Puisi: Sebab (Karya Ibrahim Sattah)

Puisi "Sebab" karya Ibrahim Sattah mengajak pembaca untuk merenung tentang sebab-sebab di balik kehidupan dan alam semesta, serta menghadapi ...
Sebab

ingin kujanjikan laut jadi gurun
ikan dan sekalian hewan
pindahlah ke
bulan
sebab laut sebab pantai
sebab laut bernama laut sebab pantai bernama pantai
sebab maut bernama maut
sebab saatnya
sampai

1980-1981

Sumber: Horison (September, 1986)

Analisis Puisi:

Puisi "Sebab" karya Ibrahim Sattah adalah sebuah karya yang penuh dengan misteri dan refleksi tentang alam semesta, perubahan, dan keabadian. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun dalam, Ibrahim Sattah membangun narasi yang meminta pembaca untuk merenung tentang eksistensi dan tujuan hidup.

Refleksi tentang Perubahan Alam: Puisi ini dibuka dengan keinginan untuk mengubah laut menjadi gurun dan mengajak semua makhluk hidup untuk berpindah ke bulan. Hal ini menciptakan gambaran tentang perubahan alam yang radikal dan tidak terduga. Perubahan ini juga mencerminkan perjalanan spiritual atau perubahan yang mendasar dalam kehidupan seseorang.

Konsep "Sebab": Kata "sebab" muncul beberapa kali dalam puisi ini dan menjadi pusat dari refleksi tentang alasan atau akar dari segala sesuatu. Sattah tampaknya ingin menyoroti bahwa setiap fenomena, baik itu laut, pantai, atau maut, memiliki sebab atau alasan yang mendasar. Hal ini mengundang pembaca untuk merenung tentang alasan di balik eksistensi dan perubahan dalam kehidupan.

Pertanyaan tentang Kehidupan dan Kematian: Puisi ini menyentuh tema-tema kehidupan dan kematian dengan menyebutkan "maut" dan menekankan bahwa "saatnya sampai". Hal ini menghadirkan elemen refleksi tentang keterbatasan manusia dan siklus kehidupan yang tidak terelakkan.

Penutup yang Menggantung: Puisi ini tidak memberikan jawaban atau penyelesaian yang pasti. Penutupnya yang terbuka meninggalkan ruang bagi interpretasi pembaca. Ibrahim Sattah membiarkan makna-makna yang muncul dari puisi ini terbuka untuk ditemukan oleh pembaca sesuai dengan pengalaman dan pemahaman mereka sendiri.

Secara keseluruhan, puisi "Sebab" karya Ibrahim Sattah adalah puisi yang mendalam dan reflektif tentang alam semesta, perubahan, dan eksistensi manusia. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun dalam, Ibrahim Sattah mengajak pembaca untuk merenung tentang sebab-sebab di balik kehidupan dan alam semesta, serta menghadapi keterbatasan dan ketidakpastian hidup.

Ibrahim Sattah
Puisi: Sebab
Karya: Ibrahim Sattah

Biodata Ibrahim Sattah:
  • Ibrahim Sattah lahir pada tahun 1945 di Tarempa, Siantan, Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau.
  • Ibrahim Sattah meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 1988 (pada usia 43 tahun) di Pekanbaru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.