Pesanku
Bila badanku nanti 'lah mati
Terhantar lemah tiada berasa
Suaraku diam, tiada lagi
Bernyanyi dalam perjuangan masa
Kuburkan daku, kawan-kawanku
Di tepi lautan biru permai
Jiwaku selalu cintakan lagu
Lautan abadi rindukan pantai
Di tempat sepi, dimana hanya
Dapat didengar suara lautan
Dan atmosfer membuat jiwa
Hiba memandang gambar kenangan
Di sana kuingin berkubur
Di tepi lautan simbol jiwaku
Seperti anak sentosa tidur
Di pangkuan Bunda Indonesiaku
Analisis Puisi:
Puisi "Pesanku" karya Asmara Hadi adalah sebuah karya yang mengungkapkan refleksi mendalam tentang kematian, cinta, dan hubungan dengan tanah air. Dengan gaya bahasa yang elegan dan penuh perasaan, puisi ini menyampaikan pesan tentang keinginan untuk diingat dan dihormati setelah meninggal dunia.
Tema dan Pesan
- Kematian dan Ketenangan: Tema utama dari puisi ini adalah kematian dan ketenangan. Penulis mengungkapkan keinginannya untuk menemukan ketenangan abadi di tepi lautan biru setelah kematian. Ada rasa damai yang diinginkan di tempat yang sepi dan tenang, jauh dari keramaian dunia.
- Cinta dan Kenangan: Puisi ini juga mencerminkan cinta dan kenangan terhadap tanah air. Dengan menginginkan dikuburkan di tepi lautan, penulis menunjukkan kecintaan mendalamnya terhadap alam dan negara. Ada rasa kerinduan untuk selalu terhubung dengan tanah air, bahkan setelah kematian.
- Simbolisme dan Identitas: Tepi lautan dalam puisi ini berfungsi sebagai simbol dari identitas dan jiwa penulis. Lautan yang abadi melambangkan cinta dan kenangan yang akan terus hidup, sementara tepi lautan sebagai tempat peristirahatan akhir mencerminkan keinginan untuk menjadi bagian dari tanah air secara kekal.
Gaya Bahasa dan Struktur
- Imaji dan Deskripsi: Puisi ini menggunakan imaji yang kuat untuk menciptakan gambaran visual yang jelas tentang tempat peristirahatan akhir. Deskripsi seperti "tepi lautan biru permai," "suara lautan," dan "gambar kenangan" membantu membangun suasana damai dan sepi yang diinginkan penulis.
- Bahasa Puitis dan Metafora: Asmara Hadi menggunakan bahasa puitis dan metafora untuk menyampaikan pesan. Frasa seperti "bernyanyi dalam perjuangan masa" dan "seperti anak sentosa tidur" memberikan makna tambahan dan mendalam pada keinginan penulis untuk diingat dan dihormati di tempat yang penuh dengan kenangan dan cinta.
- Struktur dan Ritme: Struktur puisi ini sederhana namun efektif dalam menyampaikan pesan. Ritme puisi yang lembut dan melankolis mencerminkan suasana tenang dan damai yang diinginkan. Struktur ini membantu membangun alur emosional yang konsisten dan memudahkan pembaca untuk meresapi pesan yang disampaikan.
Makna
- Ketenangan Abadi: Puisi ini mengungkapkan keinginan untuk menemukan ketenangan abadi setelah kematian. Dengan memilih tepi lautan sebagai tempat peristirahatan akhir, penulis menunjukkan keinginan untuk berada di tempat yang tenang dan damai, di mana suara lautan dan atmosfer menciptakan suasana yang menenangkan.
- Cinta pada Tanah Air: Cinta pada tanah air adalah elemen penting dalam puisi ini. Dengan menginginkan dikuburkan di tepi lautan, penulis menegaskan rasa cintanya terhadap negara dan alam. Ini mencerminkan rasa keterhubungan yang mendalam dengan tanah air, bahkan setelah kematian.
- Kenangan dan Identitas: Puisi ini juga menekankan pentingnya kenangan dan identitas. Lautan sebagai simbol jiwa penulis mencerminkan bahwa kenangan dan identitas akan terus hidup, bahkan setelah tubuh tidak lagi ada. Ini adalah cara penulis untuk memastikan bahwa cinta dan kontribusinya terhadap tanah air tidak akan dilupakan.
Puisi "Pesanku" karya Asmara Hadi adalah karya yang indah dan menyentuh hati, menggambarkan keinginan untuk ketenangan abadi dan cinta mendalam terhadap tanah air. Dengan menggunakan imaji yang kuat dan bahasa puitis yang mendalam, puisi ini menyampaikan pesan tentang kematian, cinta, dan kenangan yang akan terus hidup. Ini adalah refleksi mendalam tentang bagaimana seseorang ingin dikenang dan dihormati, dan bagaimana hubungan dengan tanah air dapat menjadi bagian dari identitas dan warisan yang abadi.
Karya: Asmara Hadi
Biodata Asmara Hadi:
- Asmara Hadi lahir di Talo, Bengkulu, pada tanggal 8 September 1914.
- Asmara Hadi meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 3 September 1976 (pada usia 61 tahun).