Televisi Tua dan Tape Radio Lama
Televisi tua dan tape radio lama berdua tergeletak di sudut gudang
Tape radio lama terkenang akan siaran radio dan khas suara analog kaset pita yang dulu pernah diputarkannya
Televisi tua terkenang akan hitam putih masa lampau yang dulu pernah ditayangkannya juga.
Mereka telah jatuh cinta kepada sinyal satelit yang pernah mereka berdua menangkapnya
Tape radio lama, berpikir, kalau mungkin saja besok dirinya akan dijual ke tukang rongsok dan akan digiling ke mesin daur ulang sana.
Televisi tua berpikir kalau mungkin saja dirinya juga akan dibuang ke penampungan sampah karena sudah terlalu berat untuk dibetulin si tukang elektroniknya
Televisi tua dan Tape radio lama saling bernostalgia di sudut gudang
Yang hanya bisa dipahami oleh mereka berdua
2024
Analisis Puisi:
Puisi "Televisi Tua dan Tape Radio Lama" karya Darwanto adalah sebuah refleksi yang menyentuh tentang nostalgia, keberadaan, dan proses pengunduran diri dari teknologi lama. Melalui gambaran dua perangkat elektronik kuno, Darwanto mengeksplorasi tema mengenai masa lalu, kemunduran, dan hubungan emosional yang bisa berkembang antara benda-benda yang telah usang.
Tema dan Makna
Puisi ini mengangkat tema nostalgia dan transisi teknologi dari masa lalu ke masa kini. Televisi tua dan tape radio lama mewakili teknologi yang pernah penting dan berfungsi dalam kehidupan manusia, namun kini berada di pinggiran, menghadapi kemungkinan untuk dihapuskan atau digantikan oleh teknologi yang lebih baru.
Gaya Bahasa dan Struktur
Darwanto menggunakan bahasa yang penuh dengan personifikasi untuk memberikan kehidupan pada televisi tua dan tape radio lama. Melalui deskripsi yang mendetail dan emotif, pembaca bisa merasakan nostalgia dan kekhawatiran perangkat-perangkat ini. Struktur puisi yang naratif dan deskriptif membantu mengungkapkan emosi dan refleksi perangkat tersebut dengan cara yang mendalam.
Puisi "Televisi Tua dan Tape Radio Lama" oleh Darwanto adalah sebuah karya yang reflektif dan emosional, menggambarkan nostalgia dan keberadaan perangkat teknologi lama. Dengan menggunakan personifikasi dan deskripsi mendalam, Darwanto berhasil menangkap perasaan perangkat yang telah usang namun masih memiliki kenangan dan nilai emosional. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan siklus hidup teknologi dan bagaimana kita, sebagai manusia, berhubungan dengan masa lalu dan perubahan.
Karya: Darwanto
Biodata Darwanto:
- Darwanto lahir pada tanggal 6 Maret 1994.