Tuhan, Kepada Siapa Aku Harus Mengadu?
Tuhan, kepada siapa aku harus mengadu
Jalan ini sungguh membingungkan
Aku, selalu mengikis luka yang tak pernah sembuh
Aku tersungkur dan menari dalam kebimbangan
Layu dan letih menatap aku dengan risau yang kian terselimuti
Tuhan, kepada siapa aku harus mengadu
Kepergian ibu membawaku dalam dunia yang redup
Kau yang menggembirakan, Kau pula yang memberiku kehancuran
Esok adalah hari yang terang benderang, namun aku masih berada dalam kesuraman
Tuhan, oh Tuhanku……….
Tuhanku, apakah ini jalan terbaik yang Kau maksud?
Kembalikan masa indah kami, masa indah bersama ibunda tercinta
Tiada dia, membuat kami menjadi seperti diterlantarkan
Bawa serta kediamannya kepadaku, bila Engkau sedang tak sibuk
2024
Analisis Puisi:
Puisi "Tuhan, Kepada Siapa Aku Harus Mengadu?" karya Kristian Ndori adalah sebuah karya yang menggugah perasaan dan menggambarkan pengalaman pribadi yang mendalam. Puisi ini mencerminkan pergulatan batin seorang individu yang tengah menghadapi kehilangan dan pencarian makna dalam hidupnya. Melalui baris-baris yang penuh emosi, Ndori menyampaikan rasa kebingungan, kesedihan, dan kerinduan akan kehadiran yang hilang.
Tema dan Pesan
- Pergulatan Batin: Puisi ini menampilkan pergulatan batin yang dialami oleh penulis. Pertanyaan "Tuhan, kepada siapa aku harus mengadu?" menunjukkan ketidakpastian dan kebingungan yang mendalam. Jalan yang membingungkan dan luka yang tak pernah sembuh menggambarkan rasa sakit yang terus-menerus menghantui.
- Kehilangan dan Kesedihan: Kepergian ibu menjadi pusat dari kesedihan yang dialami oleh penulis. Dunia yang redup tanpa kehadiran ibu menciptakan suasana yang penuh dengan kesuraman dan kehilangan. Penulis merasa ditinggalkan dan terlantar, mencerminkan betapa besar pengaruh kehadiran ibu dalam hidupnya.
- Pencarian Makna dan Kepastian: Penulis meragukan apakah jalan yang ditempuh adalah yang terbaik, seperti yang dimaksudkan oleh Tuhan. Kerinduan untuk kembali ke masa indah bersama ibu tercinta menunjukkan pencarian makna dan keinginan untuk menemukan kembali kebahagiaan dan kedamaian yang hilang.
Gaya Bahasa dan Struktur
- Diksi Emosional: Ndori menggunakan diksi yang emosional untuk menggambarkan perasaan yang mendalam. Kata-kata seperti "mengadu," "membingungkan," "mengikis luka," "tersungkur," "kebimbangan," "layu," dan "letih" menciptakan suasana yang penuh dengan kesedihan dan kebingungan.
- Repetisi: Pengulangan frasa "Tuhan, kepada siapa aku harus mengadu" memberikan penekanan pada perasaan kebingungan dan ketidakpastian. Repetisi ini menggarisbawahi betapa besar rasa kehilangan dan kesedihan yang dirasakan oleh penulis.
- Pertanyaan Retoris: Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada Tuhan berfungsi sebagai pertanyaan retoris yang mengekspresikan keraguan dan pencarian jawaban. Ini menunjukkan betapa dalamnya pergulatan batin yang dialami oleh penulis.
Makna
- Ketidakpastian dan Pencarian Jawaban: Puisi ini menggambarkan ketidakpastian yang dialami oleh penulis dalam menghadapi kehilangan dan kesedihan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada Tuhan mencerminkan pencarian jawaban dan keinginan untuk memahami makna di balik penderitaan yang dialami.
- Rasa Kehilangan: Kepergian ibu menjadi sumber utama rasa kehilangan dalam puisi ini. Dunia yang redup tanpa kehadiran ibu menggambarkan betapa besar pengaruh kehadiran seorang ibu dalam hidup penulis. Penulis merasa terlantar dan merindukan kehadiran ibu yang memberikan kedamaian dan kebahagiaan.
- Harapan dan Kerinduan: Meskipun dilingkupi oleh kesedihan, puisi ini juga mencerminkan harapan dan kerinduan. Penulis berharap untuk kembali ke masa indah bersama ibu tercinta dan menemukan kembali kebahagiaan yang hilang. Ini menunjukkan bahwa di balik kesedihan yang mendalam, masih ada harapan untuk pemulihan dan kebahagiaan.
Puisi "Tuhan, Kepada Siapa Aku Harus Mengadu?" karya Kristian Ndori adalah sebuah karya yang mendalam dan emosional, menggambarkan pergulatan batin seorang individu dalam menghadapi kehilangan dan pencarian makna hidup. Dengan gaya bahasa yang penuh emosi dan struktur yang menekankan ketidakpastian dan kesedihan, Ndori berhasil menyampaikan perasaan yang mendalam dan menggugah perasaan pembaca. Puisi ini menawarkan wawasan tentang kompleksitas perasaan manusia dalam menghadapi kehilangan dan pencarian makna, serta pentingnya harapan dan kerinduan dalam proses pemulihan.
Karya: Kristian Ndori
Biodata Kristian Ndori:
- Kristian Ndori lahir di Watuneso, sebuah kelurahan yang ada di Kecamatan Lio Timur, Kabupaten Ende. Penulis merupakan mahasiswa aktif Sastra Inggris di Universitas Gajayana Malang. Ia sangat aktif menulis di berbagai portal media, di antaranya Mojok.co dan Semilir.co. Selain itu, penulis juga seorang penikmat buku. Ia pernah menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Katolik Watuneso, Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Wolowaru, Sekolah Menengah Atas Karitas Watuneso.