Vietnam
Di bumi Vietnam yang bersiram darah
Setiap tapaktanah dibela dengan nyawa
Dalam perjuangan menjunjung kedaulatan manusia ini
Pahlawan-pahlawan lahir, dan anak-anak pun lahir
Bendera kemerdekaan ditancapkan dalam bumi bersiram darah ini
Dipertahankan sampai dengan napas terakhir,
Karena di sini kemanusiaan dibela oleh manusia
Bukan oleh nuklir, dan bukan ajaran humanisme manapun
Di sini imperialisme adalah musuh yang dilawan
Dan musuh yang dihadapi pasti terkalahkan
Di bumi Vietnam yang berairan darah
Ibu-ibu memangku bedil menyusukan bayi
Petani-petani menyandang senjata mengerjakan sawah
Pemuda-pemuda bercumbu ditabiri asap mesiu
Begitulah kehidupan tumbuh, dan kasihpun tumbuh
Dalam pembelaan kemanusiaan untuk manusia
Perlawanan adalah moral, bukan sesuatu yang dikaji-kaji
Dan kemenangan dimulai dengan kesadaran akan cita- cita yang dituju
Di Vietnam imperialisme Amerika Serikat dicap sebagai musuh
Dan musuh harus dilawan dengan tekad mesti dikalahkan
Di bumi Vietnam yang berairan darah
Yangmati hanyalah penghianat-penghianat penggadai negeri
Orang-orang upahan yang cari senang menjual diri
Serdadu-serdadu umpan peluru tanpa kesadaran sebagai manusia
Dan imperialisme A-S, vampire raksasa yang karena serakah
Dipaksa menghisap darahnya sendiri
Dan menjilati bumi yang dikotorinya
Mereka ini mati tanpa didatangi malaikatmaut
Karena mereka membunuh sendiri kesadaran kemanusiaannya
Di Vietnam imperialisme A-S pasti mati dan melarikan bangkainya
Sedang manusia-manusia Vietnam akan tegak sebagai satu nasion-rakyat perkasa yang megah
23 Juli 1965
Analisis Puisi:
Puisi "Vietnam" karya HR. Bandaharo adalah sebuah karya yang mengungkapkan kekuatan semangat perjuangan dan nasionalisme yang mendalam. Dengan gaya yang penuh semangat dan perasaan patriotik, puisi ini menggambarkan keberanian dan keteguhan rakyat Vietnam dalam menghadapi agresi imperialisme.
Tema dan Pesan
- Perjuangan dan Pengorbanan: Puisi ini mengangkat tema perjuangan dan pengorbanan rakyat Vietnam dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan mereka. Bandaharo menyoroti bagaimana setiap lapisan masyarakat, dari petani hingga pemuda, terlibat dalam perjuangan bersenjata melawan imperialisme. Ada penekanan pada pengorbanan nyawa dan dedikasi yang tinggi dalam perlawanan ini, dengan tujuan menjaga kemanusiaan dan kedaulatan bangsa.
- Penegakan Kemanusiaan dan Moral: Tema lain yang kuat dalam puisi ini adalah penegakan kemanusiaan dan moral. Bandaharo menekankan bahwa perjuangan di Vietnam bukan hanya tentang kekuatan fisik atau strategi militer, tetapi juga tentang nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Puisi ini menyiratkan bahwa perlawanan terhadap imperialisme adalah kewajiban moral yang harus dilakukan dengan tekad dan kesadaran akan cita-cita yang lebih tinggi.
- Penolakan terhadap Imperialisme: Puisi ini juga secara jelas menolak imperialisme, khususnya yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Bandaharo menyebut imperialisme sebagai musuh utama yang harus dilawan dan dikalahkan. Penolakan ini diungkapkan dengan keras, dan puisi ini menggarisbawahi bahwa kemenangan atas imperialisme adalah suatu keharusan untuk mencapai kemerdekaan dan kebanggaan nasional.
Gaya Bahasa dan Struktur
- Bahasa yang Kuat dan Bersemangat: Bandaharo menggunakan bahasa yang kuat dan bersemangat untuk menyampaikan pesannya. Kata-kata seperti "berairan darah," "pembelaan kemanusiaan," dan "imperialisme A-S" memberikan kesan tegas dan penuh semangat perjuangan. Pilihan kata ini memperkuat pesan patriotik dan penolakan terhadap penjajahan.
- Imajeri dan Simbolisme: Puisi ini kaya akan imajeri dan simbolisme yang menggambarkan kondisi dan semangat perjuangan rakyat Vietnam. Gambaran seperti "ibu-ibu memangku bedil" dan "petani-petani menyandang senjata" menciptakan visual yang kuat dari kehidupan sehari-hari dalam perjuangan. Simbolisme ini memperkuat pesan tentang keterlibatan seluruh masyarakat dalam perlawanan.
- Struktur Naratif dan Rima: Puisi ini menggunakan struktur naratif yang menyampaikan alur cerita perjuangan dan penentangan terhadap imperialisme. Rima yang konsisten dan ritme yang kuat menambah kekuatan ekspresif dari puisi ini, membuatnya menjadi seruan yang berpengaruh dan menginspirasi.
Makna
- Kemanusiaan dan Identitas Nasional: Puisi ini menekankan pentingnya kemanusiaan dan identitas nasional dalam perjuangan melawan imperialisme. Bandaharo menunjukkan bahwa perjuangan di Vietnam bukan hanya tentang pertempuran fisik, tetapi juga tentang mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan dan kebanggaan nasional. Ini adalah pengingat bahwa kemerdekaan dan martabat bangsa harus dipertahankan dengan segala cara.
- Kritik terhadap Imperialisme: Ada kritik yang jelas terhadap imperialisme dalam puisi ini. Bandaharo menggambarkan imperialisme sebagai "vampire raksasa" yang serakah dan merusak, serta menunjukkan bagaimana agresi ini mencemari bumi dan menyedot darah rakyat Vietnam. Ini adalah pernyataan keras tentang dampak negatif dari penjajahan dan penindasan.
- Seruan untuk Kemenangan dan Kesadaran: Puisi ini juga merupakan seruan untuk kemenangan dan kesadaran. Bandaharo mengajak rakyat Vietnam untuk tetap bersatu dan teguh dalam perlawanan mereka. Ada keyakinan bahwa dengan tekad dan kesadaran yang kuat, imperialisme akan dikalahkan dan bangsa Vietnam akan berdiri megah sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Puisi "Vietnam" karya HR. Bandaharo adalah sebuah karya yang mengungkapkan semangat perjuangan dan patriotisme yang mendalam. Dengan bahasa yang kuat dan imajeri yang jelas, puisi ini menggambarkan keberanian rakyat Vietnam dalam menghadapi imperialisme dan pengorbanan yang mereka lakukan untuk mempertahankan kemerdekaan. Kritik terhadap imperialisme dan penekanan pada nilai-nilai kemanusiaan memberikan pesan yang kuat tentang pentingnya perjuangan untuk keadilan dan martabat. Puisi ini bukan hanya sebuah dokumentasi sejarah, tetapi juga seruan untuk terus berjuang dan mempertahankan identitas dan kemerdekaan bangsa.
Karya: HR. Bandaharo
Biodata HR. Bandaharo:
- HR. Bandaharo (nama lengkapnya Bandaharo Harahap) lahir di Medan pada tanggal 1 Mei 1917.
- HR. Bandaharo meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 1 April 1993.
- HR. Bandaharo adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.