1964
Sumber: Horison (Agustus, 1968)
Analisis Puisi:
Puisi Salju karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan keindahan alam, kompleksitas manusia, dan refleksi akan kehidupan dan kematian. Dalam puisi ini, Sastrowardoyo mengeksplorasi tema-tema seperti alam, waktu, eksistensi manusia, dan keabadian.
Alam dan Waktu: Puisi ini dibuka dengan gambaran alam yang megah dan abadi, melalui gambaran salju sebagai simbol keberadaan yang ada sebelum waktu tercipta. Salju menjadi metafora bagi keberadaan yang murni dan tak tergoyahkan sebelum adanya konsep waktu.
Keberadaan Manusia: Di baris-baris selanjutnya, puisi menyelami keberadaan manusia dalam konteks alam. Manusia digambarkan sebagai makhluk yang terjebak dalam ruang dan waktu, meninggalkan jejak-jejak kehidupan mereka yang berdarah di atas salju.
Penciptaan dan Kehancuran: Puisi Salju juga menggambarkan proses penciptaan dan kehancuran. Ada penekanan pada proses penciptaan, di mana manusia dianggap sebagai bagian dari kejadian tersebut, sekaligus mengingatkan akan kehancuran yang tak terelakkan.
Refleksi Kemanusiaan: Sastrowardoyo menyelami refleksi kemanusiaan melalui deskripsi fisik dan emosional manusia. Dari jejak darah di salju hingga gambaran manusia yang kerdil dan rentan, puisi menggambarkan kerapuhan manusia di hadapan kebesaran alam dan tak terelakkan kehancuran.
Kebijaksanaan dan Keheningan: Terdapat juga pesan tentang kebijaksanaan dan keheningan dalam puisi ini. Dalam saat-saat ketenangan, ketika keheningan melingkupi alam, manusia diingatkan akan keberadaan yang lebih besar dari diri mereka sendiri.
Siklus Kehidupan dan Kematian: Puisi Salju juga menggambarkan siklus kehidupan dan kematian. Salju turun lagi sebagai simbolik keabadian dan kesinambungan kehidupan, sementara kehancuran menjadi bagian dari realitas yang tak terhindarkan.
Puisi "Salju" karya Subagio Sastrowardoyo adalah karya yang kaya akan simbolisme dan makna. Melalui penggunaan gambaran alam dan manusia, Sastrowardoyo merenungkan tentang keberadaan, waktu, kemanusiaan, dan keabadian. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan siklus kehidupan, kerapuhan manusia, dan kebesaran alam semesta. Dengan demikian, Puisi Salju menjadi sebuah karya sastra yang mendalam dan memikat bagi para pembaca yang ingin merenungkan makna kehidupan dan kemanusiaan.
Karya: Subagio Sastrowardoyo
Biodata Subagio Sastrowardoyo:
- Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
- Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.