Puisi: Perpisahan (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Perpisahan" menggambarkan momen penting dalam kehidupan manusia, yaitu momen perpisahan. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun ...
Perpisahan

Baik sebelum meninggalkan pertemuan
memadamkan api puntung rokok
dan diputuskan perundingan dekat ambang pintu,
sebab kadang-kadang kita mendadak merasa tua
dan hari makin ciut, sedang
persoalan yang belum beres
terus mengganggu pikiran hingga malam larut,
sedang kita ingin rebah di ranjang
dan melepas diri. Di luar sidang
sudah menanti rencana
yang lebih menuntut waktu
dan peribadi.
Karena itu, sebelum undur dari pertemuan
baik menjelaskan segala perhitungan
dan menutup buku, lalu berbisik
kepada kawan setia yang jaga sampai parak pagi.
'Saya masih punya utang pada si Tolan
seratus perak. Ada sisa uang
disimpan di laci. Tolong lunaskan
dan kasi salam',
Perjalanan pulang akan lebih mantap
tanpa diganggu penjelasan.

Sumber: Horison (Februari, 1967)

Analisis Puisi:

Puisi "Perpisahan" karya Subagio Sastrowardoyo merupakan refleksi tentang momen perpisahan dan penyelesaian sebelum meninggalkan suatu pertemuan.

Makna Perpisahan: Puisi ini mencerminkan momen perpisahan yang seringkali dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Perpisahan di sini tidak hanya tentang fisik meninggalkan suatu tempat, tetapi juga tentang menyelesaikan urusan dan menjernihkan hubungan sebelum berpisah.

Simbolisme Pemadaman Api Rokok: Tindakan memadamkan api puntung rokok sebelum pergi dapat diartikan sebagai simbol pengakhiran suatu periode atau hubungan. Hal ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya menyelesaikan segala urusan dan merapikan keadaan sebelum berpisah.

Kesadaran akan Waktu dan Keterbatasan: Puisi ini juga menggambarkan kesadaran akan keterbatasan waktu dan usia. Bahwa terkadang, kita merasa tua dan menyadari bahwa waktu terus berjalan. Ini mendorong kita untuk menyelesaikan urusan dengan cepat dan tepat sebelum terlambat.

Tema Pertemanan dan Tanggung Jawab: Puisi ini menyoroti tema pertemanan dan tanggung jawab antar teman. Ketika mengingatkan kawan setia tentang utang pada Tolan, puisi ini menunjukkan pentingnya menjaga komitmen dan tanggung jawab terhadap teman-teman.

Penyelesaian Sebagai Langkah Mantap: Penyelesaian urusan dan penjelasan sebelum pergi dianggap sebagai langkah yang mantap dalam melakukan perpisahan. Ini memberikan perasaan kedamaian dan memastikan bahwa segala urusan telah diselesaikan dengan baik.

Bahasa Sederhana namun Bermakna: Sastrowardoyo menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna dalam puisi ini. Hal ini memungkinkan pembaca untuk dengan mudah memahami pesan yang ingin disampaikan dan merenungkan signifikansinya dalam kehidupan sehari-hari.

Puisi "Perpisahan" menggambarkan momen penting dalam kehidupan manusia, yaitu momen perpisahan. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun dalam, puisi ini menyoroti kesadaran akan keterbatasan waktu dan pentingnya menyelesaikan urusan dengan baik sebelum berpisah. Ini adalah refleksi tentang kebijaksanaan dalam menghadapi momen perpisahan dalam kehidupan.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Perpisahan
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.