Puisi: Pertapa (Karya Darwanto)

Puisi "Pertapa" karya Darwanto ketenangan dan kedalaman meditasi seorang pertapa dalam keheningan malam.

Pertapa


Gonggong anjing hutan itu mula-mula
mendongak tinggi-tinggi ke awan-awan
memecah keheningan malam di udara
pekik pekat melengking di tepi hutan
melengket di lumpur rawa-rawa
merambat di pohon-pepohonan
tersuling ke telinga seorang pertapa
yang diam seperti bertahan
di dalam khusuk jernihnya malam

2024

Analisis Puisi:

Puisi "Pertapa" karya Darwanto adalah sebuah puisi yang menggambarkan suasana malam yang hening dan interaksi alam dengan seorang pertapa. Dalam puisi ini, Darwanto menggunakan imaji alam untuk mengilustrasikan ketenangan dan kedalaman meditasi seorang pertapa.

Tema Utama

  • Ketenangan dan Kedalaman Meditasi: Puisi ini menggambarkan seorang pertapa yang diam dalam keheningan malam. Melalui penggambaran suasana yang tenang dan meditatif, Darwanto menekankan pentingnya ketenangan batin dan kedalaman meditasi dalam mencapai pencerahan.
  • Interaksi dengan Alam: Gonggongan anjing hutan yang memecah keheningan malam dan merambat di antara pohon-pohon adalah simbol dari interaksi antara manusia dan alam. Pertapa yang mendengar suara-suara ini tetap tenang, menunjukkan hubungan harmonis antara dirinya dan alam sekitarnya.
  • Keheningan Malam: Malam yang tenang dan penuh dengan suara-suara alam menggambarkan suasana yang mendalam dan reflektif. Keheningan ini menjadi latar belakang yang ideal untuk meditasi dan kontemplasi.

Teknik Sastra

  • Imaji: Darwanto menggunakan imaji dengan sangat efektif untuk menciptakan suasana malam yang hening dan penuh dengan suara-suara alam. Gonggongan anjing hutan, lumpur rawa-rawa, dan pohon-pepohonan semuanya digambarkan dengan detail yang vivid, membuat pembaca dapat merasakan dan membayangkan suasana tersebut.
  • Personifikasi: Suara anjing hutan digambarkan "mendongak tinggi-tinggi ke awan-awan" dan "merambat di pohon-pepohonan." Personifikasi ini menambahkan kehidupan pada elemen alam dan memperkuat interaksi antara alam dan pertapa.
  • Kontras: Kontras antara keheningan malam dan suara gonggongan anjing hutan menekankan kedalaman meditasi pertapa. Meskipun ada gangguan dari suara alam, pertapa tetap tenang dan tidak terganggu.

Interpretasi

  • Pertapa sebagai Simbol Pencarian Spiritual: Pertapa dalam puisi ini adalah simbol dari pencarian spiritual dan kedalaman batin. Diamnya pertapa dalam keheningan malam mencerminkan perjalanan spiritual yang membutuhkan ketenangan dan introspeksi.
  • Alam sebagai Cerminan Keadaan Batin: Alam dalam puisi ini mencerminkan keadaan batin pertapa. Gonggongan anjing hutan yang merambat di pohon-pepohonan bisa dilihat sebagai simbol dari pikiran-pikiran dan gangguan yang datang dalam meditasi. Namun, ketenangan pertapa menunjukkan bahwa dia mampu mengatasi gangguan ini dan mencapai kedalaman batin.
  • Keheningan sebagai Ruang Kontemplasi: Keheningan malam dalam puisi ini menciptakan ruang untuk kontemplasi dan introspeksi. Ini menunjukkan bahwa keheningan dan ketenangan adalah elemen penting dalam perjalanan spiritual dan pencarian makna hidup.
Puisi "Pertapa" karya Darwanto adalah karya yang menggambarkan ketenangan dan kedalaman meditasi seorang pertapa dalam keheningan malam. Melalui penggunaan imaji, personifikasi, dan kontras, Darwanto berhasil menciptakan suasana yang meditatif dan reflektif. Puisi ini mengajarkan kita tentang pentingnya ketenangan batin dan interaksi harmonis dengan alam dalam perjalanan spiritual. "Pertapa" adalah karya yang mengundang pembaca untuk merenungkan kedalaman batin dan mencari ketenangan dalam keheningan malam.

Puisi Darwanto
Puisi: Pertapa
Karya: Darwanto

Biodata Darwanto:
  • Darwanto lahir pada tanggal 6 Maret 1994.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Dalam Diri KitaDalam diri kita,terhampar padang sabana yang sangat luasbernafas pohon-pohon purbayang berjaga dari terik dari silau cahayaDalam diri kita,terhampar padang sabana ya…
  • PertapaGonggong anjing hutan itu mula-mulamendongak tinggi-tinggi ke awan-awanmemecah keheningan malam di udarapekik pekat melengking di tepi hutanmelengket di lumpur rawa-rawamera…
  • GerbangWaktu melintas di perbatasanrasanya aku mengenal gerbang itudi antara rumput-rumput yang hijaudaun-daun kering yang dipetik waktuia semakin mirip dengan sebuah guayang konon…
  • Anak KecilPagi-pagi sekali burung-burung bernyanyi meloncat dari dahan ke dahanagak sebelah sana seorang anak kecil sedang duduk ingin melihat ke langit bintang fajaria ingin terba…
  • Dingin HujanKau tetap akan merasakan dinginya hujan yang di luaran sanameski sudah kau matikan lampu, tutup pintu dan jendelameski sudah kau gunakan selimut di kamarmumeski sudah k…
  • Kau Sebut HatimuKau sebut hatimu kain putih yang bersih yang rapi tertatadan bukanya debu-debu yang terbang bersamaan polusi udaraKau sebut hatimu sungai yang mengalir ke lautan sa…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.