Puisi: Tafakur (Karya Ibrahim Sattah)

Puisi "Tafakur" karya Ibrahim Sattah mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan manusia dengan Tuhan dan realitas eksistensial yang dihadapi.
Tafakur

hhhuuu Allah
Darah dari lengannya tumpah
Luangkan ruang kanan dalam gaunggaib gunagunaMu
Dan kepadanya
Berikan

1972

Sumber: Horison (Desember, 1974)

Analisis Puisi:

Puisi "Tafakur" karya Ibrahim Sattah adalah sebuah karya yang penuh dengan muatan spiritual dan perenungan mendalam. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan manusia dengan Tuhan dan realitas eksistensial yang dihadapi.

Tema Utama

  • Refleksi Spiritual: Tema utama dalam puisi ini adalah refleksi spiritual, di mana penyair merenungkan hubungan manusia dengan Tuhan. Panggilan "hhhuuu Allah" di awal puisi menandakan sebuah doa atau seruan kepada Tuhan, menunjukkan bahwa puisi ini adalah bentuk komunikasi langsung dengan Yang Maha Kuasa.
  • Pengorbanan dan Penderitaan: Puisi ini juga menyinggung tema pengorbanan dan penderitaan, terlihat dari frasa "Darah dari lengannya tumpah." Penyair menggambarkan penderitaan fisik sebagai bagian dari perjalanan spiritual, mengaitkan pengalaman manusiawi dengan pencarian makna yang lebih tinggi.
  • Permohonan dan Penyerahan Diri: Puisi ini menggambarkan permohonan dan penyerahan diri kepada Tuhan. Dengan kata-kata "Luangkan ruang kanan dalam gaunggaib gunagunaMu" dan "Dan kepadanya Berikan," penyair memohon agar Tuhan memberikan ruang dan berkat kepada individu yang sedang mengalami penderitaan.

Penggunaan Bahasa dan Simbolisme

  • Bahasa Sederhana namun Mendalam: Ibrahim Sattah menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna. Penggunaan kata-kata seperti "hhhuuu Allah" dan "Darah dari lengannya tumpah" menciptakan gambar visual yang kuat dan mengajak pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam di balik kata-kata tersebut.
  • Simbolisme Darah dan Ruang Kanan: Darah dalam puisi ini melambangkan pengorbanan dan penderitaan manusia. Ruang kanan, dalam konteks spiritual, sering kali dikaitkan dengan tempat yang terhormat dan diberkati. Dengan memohon kepada Tuhan untuk meluangkan ruang kanan, penyair mengungkapkan keinginan agar penderitaan yang dialami mendapatkan pengakuan dan berkat dari Tuhan.
  • Gaunggaib dan Gunaguna: Penggunaan kata "gaunggaib" dan "gunaguna" menambah nuansa mistis dan spiritual pada puisi. Kata-kata ini mencerminkan dimensi yang tidak terlihat namun dirasakan, menggambarkan hubungan manusia dengan hal-hal yang berada di luar jangkauan fisik namun memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan spiritual.

Makna

  • Perenungan atas Hubungan dengan Tuhan: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan mereka dengan Tuhan. Seruan "hhhuuu Allah" mencerminkan sebuah doa atau panggilan yang tulus kepada Tuhan, menunjukkan bahwa pencarian makna dalam hidup sering kali membutuhkan komunikasi langsung dengan Yang Maha Kuasa.
  • Kesadaran akan Penderitaan dan Pengorbanan: Dengan menggambarkan darah yang tumpah dari lengan, puisi ini menyoroti realitas penderitaan dan pengorbanan dalam kehidupan manusia. Penyair mengaitkan penderitaan fisik dengan perjalanan spiritual, menunjukkan bahwa penderitaan dapat menjadi bagian dari pencarian makna yang lebih tinggi.
  • Permohonan akan Berkat dan Ruang: Puisi ini juga menggambarkan permohonan akan berkat dan ruang dalam dimensi spiritual. Dengan memohon agar Tuhan meluangkan ruang kanan dan memberikan berkat, penyair mengekspresikan keinginan agar penderitaan dan perjuangan manusia mendapatkan pengakuan dan berkat dari Tuhan.
Puisi "Tafakur" karya Ibrahim Sattah adalah sebuah karya yang mengandung refleksi spiritual dan perenungan mendalam tentang hubungan manusia dengan Tuhan. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan penderitaan, pengorbanan, dan permohonan akan berkat dari Tuhan. Simbolisme darah, ruang kanan, serta kata-kata seperti "gaunggaib" dan "gunaguna" menambah kedalaman makna puisi, menciptakan gambaran visual dan spiritual yang kuat. Karya ini menjadi sebuah perenungan mendalam tentang eksistensi manusia dan pencarian makna dalam hubungan dengan Yang Maha Kuasa.

Ibrahim Sattah
Puisi: Tafakur
Karya: Ibrahim Sattah

Biodata Ibrahim Sattah:
  • Ibrahim Sattah lahir pada tahun 1943 di Tarempa, Siantan, Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau.
  • Ibrahim Sattah meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 1988 (pada usia 43 tahun) di Pekanbaru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.