Puisi: Wayang Golek Tanah Priangan (Karya Irawan Sandhya Wiraatmaja)

Puisi "Wayang Golek Tanah Priangan" menyoroti bagaimana seni dapat mencerminkan dan memperdalam pemahaman kita tentang sejarah, budaya, dan ...
Wayang Golek Tanah Priangan

dan adegan pun dimulai. Cerita telah ditulis dalam kitab
cahaya membuka. Kaupun bergerak, tangan pelahan
memainkan suluk di atas pentas. Suara kendang mengentak
sebagai isyarat bermula. Suara sinden masuk, mendayu-dayu

"di tanah yang subur, kita merawat bumi agar tumbuh
pepohonan, rerumputan hijau, ilalang, bunga bermekaran
doa dipanjatkan ke atas langit, suara lakon dimainkan"

"inilah cerita tentang hidup," dalang bertutur kata-kata
diiringi saron, bonang, kenong, gong, dan gambang
lakon carangan dihidupkan. Gerak tubuh, tangan menunjuk
dan bergerak memintas sejarah. Perjalanan masa silam

di separuh waktu, dalang membagi watak lakon
seperti kita -- manusia -- yang hidup di mana tanah berpijak
memainkan garis takdir dan langkah kaki berpijak.

2021

Analisis Puisi:

Puisi "Wayang Golek Tanah Priangan" karya Irawan Sandhya Wiraatmaja menggambarkan kekayaan tradisi wayang golek sebagai metafora untuk perjalanan hidup dan sejarah. Dengan memanfaatkan elemen-elemen teatrikal dari wayang golek, puisi ini menyajikan sebuah gambaran yang mendalam tentang bagaimana seni tradisional mencerminkan kehidupan dan budaya masyarakat.

Puisi ini memanfaatkan unsur-unsur tradisional dari wayang golek, sebuah seni pertunjukan boneka khas Jawa Barat, untuk mengeksplorasi tema-tema seperti kehidupan, sejarah, dan hubungan manusia dengan tanah tempat mereka berpijak. Melalui gambaran teatrikal dan simbolis, puisi ini menyajikan pandangan yang kaya tentang bagaimana cerita dan lakon tradisional memainkan peran dalam merefleksikan kehidupan.

Adegan dan Setting

"dan adegan pun dimulai. Cerita telah ditulis dalam kitab" - Puisi ini membuka dengan penekanan pada dimulainya sebuah pertunjukan, di mana cerita dan sejarah terungkap melalui wayang golek. Penggunaan frasa "cerita telah ditulis dalam kitab" menunjukkan bahwa kisah yang akan disampaikan memiliki akar yang dalam dalam tradisi dan budaya, diabadikan dalam tulisan dan pertunjukan.

Penggambaran Pentas dan Musik

"Suara kendang mengentak sebagai isyarat bermula. Suara sinden masuk, mendayu-dayu" - Gambaran suara kendang dan sinden menciptakan suasana yang kaya dan autentik, menandakan awal dari pertunjukan wayang golek. Musik tradisional ini berfungsi sebagai latar belakang yang menghidupkan cerita, memberikan nuansa yang mendalam dan menghubungkan penonton dengan suasana pertunjukan.

Pesan Cerita dan Lakon

"di tanah yang subur, kita merawat bumi agar tumbuh pepohonan, rerumputan hijau, ilalang, bunga bermekaran" - Puisi ini menggambarkan hubungan antara manusia dan tanah tempat mereka hidup, menunjukkan bagaimana manusia memelihara dan merawat bumi. Ini mencerminkan nilai-nilai budaya yang penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, serta tanggung jawab terhadap lingkungan.

"inilah cerita tentang hidup," dalang bertutur kata-kata diiringi saron, bonang, kenong, dan gambang" - Dalang, sebagai pencerita utama dalam wayang golek, memainkan peran penting dalam menyampaikan cerita dan nilai-nilai moral. Penggunaan alat musik tradisional seperti saron, bonang, kenong, dan gambang menambahkan dimensi yang mendalam pada pertunjukan, menyoroti pentingnya seni dalam menyampaikan cerita hidup.

Simbolisme dan Metafora

"Gerak tubuh, tangan menunjuk dan bergerak memintas sejarah" - Gerakan tubuh dan tangan dalang mencerminkan cara sejarah dan kisah hidup dihidupkan kembali melalui seni. Ini menunjukkan bahwa cara kita memahami dan meresapi sejarah dan budaya sering kali bergantung pada cara kita menghidupkannya melalui seni dan tradisi.

"di separuh waktu, dalang membagi watak lakon seperti kita -- manusia -- yang hidup di mana tanah berpijak memainkan garis takdir dan langkah kaki berpijak" - Pemisahan watak dalam lakon menggarisbawahi bagaimana berbagai aspek kehidupan manusia diperankan dalam cerita, menggambarkan peran setiap individu dalam sejarah dan takdir mereka sendiri. Ini menunjukkan bahwa seperti dalam lakon, kehidupan manusia juga merupakan bagian dari sebuah narasi yang lebih besar, dengan setiap individu memainkan peran mereka sendiri.

Puisi "Wayang Golek Tanah Priangan" karya Irawan Sandhya Wiraatmaja menawarkan refleksi mendalam tentang hubungan antara seni tradisional dan kehidupan. Dengan menggunakan simbolisme wayang golek, puisi ini menyoroti bagaimana seni dapat mencerminkan dan memperdalam pemahaman kita tentang sejarah, budaya, dan hubungan kita dengan tanah.

Melalui deskripsi yang jelas dan penggambaran yang kaya akan elemen-elemen tradisional, puisi ini mengajak pembaca untuk menghargai dan memahami kekayaan budaya serta pentingnya mempertahankan tradisi dalam kehidupan sehari-hari.

Irawan Sandhya Wiraatmaja
Puisi: Wayang Golek Tanah Priangan
Karya: Irawan Sandhya Wiraatmaja

Biodata Irawan Sandhya Wiraatmaja:
  • Irawan Sandhya Wiraatmaja adalah nama pena dari Dr. Mustari Irawan, M.P.A.
  • Mustari Irawan lahir pada tanggal 21 Juni 1959 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.