Nyanyian Pengantin
Barangkali inilah, sesobek kertas biru
genapkan tali persahabatan kita
setelah bertengkar rupa-rupa nista
kuda sembrani telah lama melaju ke bumi tuannya
gugur di medan laga
di mana kuburnya tanah berupa-rupa
Barangkali ini waktunya
berdamai di atas kertas
lalu di atas sampan kembaran
salamlah! Salam selami luka bunga
Barangkali demikian hakekat cinta
mawar dengan kumbang
ketika titik-titik hujan turun di musim dingin
membasuh luka jiwa-jiwa
saat sepasang pengantin tiba-tiba melongok
di pintu gerbang
dunia berupa-rupa. Cahaya. Cahaya...!
Medan, 1995
Analisis Puisi:
Puisi "Nyanyian Pengantin" karya Harta Pinem menyajikan sebuah narasi yang dalam dan simbolis mengenai rekonsiliasi dan cinta. Melalui penggunaan simbolisme yang kaya dan struktur puisi yang emosional, penyair mengungkapkan tema-tema tentang persahabatan, perdamaian, dan cinta sejati.
Memulai dengan Kertas Biru
Puisi dimulai dengan baris: "Barangkali inilah, sesobek kertas biru." Kertas biru di sini bisa diartikan sebagai simbol dari kesepakatan atau perjanjian yang harus diselesaikan. Kertas yang sobek melambangkan hubungan yang telah mengalami keretakan dan konflik. Namun, dengan menyebutnya sebagai "kertas biru," penyair mengisyaratkan bahwa ini adalah waktu untuk menyatukan kembali dan memperbaiki hubungan yang telah rusak.
Persahabatan dan Konflik
"Genapkan tali persahabatan kita setelah bertengkar rupa-rupa nista" menunjukkan bahwa meskipun telah terjadi banyak perselisihan dan konflik, saatnya untuk memperbaiki dan menyatukan kembali tali persahabatan. Ini adalah seruan untuk menyelesaikan perbedaan dan menemukan jalan menuju rekonsiliasi.
Simbolisme Kuda Sembrani
Kuda sembrani yang "telah lama melaju ke bumi tuannya" dan "gugur di medan laga" menyiratkan pertempuran atau perjuangan yang telah dihadapi. Kuda sembrani, seringkali melambangkan kekuatan dan keberanian, sekarang digambarkan telah gugur dalam pertarungan, yang menunjukkan bahwa konflik atau perjuangan telah mencapai titik akhir.
Berdamai di Atas Kertas dan Sampan Kembaran
"Berdamai di atas kertas lalu di atas sampan kembaran" menandakan keinginan untuk menyelesaikan perbedaan di atas simbol-simbol perdamaian dan persahabatan. Sampan kembaran yang disebutkan bisa melambangkan perjalanan bersama menuju rekonsiliasi dan kedamaian. Salamlah! Salam selami luka bunga menunjukkan tindakan memaafkan dan menyembuhkan luka yang telah terjadi.
Hakekat Cinta
"Barangkali demikian hakekat cinta, mawar dengan kumbang" menggambarkan hubungan cinta sebagai sesuatu yang alami dan harmonis, seperti mawar dan kumbang yang saling melengkapi. Ketika titik-titik hujan turun di musim dingin, membasuh luka jiwa-jiwa, ada proses penyembuhan dan pembersihan yang terjadi. Hujan di musim dingin melambangkan waktu yang sulit namun juga penuh dengan potensi untuk penyembuhan.
Penutup dengan Cahaya
Puisi diakhiri dengan baris yang penuh cahaya: "Saat sepasang pengantin tiba-tiba melongok di pintu gerbang dunia berupa-rupa. Cahaya. Cahaya...!" Pengantin di sini melambangkan pasangan yang siap memulai babak baru dalam hidup mereka dengan penuh harapan dan cinta. Cahaya yang disebutkan menandakan harapan baru, kebahagiaan, dan awal yang cerah.
Puisi "Nyanyian Pengantin" karya Harta Pinem adalah sebuah karya yang merayakan rekonsiliasi dan cinta melalui simbolisme dan bahasa yang puitis. Dengan menggambarkan perjalanan dari konflik menuju perdamaian dan cinta, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan kekuatan penyembuhan dan harmoni dalam hubungan manusia. Puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya memaafkan, menyembuhkan luka, dan merayakan cinta sebagai sebuah perjalanan yang penuh makna dan harapan.
Puisi: Nyanyian Pengantin
Karya: Harta Pinem
Biodata Harta Pinem:
- Harta Pinem lahir pada tanggal 25 Juni 1958 di Juhar, Tanah Karo, Sumatera Utara.
- Harta Pinem meninggal dunia pada tanggal 24 Agustus 2021 di Medan.