Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Si Jelita (Karya Bakdi Soemanto)

Puisi "Si Jelita" karya Bakdi Soemanto mengeksplorasi tema keindahan, kekuatan, dan keterbatasan melalui simbolisme yang mendalam dan bahasa yang ...
Si Jelita

Si jelita yang bernama setia
anggun meruangkan rangkum
bagi duka, wajah bunda
terselip di antara daunan
sepanjang waktu.

Seperti memanggil
di antara sunyi yang menggigil
kabut pegunungan menebal
di antara keasingan,
bertahan dari dorongan khianat.

Si perkasa yang bernama harga
mengembangkan lengan
dan di dalam lindung terasa
O, yang kerdil dan fana.

Dan waktu merontokkan
yang jelita, yang perkasa
tinggal telanjang sendirian,

Tanpa lindung, tanpa pautan
memang itu soalnya!

1974

Sumber: Kata (2007)

Analisis Puisi:

Puisi "Si Jelita" karya Bakdi Soemanto mengeksplorasi tema keindahan, kekuatan, dan keterbatasan melalui simbolisme yang mendalam dan bahasa yang puitis.

Tema Utama

  • Keindahan dan Kekuatan: Puisi ini memperkenalkan dua entitas utama: "Si Jelita" dan "Si Perkasa". "Si Jelita" melambangkan keindahan dan kelembutan, sementara "Si Perkasa" mewakili kekuatan dan harga diri. Keduanya saling kontras tetapi saling terkait dalam konteks kehidupan dan pengalaman manusia.
  • Keterbatasan dan Kerapuhan: Tema keterbatasan dan kerapuhan muncul ketika keindahan dan kekuatan, meskipun tampak agung dan menakjubkan, akhirnya harus menghadapi kenyataan waktu yang merontokkan segalanya. Puisi ini menggambarkan bagaimana keduanya, dalam keagungannya, tidak dapat menghindari kehampaan dan kesepian pada akhirnya.

Teknik Sastra

  • Metafora dan Simbolisme: "Si Jelita" dan "Si Perkasa" adalah metafora untuk keindahan dan kekuatan. "Si Jelita" diibaratkan sebagai sesuatu yang anggun dan penuh emosi, sedangkan "Si Perkasa" adalah simbol dari kekuatan dan harga diri. Metafora ini digunakan untuk menyampaikan pesan tentang nilai-nilai manusia dan bagaimana mereka terpengaruh oleh waktu.
  • Deskripsi dan Imaji: Deskripsi seperti "kabut pegunungan menebal" dan "wajah bunda terselip di antara daunan" menciptakan citra visual yang kuat dan menambah kedalaman emosional puisi. Imaji ini memperkuat tema keindahan yang rapuh dan kesepian yang akhirnya dihadapi oleh entitas-entitas tersebut.
  • Kontras dan Ironi: Kontras antara "Si Jelita" dan "Si Perkasa" menonjolkan perbedaan antara keindahan dan kekuatan. Ironi muncul ketika keduanya, meskipun memiliki karakteristik yang kuat, pada akhirnya tidak dapat menghindari kehampaan yang dihadapi oleh waktu.

Interpretasi

  • Refleksi tentang Keterbatasan Manusia: Puisi ini bisa diartikan sebagai refleksi tentang keterbatasan manusia dan bagaimana bahkan yang paling indah dan kuat pada akhirnya akan menghadapi kesepian dan ketidakberdayaan. Keindahan dan kekuatan, meskipun dihargai dan dipuja, pada akhirnya tidak bisa bertahan melawan kekuatan waktu dan kehampaan yang ditimbulkannya.
  • Kritik terhadap Nilai-Nilai Sosial: Dengan menggambarkan "Si Perkasa" yang mengembangkan lengan dan "Si Jelita" yang meruangkan rangkum, puisi ini juga bisa dibaca sebagai kritik terhadap nilai-nilai sosial yang menilai keindahan dan kekuatan sebagai atribut utama, tetapi mengabaikan realitas bahwa keduanya juga harus menghadapi ketidakpastian dan kerapuhan.
  • Penerimaan dan Keberanian: Pada akhirnya, puisi ini mungkin mengajak pembaca untuk menerima kenyataan bahwa tidak ada yang kekal dan bahwa keindahan serta kekuatan juga memiliki batasan. Keterbukaan terhadap kesadaran ini adalah langkah penting untuk menghadapi perubahan dan ketidakpastian dengan keberanian dan ketenangan.
Puisi "Si Jelita" karya Bakdi Soemanto adalah karya yang menggugah dengan tema keindahan, kekuatan, dan keterbatasan. Melalui metafora, simbolisme, dan imaji yang mendalam, puisi ini menyampaikan pesan tentang bagaimana bahkan yang paling indah dan kuat pada akhirnya harus menghadapi kehampaan yang ditimbulkan oleh waktu. Dengan teknik sastra yang kuat dan refleksi mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai manusia dan cara kita menghadapi kenyataan kehidupan.

Bakdi Soemanto
Puisi: Si Jelita
Karya: Bakdi Soemanto

Biodata Bakdi Soemanto:
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U lahir pada tanggal 29 Oktober 1941 di Solo, Jawa Tengah.
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U meninggal dunia pada tanggal 11 Oktober 2014 (pada umur 72 tahun) di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.