Puisi: Perasaan yang Menggelepar (Karya Raditia Gadis Tivani)

Puisi "Perasaan yang Menggelepar" menawarkan pesan tentang penerimaan dan melepaskan, memberikan harapan bahwa kita dapat mengatasi beban emosional ..

Perasaan yang Menggelepar


Aku berziarah di kuburan kenangan 
yang kutanam tahun lalu di kepalaku 
tiba-tiba pohon diri tidak terkendali
Ranting-rantingnya tumbuhkan ikan-ikan perasaan
dan menggelepar di udara 
Aku masih mengingat kenangan itu 
Seperti aku mengingatmu 
 
Kuikhlaskan batu nisan yang kutancapkan di mataku untuk berlumut 
Kubiarkan usang dan tak kuingat lagi

Pekanbaru, 11 Agustus 2024

Analisis Puisi:

Puisi "Perasaan yang Menggelepar" karya Raditia Gadis Tivani menawarkan sebuah eksplorasi mendalam tentang kenangan, emosi, dan proses melepas masa lalu. Melalui imaji yang kuat dan simbolisme yang kaya, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara ingatan, perasaan, dan penyesalan.

Tema

  • Kenangan dan Melepas Masa Lalu: Tema sentral dari puisi ini adalah proses melepas kenangan dan perasaan yang mengikat kita ke masa lalu. Penulis menggunakan imaji kuburan dan pohon untuk menggambarkan bagaimana kenangan dan perasaan yang tidak diinginkan dapat terus menghantui kita. Namun, puisi ini juga menyiratkan proses penyembuhan dan melepaskan yang dilakukan dengan penuh kesadaran.
  • Perasaan dan Emosi yang Menggelepar: Perasaan yang digambarkan dalam puisi ini digambarkan sebagai ikan-ikan yang menggelepar di udara, melambangkan ketidakstabilan dan kekacauan emosi yang sering kali sulit dikendalikan. Metafora ini mencerminkan bagaimana perasaan bisa menjadi sulit untuk dipahami dan ditangani setelah kita mencoba untuk mengubur atau melupakan kenangan tertentu.

Bait Pertama

Aku berziarah di kuburan kenangan
yang kutanam tahun lalu di kepalaku
tiba-tiba pohon diri tidak terkendali
Ranting-rantingnya tumbuhkan ikan-ikan perasaan
dan menggelepar di udara
Aku masih mengingat kenangan itu
Seperti aku mengingatmu

Bait ini menggambarkan proses refleksi dan penyesalan terhadap kenangan lama. Metafora kuburan dan pohon menggambarkan bagaimana kenangan-kenangan tersebut tidak benar-benar bisa dihapus dari pikiran kita dan bagaimana mereka dapat muncul kembali secara tiba-tiba dan tidak terkendali. Perasaan yang digambarkan sebagai ikan-ikan yang menggelepar menunjukkan ketidakstabilan emosi yang muncul akibat kenangan tersebut.

Bait Kedua

Kuikhlaskan batu nisan yang kutancapkan di mataku untuk berlumut
Kubiarkan usang dan tak kuingat lagi

Bait ini menunjukkan sikap penerimaan dan melepaskan terhadap kenangan-kenangan yang telah menjadi beban emosional. Dengan membiarkan batu nisan yang melambangkan kenangan menjadi usang dan berlumut, penulis menyiratkan bahwa mereka akhirnya siap untuk melepaskan masa lalu dan melanjutkan hidup tanpa dibebani oleh ingatan yang menyakitkan.

Simbolisme

  • Kuburan dan Batu Nisan: Kuburan dan batu nisan dalam puisi ini adalah simbol dari kenangan yang telah dimakamkan atau disimpan jauh di dalam pikiran. Mereka melambangkan upaya untuk menutup bab-bab lama dalam kehidupan dan melepaskan diri dari perasaan yang mengganggu.
  • Pohon dan Ikan-Ikan Perasaan: Pohon yang tumbuh dari kuburan kenangan menunjukkan bagaimana kenangan-kenangan lama dapat tumbuh kembali dan mempengaruhi kehidupan kita meskipun kita berusaha untuk melupakan mereka. Ikan-ikan perasaan yang menggelepar melambangkan emosi yang sulit untuk dikendalikan dan dihadapi, menggarisbawahi ketidakstabilan dan ketidakpastian perasaan manusia.

Makna dan Pesan

Puisi "Perasaan yang Menggelepar" mengajarkan tentang pentingnya menerima dan melepaskan kenangan serta perasaan yang membebani kita. Proses ini tidak selalu mudah, karena kenangan dan emosi sering kali muncul kembali secara tak terduga dan tidak terkendali. Namun, dengan menerima dan membiarkan kenangan tersebut "berlumut" dan "usang," kita dapat menemukan kedamaian dan melanjutkan hidup tanpa beban emosional yang berat. Puisi ini memberikan dorongan untuk menghadapi dan melepaskan perasaan lama, memungkinkan kita untuk menemukan ruang baru dalam hidup dan melanjutkan perjalanan dengan hati yang lebih ringan.

Puisi "Perasaan yang Menggelepar" adalah karya yang kuat dalam menggambarkan kompleksitas hubungan antara kenangan, perasaan, dan proses penyembuhan. Dengan simbolisme yang mendalam dan imaji yang kuat, Raditia Gadis Tivani menciptakan puisi yang menggugah dan memotivasi pembaca untuk merenungkan perjalanan emosional mereka sendiri. Puisi ini menawarkan pesan tentang penerimaan dan melepaskan, memberikan harapan bahwa kita dapat mengatasi beban emosional dan menemukan kedamaian dalam hidup kita.

Raditia Gadis Tivani
Puisi: Perasaan yang Menggelepar
Karya: Raditia Gadis Tivani

Biodata Raditia Gadis Tivani:
  • Raditia Gadis Tivani lahir pada tanggal 1 November 2008. Ia adalah siswa kelas X (SMA Al-Huda, Pekanbaru) yang aktif di ekskul Sastra Al-Huda.
© Sepenuhnya. All rights reserved.