Puisi: Siksaan (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Siksaan" karya Subagio Sastrowardoyo mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti dan makna dari penderitaan dalam perjalanan hidup ...
Siksaan

Karena lelah
pernah ia mengetuk pintu
yang menuju sorga
tetapi orang roma yang menjaga
dengan lecut digenggam berkata:
Tunjukkan dulu kedua tangan yang berluka
sebelum itu pintu tak akan kubuka
Karena tubuhnya belum direntang
(serta tangannya dipaku di palang)
ia harus terus berjalan
menyeret salib yang berat di punggung
melewati lurung-lurung
sampai hari tua

Sumber: Keroncong Motinggo (1975)

Analisis Puisi:

Puisi "Siksaan" karya Subagio Sastrowardoyo menggambarkan gambaran tentang kehidupan manusia yang penuh dengan penderitaan dan ujian. Dalam analisis ini, kita akan mengeksplorasi beberapa tema dan pesan yang terkandung dalam puisi ini.

Penderitaan Manusia dalam Mencari Kebahagiaan: Puisi ini menggambarkan kehidupan manusia sebagai sebuah perjalanan penuh dengan penderitaan dan ujian. Metafora tentang mengetuk pintu menuju surga namun ditolak oleh penjaga yang meminta untuk melihat kedua tangan yang berluka menciptakan gambaran tentang kesulitan dan hambatan yang harus dihadapi manusia dalam mencari kebahagiaan dan pemenuhan spiritualnya.

Penolakan dan Penghakiman: Penolakan yang diterima oleh tokoh dalam puisi ini menciptakan gambaran tentang penghakiman dan penilaian yang kadang-kadang dialami oleh manusia dalam kehidupannya. Penjaga yang meminta untuk melihat tanda-tanda penderitaan sebelum membuka pintu surga mencerminkan sikap penghakiman dan ketidakmampuan untuk melihat kedalaman hati seseorang tanpa menilai dari penampilan fisiknya.

Penderitaan sebagai Bagian dari Perjalanan Hidup: Gambaran tentang tokoh yang harus terus berjalan dan menyeret salib yang berat di punggungnya menciptakan gambaran tentang penderitaan sebagai bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup manusia. Meskipun penuh dengan penderitaan, tokoh dalam puisi ini terus melangkah maju, melewati berbagai rintangan dan tantangan, menuju hari tua yang tak terelakkan.

Pembelajaran dan Pertumbuhan: Penderitaan yang dialami oleh tokoh dalam puisi ini dapat diinterpretasikan sebagai sebuah pembelajaran dan pertumbuhan spiritual. Meskipun penuh dengan kesulitan, penderitaan tersebut dapat menjadi sarana bagi tokoh untuk memperdalam pemahaman tentang dirinya sendiri, menguatkan iman, dan memperoleh kebijaksanaan yang diperlukan untuk menghadapi ujian hidup.

Puisi "Siksaan" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah refleksi yang mendalam tentang kehidupan manusia yang penuh dengan penderitaan dan ujian. Dengan menggunakan gambaran yang kuat dan bahasa yang menggugah, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti dan makna dari penderitaan dalam perjalanan hidup manusia, serta pentingnya ketabahan, keteguhan hati, dan pertumbuhan spiritual dalam menghadapinya.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Siksaan
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.