Sepatuku Terbang ke Mana
Hai, sang desainer
Ajarkan aku membentuk kata-kata
Menggariskan prosa atau metafora
Lalu, observasi kepada siapa
Sketsaku belum menentukan diksinya
Secara warna dalam diriku belum terbentuk, jadi apa nanti
Bagaimana dengan arah dan ranah yang abstrak
Enggak semua orang memiliki hal yang normal
Ada yang panjang dalam langkah
Ada juga yang bermasalah dalam imajinasi
Engsel dan pinggul yang berdampak kepada ketinggian yang berbeda
Produsen saja belum melirik
Bagaimana bisa dirasakan dan dinikmati
Kepada mereka yang ingin memiliki
Haruskah aku revisi kembali
Biarkan terinjak-injak harga diri, yang penting bisa terbang ke sana kemari membawa gelar prestasi
Bogor, 22/07/2024 | 00:55 WIB
Analisis Puisi:
Puisi "Sepatuku Terbang ke Mana" karya Aviv Jalali mengeksplorasi tema pencarian identitas dan keinginan untuk menciptakan sesuatu yang bermakna. Dengan gaya yang penuh introspeksi dan pertanyaan retoris, puisi ini menyoroti perjalanan seorang individu dalam menemukan dan mengekspresikan dirinya melalui kata-kata dan karya seni.
Struktur dan Tema
Puisi ini disusun dalam bentuk percakapan antara penulis dan dirinya sendiri, atau mungkin dengan sosok yang diimajinasikan sebagai "sang desainer." Tema utama puisi ini adalah pencarian identitas dan bagaimana seseorang berusaha menemukan jalannya melalui penciptaan kata-kata, prosa, dan metafora.
Permohonan dan Pencarian Identitas
- "Hai, sang desainer / Ajarkan aku membentuk kata-kata": Pembukaan puisi ini menampilkan permohonan kepada sosok imajinatif, sang desainer, untuk mengajarkan cara menciptakan dan mengekspresikan diri. Ini mencerminkan rasa keinginan mendalam untuk menemukan jati diri melalui seni dan bahasa.
- "Sketsaku belum menentukan diksinya / Secara warna dalam diriku belum terbentuk, jadi apa nanti": Baris ini menggambarkan kebingungan dan ketidakpastian dalam proses kreatif. Penulis merasa bahwa dirinya belum menemukan "warna" atau identitas sejati yang dapat diungkapkan melalui kata-kata.
Kesulitan dan Tantangan
- "Bagaimana dengan arah dan ranah yang abstrak / Enggak semua orang memiliki hal yang normal": Penulis menyadari bahwa tidak semua orang memiliki pemikiran atau imajinasi yang mudah dipahami. Ini menekankan bahwa perjalanan untuk menemukan identitas sering kali penuh dengan keraguan dan ketidakpastian.
- "Ada yang panjang dalam langkah / Ada juga yang bermasalah dalam imajinasi": Menggambarkan bahwa setiap individu memiliki keunikan dan tantangan masing-masing dalam mencapai tujuan mereka. Perbedaan dalam langkah dan imajinasi mencerminkan keragaman pengalaman manusia.
Proses Kreatif dan Penerimaan Diri
- "Produsen saja belum melirik / Bagaimana bisa dirasakan dan dinikmati / Kepada mereka yang ingin memiliki": Penulis merasa bahwa karyanya belum diakui atau diapresiasi oleh dunia luar. Ini mencerminkan perjuangan internal dalam mencari validasi dan pengakuan dari orang lain.
- "Haruskah aku revisi kembali / Biarkan terinjak-injak harga diri, yang penting bisa terbang ke sana kemari membawa gelar prestasi": Penulis mempertimbangkan apakah dia harus mengubah dirinya atau karyanya untuk mencapai pengakuan. Namun, ada kesadaran bahwa harga diri mungkin terinjak-injak dalam proses tersebut, tetapi keinginan untuk sukses dan diakui tetap kuat.
Puisi "Sepatuku Terbang ke Mana" karya Aviv Jalali adalah refleksi mendalam tentang perjalanan pencarian identitas melalui seni dan kata-kata. Dengan gaya yang introspektif dan penuh pertanyaan, puisi ini menggambarkan perjuangan internal penulis dalam menemukan dan mengekspresikan dirinya, serta tantangan yang dihadapinya dalam mencapai pengakuan dan validasi.
Melalui metafora dan prosa yang kaya, puisi ini menyentuh tema universal tentang pencarian makna dan identitas, serta pentingnya menerima diri sendiri meskipun dunia luar mungkin tidak selalu memberikan pengakuan yang diinginkan. Puisi ini adalah pengingat bahwa proses kreatif adalah perjalanan pribadi yang unik, penuh dengan tantangan, tetapi juga berharga dalam menemukan dan mengekspresikan diri.
Karya: Aviv Jalali
Biodata Aviv Jalali:
- Aviv Jalali. Kelahiran Kota Hujan, 12 April 1996. Memulai hobi menulis puisi sejak SMA. Saat ini tergabung di Competer Indonesia dan Alumni Asqa Imagination School (AIS). Puisinya tersebar di beberapa media. Buku puisinya yang telah terbit adalah "Benih dalam Bimbingan". Pernah bergabung di Komunitas Menulis Daring, Petala Syair, dan saat ini terus mengasah dirinya dengan Competer Indonesia.