Puisi: Tawakkal (Karya Usmar Ismail)

Puisi "Tawakkal" karya Usmar Ismail mengajarkan tentang pentingnya ketenangan batin, kesabaran, dan keyakinan dalam menghadapi ujian.
Tawakkal

Tawakkal aku segenap sukma
Pabila cobaan datang bertubi
Hatiku reda menahan goda
Mendalam iman saat diuji

Baktiku padamu insan
Tidak perlu berbalas budi
Sudah kurasa deranya Tuhan
Dan Dia sekeras-keras penguji.

Apakah lagi hendak kauhujah
Engkau semut menggigit gajah.

Sumber: Puntung Berasap (Jakarta: Balai Pustaka, 1957)

Analisis Puisi:

Puisi "Tawakkal" karya Usmar Ismail adalah sebuah karya yang mengekspresikan ketenangan batin dan keteguhan iman dalam menghadapi cobaan hidup. Dengan bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini menggambarkan sikap tawakkal—penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan—sebagai respons terhadap ujian dan kesulitan.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi "Tawakkal" terdiri dari tiga bait yang masing-masing mengandung empat baris, kecuali bait terakhir dengan dua baris. Struktur ini memberikan keseimbangan antara ekspresi pribadi dan refleksi spiritual. Gaya bahasa yang digunakan Usmar Ismail adalah lugas dan langsung, namun tetap mengandung kekuatan puitis yang mendalam. Metafora dan perbandingan digunakan untuk menguatkan pesan dan memberi dampak emosional yang kuat.

"Tawakkal aku segenap sukma"

Baris ini menunjukkan sikap tawakkal atau penyerahan diri secara total. "Segenap sukma" menggambarkan komitmen penuh, bahwa tawakkal dilakukan dengan seluruh jiwa dan raga.

"Pabila cobaan datang bertubi"

Baris ini menggambarkan situasi ketika cobaan datang bertubi-tubi, menandakan ujian yang berat dan berkelanjutan. Ini mencerminkan kenyataan hidup yang penuh tantangan.

"Hatiku reda menahan goda"

Baris ini menunjukkan ketenangan batin dan ketahanan hati dalam menghadapi godaan dan kesulitan. "Hatiku reda" mencerminkan kedamaian dan kesabaran yang dicapai melalui tawakkal.

"Mendalam iman saat diuji"

Baris ini menegaskan bahwa iman akan semakin mendalam ketika seseorang diuji. Ini mencerminkan keyakinan bahwa ujian adalah kesempatan untuk memperkuat iman.

"Baktiku padamu insan"

Baris ini menyatakan pengabdian atau bakti kepada sesama manusia. Meskipun ada pengabdian kepada manusia, ini tidak memerlukan balasan atau imbalan.

"Tidak perlu berbalas budi"

Baris ini menegaskan bahwa pengabdian dilakukan tanpa mengharapkan balasan. Ini adalah refleksi dari sikap altruistik dan ketulusan.

"Sudah kurasa deranya Tuhan"

Baris ini menunjukkan bahwa penulis sudah merasakan ujian dari Tuhan dan telah belajar dari pengalaman tersebut. "Deranya Tuhan" menggambarkan betapa beratnya ujian yang diberikan oleh Tuhan.

"Dan Dia sekeras-keras penguji."

Baris ini menegaskan bahwa Tuhan adalah penguji yang paling keras dan paling adil. Ini mencerminkan keyakinan bahwa segala ujian datang dari Tuhan dan merupakan bagian dari rencana-Nya.

"Apakah lagi hendak kauhujah"

Baris ini mengungkapkan sikap keputusasaan atau kebingungan terhadap pihak lain yang mungkin masih meragukan atau mempertanyakan. Ini mencerminkan frustrasi terhadap ketidakpahaman orang lain.

"Engkau semut menggigit gajah."

Baris ini menggunakan metafora "semut menggigit gajah" untuk menggambarkan betapa kecil dan tidak signifikan kritik atau pertanyaan dari pihak lain jika dibandingkan dengan keteguhan iman seseorang. Ini menunjukkan bahwa ujian dan penilaian dari Tuhan jauh lebih signifikan daripada keraguan manusia.

Tema dan Pesan

Tema utama puisi ini adalah tawakkal—penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan dalam menghadapi cobaan hidup. Puisi ini mengajarkan tentang pentingnya ketenangan batin, kesabaran, dan keyakinan dalam menghadapi ujian. Usmar Ismail menekankan bahwa ketulusan dalam pengabdian dan penyerahan diri adalah kunci untuk menghadapi tantangan hidup.

Pesan utama dari puisi ini adalah bahwa dalam menghadapi kesulitan dan ujian, sikap tawakkal yang tulus dan kesabaran adalah penting. Ujian dari Tuhan merupakan bagian dari rencana-Nya yang lebih besar, dan pengabdian yang tulus kepada Tuhan dan sesama manusia adalah hal yang harus diutamakan tanpa mengharapkan balasan.

Puisi "Tawakkal" karya Usmar Ismail adalah sebuah karya yang mendalam dan reflektif mengenai sikap tawakkal dan ketenangan batin dalam menghadapi ujian hidup. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini mengungkapkan pentingnya penyerahan diri kepada Tuhan dan ketulusan dalam pengabdian. Usmar Ismail berhasil menyampaikan pesan yang mendalam tentang keteguhan iman dan kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup, menginspirasi pembaca untuk mengadopsi sikap tawakkal dalam kehidupan mereka.

Puisi
Puisi: Tawakkal
Karya: Usmar Ismail

Biodata Usmar Ismail:
  • Usmar Ismail lahir pada tanggal 20 Maret 1921 di Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Ia adalah seorang sutradara, produser film, dan penulis naskah Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah perfilman Indonesia.
  • Usmar Ismail aktif dalam Gerakan Pujangga Baru, sebuah kelompok sastra yang berperan dalam perkembangan sastra Indonesia pada masa itu.
  • Usmar Ismail meninggal dunia pada tanggal 2 Januari 1971 (pada usia 49) di Jakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.