Puisi: Separuh Rasa (Karya Hulwah)

Puisi "Separuh Rasa" karya Hulwah mengajak pembaca untuk menyelami rasa sakit, kerinduan, dan ketidakpastian yang dialami ketika mencintai ....

Separuh Rasa


Kau sendiri di sana
Akupun sama
Kita terbentangkan jarak yang resah
Dengan hati saling terpaut dalam kisah

Harap kau kembali
Ternyata, rasa itu masih bersemi
Entah sampai kapan aku begini?
Melupakanmu adalah hal tak pasti

Aku dirundung rasa pilu
Gelisah menunggu tak tentu
Kedatanganmu? Hanyalah angan
Sungguh mustahil kita dipersatukan

Senyummu candu
Suaramu merdu
Tatapanmu juga teduh
Namun, bukan aku pilihanmu

Sakit, yah? Jatuh cinta sendirian?
Padahal denganmu aku nyaman
Tapi, kau hanya sekadar singgah
Menyimpan segala kenangan indah

Makassar, 13 Agustus 2024

Analisis Puisi:

Puisi "Separuh Rasa" karya Hulwah adalah puisi yang menggambarkan perasaan cinta yang tidak terbalas. Dalam bait-baitnya, Hulwah mengajak pembaca untuk menyelami rasa sakit, kerinduan, dan ketidakpastian yang dialami ketika mencintai seseorang yang tidak dapat dimiliki.

Tema

  • Cinta yang Tidak Terbalas: Tema utama dari puisi ini adalah cinta yang tidak terbalas. Penulis dengan cermat menggambarkan bagaimana perasaan cinta dapat menjadi sumber kebahagiaan sekaligus penderitaan. Harapan dan kerinduan yang tidak pernah terwujud menciptakan rasa sakit yang mendalam dan ketidakpastian yang menyiksa.
  • Kerinduan dan Ketidakpastian: Selain cinta yang tidak terbalas, tema kerinduan dan ketidakpastian juga mendominasi puisi ini. Penulis menggambarkan bagaimana harapan untuk bersama dengan orang yang dicintai selalu ada, meskipun kemungkinan tersebut sangat kecil. Ketidakpastian ini menciptakan gelombang emosi yang tidak menentu dan sulit diatasi.

Bait Pertama

Kau sendiri di sana
Akupun sama
Kita terbentangkan jarak yang resah
Dengan hati saling terpaut dalam kisah

Bait ini menggambarkan keadaan fisik dan emosional antara dua individu yang terpisah oleh jarak. Meskipun jarak fisik memisahkan mereka, hati mereka masih saling terkait dalam kenangan dan perasaan yang mereka miliki. Jarak yang "resah" menunjukkan ketidaknyamanan dan penderitaan yang dirasakan akibat perpisahan ini.

Bait Kedua

Harap kau kembali
Ternyata, rasa itu masih bersemi
Entah sampai kapan aku begini?
Melupakanmu adalah hal tak pasti

Di bait ini, penulis mengungkapkan harapan agar orang yang dicintai kembali. Meskipun rasa cinta masih tumbuh subur, ada ketidakpastian tentang kapan atau apakah perasaan ini akan hilang. Melupakan orang yang dicintai menjadi tugas yang hampir mustahil, menambah beban emosional yang dirasakan.

Bait Ketiga

Aku dirundung rasa pilu
Gelisah menunggu tak tentu
Kedatanganmu? Hanyalah angan
Sungguh mustahil kita dipersatukan

Bait ini menggambarkan rasa sakit dan kecemasan yang dialami penulis. Menunggu tanpa kepastian membuat penulis merasa tersiksa, sementara harapan untuk dipersatukan dengan orang yang dicintai tampak tidak realistis dan hampir mustahil.

Bait Keempat

Senyummu candu
Suaramu merdu
Tatapanmu juga teduh
Namun, bukan aku pilihanmu

Bait ini menyoroti pesona dan daya tarik orang yang dicintai. Meskipun penulis sangat terpesona oleh senyum, suara, dan tatapan orang tersebut, kenyataannya orang yang dicintai tidak memilih penulis sebagai pasangan. Hal ini menambah rasa sakit dan kekecewaan yang dirasakan.

Bait Kelima

Sakit, yah? Jatuh cinta sendirian?
Padahal denganmu aku nyaman
Tapi, kau hanya sekadar singgah
Menyimpan segala kenangan indah

Bait terakhir ini menekankan rasa sakit yang dirasakan ketika mencintai seseorang secara sepihak. Meskipun penulis merasa nyaman dengan orang yang dicintai, kenyataannya orang tersebut hanya hadir sementara dalam hidup penulis, meninggalkan kenangan indah yang hanya menjadi milik masa lalu.

Simbolisme

  • Jarak dan Ketidakpastian: Jarak dalam puisi ini melambangkan ketidakmampuan untuk bersama dengan orang yang dicintai. Jarak fisik dan emosional menciptakan ketidakpastian yang menyebabkan rasa sakit dan penderitaan.
  • Kenangan: Kenangan dalam puisi ini melambangkan masa lalu yang indah namun menyakitkan. Kenangan ini tetap hidup dalam pikiran dan hati penulis, meskipun orang yang dicintai telah pergi.

Makna dan Pesan

Puisi "Separuh Rasa" menyampaikan pesan tentang kompleksitas cinta yang tidak terbalas. Cinta yang tidak terbalas dapat menjadi sumber penderitaan yang mendalam, menciptakan kerinduan dan ketidakpastian yang sulit diatasi. Namun, puisi ini juga mengajarkan tentang kekuatan kenangan dan bagaimana mereka dapat tetap hidup meskipun orang yang dicintai telah pergi. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pengalaman cinta yang sepihak dan dampaknya terhadap kehidupan emosional seseorang.

Puisi "Separuh Rasa" karya Hulwah adalah puisi yang menggambarkan dengan indah dan menyakitkan tentang cinta yang tidak terbalas. Melalui imaji yang kuat dan simbolisme yang kaya, Hulwah mengajak pembaca untuk menyelami rasa sakit, kerinduan, dan ketidakpastian yang dialami ketika mencintai seseorang yang tidak dapat dimiliki. Puisi ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang kompleksitas emosi manusia dan bagaimana kita menghadapi rasa sakit dan kehilangan dalam cinta.

Puisi
Puisi: Separuh Rasa
Karya: Hulwah

Biodata Hulwah:
  • Hulwah (nama aslinya adalah Indah Baso) lahir pada tanggal 25 April 2003. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa program studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Makassar.
© Sepenuhnya. All rights reserved.