Puisi: Perjalanan (Karya Bakdi Soemanto)

Puisi "Perjalanan" karya Bakdi Soemanto mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan mereka sendiri, baik yang fisik maupun emosional.
Perjalanan

Perjalanan menempuh jarak
ribuan kilometer
untuk mempersembahkan keyakinan
dan kesetiaan kepadamu.
Semua siap.
Tetapi kamu di mana?

Di perempatan jalan
seorang mengaduh.
Dia berteriak
bahwa ada yang belum dibawa:
sukmanya.
Yang lain berteriak
bahwa sukmanya terjatuh di jalan,
"Mungkin terlindas motor kita ini!"
katanya.

1983

Sumber: Kata (2007)

Analisis Puisi:

Puisi "Perjalanan" karya Bakdi Soemanto adalah sebuah karya yang menyelami tema perjalanan, keyakinan, dan kehilangan dengan pendekatan yang mendalam dan simbolis. Melalui puisi ini, Bakdi Soemanto mengajak pembaca untuk merenungkan esensi perjalanan tidak hanya dalam konteks fisik, tetapi juga dalam konteks spiritual dan emosional.

Struktur dan Gaya

Puisi ini menggunakan gaya yang sederhana namun efektif untuk menyampaikan perasaan dan pengalaman. Struktur puisi ini tidak terlalu kompleks, namun maknanya yang mendalam dan penggunaan bahasa yang tepat menciptakan dampak yang kuat. Gaya naratif dan deskriptif dalam puisi ini memungkinkan pembaca untuk terhubung dengan emosi yang diungkapkan.

Perjalanan Fisik dan Spiritual

"Perjalanan menempuh jarak / ribuan kilometer / untuk mempersembahkan keyakinan / dan kesetiaan kepadamu."

Puisi ini dimulai dengan gambaran perjalanan yang panjang dan melelahkan. Jarak yang ditempuh menunjukkan dedikasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai tujuan, baik secara fisik maupun spiritual. Perjalanan ini bukan hanya tentang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga tentang menegaskan keyakinan dan kesetiaan terhadap sesuatu yang lebih besar.

Kehilangan dan Kekosongan

"Di perempatan jalan / seorang mengaduh. / Dia berteriak / bahwa ada yang belum dibawa: / sukmanya."

Dalam perjalanan panjang tersebut, muncul momen ketidakpastian dan kehilangan. Kehilangan sukmanya adalah simbol dari kekosongan atau kehampaan yang dirasakan seseorang ketika mereka telah melakukan perjalanan yang panjang dan melelahkan. Ini menggambarkan bagaimana meskipun fisik mungkin telah sampai ke tujuan, aspek-aspek emosional atau spiritual belum sepenuhnya terpenuhi.

Keputusasaan dan Ketidakpastian

"Yang lain berteriak / bahwa sukmanya terjatuh di jalan, 'Mungkin terlindas motor kita ini!' / katanya."

Ada rasa keputusasaan dan ketidakpastian dalam perasaan bahwa sesuatu yang penting, yaitu sukma, telah hilang atau terlupakan di tengah perjalanan. Ini mencerminkan kegundahan batin dan kesadaran bahwa perjalanan yang panjang dan penuh perjuangan mungkin belum sepenuhnya memberikan hasil yang diharapkan. Keterlindasan oleh motor bisa melambangkan bagaimana faktor-faktor eksternal dapat menghalangi atau merusak perjalanan kita.

Simbolisme dan Makna

  • Jarak dan Perjalanan: Jarak ribuan kilometer yang disebutkan dalam puisi simbolis untuk perjalanan hidup yang panjang dan penuh tantangan. Jarak ini menggambarkan usaha dan dedikasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau memenuhi komitmen.
  • Perempatan Jalan: Perempatan jalan adalah simbol dari titik keputusan atau pertemuan dalam hidup. Ini adalah tempat di mana berbagai jalan bertemu dan memerlukan keputusan yang penting. Ketika seseorang mengaduh di perempatan jalan, ini menunjukkan momen penting di mana mereka menyadari ada sesuatu yang hilang atau perlu diperhatikan.
  • Sukma dan Kehilangan: Sukma yang hilang melambangkan aspek mendalam dari diri kita yang mungkin tidak selalu tampak jelas tetapi sangat penting. Kehilangan sukma mencerminkan perasaan kosong atau kehilangan makna yang dapat terjadi ketika seseorang fokus pada perjalanan fisik atau eksternal tanpa memperhatikan aspek internal.
  • Motor dan Faktor Eksternal: Motor yang disebutkan dalam puisi adalah simbol dari kekuatan eksternal yang dapat mempengaruhi perjalanan seseorang. Hal ini menggambarkan bagaimana berbagai faktor eksternal dapat mempengaruhi perjalanan dan perjalanan batin seseorang, serta bagaimana hal-hal yang tidak terduga dapat mengganggu atau mengubah arah perjalanan.

Pesan dan Refleksi

Puisi "Perjalanan" menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya keseimbangan antara perjalanan fisik dan perjalanan batin. Meskipun seseorang mungkin telah menempuh jarak yang jauh dan menunjukkan dedikasi yang besar, penting untuk memastikan bahwa aspek emosional dan spiritual juga diperhatikan dan dipenuhi.

Pesan utama puisi ini adalah bahwa perjalanan yang panjang dan melelahkan mungkin tidak selalu menghasilkan kepuasan atau pencapaian yang diharapkan jika aspek-aspek internal atau spiritual diabaikan. Kehilangan sukma di tengah perjalanan menggambarkan bagaimana pentingnya memperhatikan dan merawat aspek-aspek batin kita agar perjalanan kita menjadi lebih berarti.

Puisi "Perjalanan" karya Bakdi Soemanto mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan mereka sendiri, baik yang fisik maupun emosional. Dengan menggunakan simbolisme yang kuat dan bahasa yang penuh makna, puisi ini menggambarkan bagaimana perjalanan yang panjang tidak hanya melibatkan langkah-langkah fisik tetapi juga perjalanan batin yang penting. Ini adalah refleksi tentang keseimbangan antara dedikasi eksternal dan pemenuhan internal, serta bagaimana menjaga agar perjalanan kita tetap berarti dan penuh makna.

Bakdi Soemanto
Puisi: Perjalanan
Karya: Bakdi Soemanto

Biodata Bakdi Soemanto:
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U lahir pada tanggal 29 Oktober 1941 di Solo, Jawa Tengah.
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U meninggal dunia pada tanggal 11 Oktober 2014 (pada umur 72 tahun) di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.