membuat semua yang tampak jadi menyurut. Untuk kemudian melepuh. Dan melepuhi tiap genting. Juga tiap genting yang dimiliki orang-orang Using yang tak asing itu. Tapi, adakah, adakah kekasih peri belia itu akan segera tersua? Sayangnya tidak. Dan sayangnya juga, peri belia yang menunggang daun itu cuma bisa terus menyusuri Kalisetail. Dan di sepanjang susurannya (mulai dari Glenmore sampai ujung Kalipahit) peri belia pun cuma mendapat gelap. Dan di dalam gelap itu, ada yang terdengar sedang menyamak Gandrung. Ada yang terdengar sedang mendengung. Dan ada juga yang dengan diam-diam menjulurkan lengannya. Seperti juluran lengan milik sang Menak Blambangan. Lengan yang persis di otot pusatnya terselip sekepal saga yang tampak begitu menjantung. Tampak begitu ingin meronta. Meronta di dalam kelebat harapan yang tak akan pernah sempat terjamah. Lihatlah, kereta Rogojampi pun lewat sudah!

Gresik, 2008

Analisis Puisi:

Puisi "Zahrotul" karya Mardi Luhung adalah sebuah karya yang menggabungkan unsur mitologi, simbolisme, dan narasi yang kompleks. Menggunakan latar yang kaya dengan elemen budaya dan alam, puisi ini menyuguhkan kisah tentang peri belia yang mencari kekasihnya, tetapi menghadapi berbagai rintangan dan misteri di sepanjang perjalanan. Melalui bahasa yang imajinatif dan simbolik, Mardi Luhung menciptakan sebuah puisi yang penuh dengan makna dan refleksi tentang pencarian, harapan, dan kehilangan.

Tema

  • Pencarian dan Harapan: Puisi ini mengisahkan perjalanan peri belia yang menunggang daun, simbol keputusasaan dan pencarian cinta sejati. Pencarian ini dilambangkan dengan perjalanan melewati berbagai tempat yang penuh dengan simbolisme, seperti Kalisetail, Rogojampi, dan Kumitir. Harapan peri belia untuk menemukan kekasihnya menggarisbawahi tema utama puisi, yaitu pencarian dan keinginan yang tak pernah benar-benar terwujud.
  • Simbolisme dan Mitologi: Simbolisme memainkan peran penting dalam puisi ini. Daun yang ditunggangi peri belia, kereta Rogojampi, dan belalang dengan sungut melengkung semuanya mengandung makna yang mendalam. Kereta Rogojampi, misalnya, merupakan simbol perjalanan dan nasib, sementara belalang dan hantu Pakis menggambarkan unsur-unsur budaya dan mitologi lokal yang memberikan warna pada narasi.
  • Kehilangan dan Kegelapan: Perjalanan peri belia yang berakhir dalam gelap menggambarkan tema kehilangan dan kegelapan. Meskipun dia telah melewati berbagai tempat dan menghadapi banyak tantangan, akhirnya dia hanya menemukan gelap. Ini mencerminkan rasa frustrasi dan kekecewaan yang mendalam, serta ketidakmampuan untuk mencapai tujuan yang diidamkan.

Gaya Bahasa dan Teknik

  • Imaji dan Metafora: Puisi ini kaya dengan imaji yang kuat dan metafora yang kompleks. Misalnya, "peri belia yang menunggang daun" dan "kereta Rogojampi" menciptakan gambaran visual yang jelas dan penuh makna. Penggunaan metafora ini membantu memperdalam makna puisi dan memberikan lapisan tambahan pada cerita yang disampaikan.
  • Alur Narasi: Alur narasi dalam puisi ini bersifat puitis dan non-linear, mencerminkan perjalanan batin peri belia. Dari awal pencarian hingga akhir yang gelap, narasi menggambarkan perjalanan yang penuh dengan simbolisme dan tantangan. Ini menciptakan struktur yang memungkinkan pembaca untuk merasakan kompleksitas emosi dan pengalaman peri belia.
  • Penggunaan Nama Tempat dan Karakter: Nama-nama tempat seperti Kalisetail, Glenmore, dan Kalipahit, serta karakter seperti Kang Mas dan Menak Blambangan, memberikan konteks budaya yang mendalam. Nama-nama ini menambah rasa autentisitas dan keterhubungan dengan tradisi serta mitologi lokal.

Makna dan Refleksi

  • Pencarian yang Tak Pernah Berakhir: Puisi ini menggambarkan pencarian yang tampaknya tidak akan pernah mencapai tujuannya. Peri belia yang terus-menerus mencari kekasihnya hanya menemukan gelap dan kesulitan, mencerminkan kenyataan bahwa beberapa pencarian mungkin tidak pernah berakhir dengan kepuasan atau pencapaian yang diinginkan.
  • Keterhubungan dengan Budaya dan Mitologi: Penggunaan elemen budaya dan mitologi dalam puisi ini menunjukkan keterhubungan mendalam dengan tradisi lokal. Ini mengundang pembaca untuk mempertimbangkan bagaimana cerita dan simbol dari budaya tertentu dapat mempengaruhi dan membentuk pemahaman kita tentang pengalaman manusia.
  • Refleksi tentang Harapan dan Kekecewaan: Puisi ini juga mencerminkan harapan dan kekecewaan yang mendalam. Meskipun peri belia memiliki harapan besar, akhirnya dia hanya menemukan gelap. Ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana harapan dan impian sering kali bertentangan dengan kenyataan dan bagaimana kita harus menghadapi kekecewaan.
Puisi "Zahrotul" karya Mardi Luhung adalah sebuah karya yang kaya dengan simbolisme dan makna, menggambarkan pencarian dan harapan melalui narasi yang penuh warna. Dengan penggunaan imaji yang kuat, metafora, dan elemen budaya, puisi ini menawarkan pandangan mendalam tentang pengalaman manusia, pencarian cinta, dan kekecewaan. Melalui gaya bahasa yang imajinatif dan alur yang kompleks, Mardi Luhung berhasil menciptakan sebuah puisi yang tidak hanya menyentuh tetapi juga mengundang refleksi mendalam tentang perjalanan batin dan hubungan dengan budaya serta mitologi.

Mardi Luhung
Puisi: Zahrotul
Karya: Mardi Luhung

Biodata Mardi Luhung:
  • Mardi Luhung lahir pada tanggal pada 5 Maret 1965 di Gresik, Jawa Timur.
© Sepenuhnya. All rights reserved.