Puisi: Merdeka Hina (Karya Bung G)

Puisi "Merdeka Hina" karya Bung G adalah sebuah kritik tajam terhadap kehidupan modern yang didominasi oleh dunia korporat dan materialisme.

Merdeka Hina


jerat dunia korporat hitam pekat
tuntut sempurna jiwa yang tak sempurna
nila setitik rusak susu sebelanga

jilat sana sini jiwa munafik
pansos sana sini jiwa haus puja puji
angkuh rasuk jiwa halal segala cara

harta adalah raja, keluarga adalah tahta

ah, rokok kopi nasi bungkus warkop nikmat manusia hina ini
jalan kaki tuju kiblat obat mujarab
simpuh sujud lepaskan jiwa terpenjara
deretan aksara apa adanya legakan jiwa dahaga

Sidoarjo, 11 Agustus 2024

Analisis Puisi:

Puisi "Merdeka Hina" karya Bung G menghadirkan kritik sosial yang tajam terhadap kehidupan modern, khususnya kehidupan yang didominasi oleh dunia korporat dan materialisme. Melalui bahasa yang lugas dan penuh ironi, puisi ini menggambarkan kontras antara kehidupan yang terperangkap dalam keserakahan dan pencarian kebahagiaan yang sederhana.

Kritik Terhadap Dunia Korporat

Puisi ini dimulai dengan gambaran suram tentang dunia korporat:

jerat dunia korporat hitam pekat
tuntut sempurna jiwa yang tak sempurna
nila setitik rusak susu sebelanga

  • Jerat Dunia Korporat: Dunia korporat digambarkan sebagai jerat yang "hitam pekat," menandakan ketidakmampuan untuk melarikan diri dan betapa gelap dan mengerikan dunia tersebut.
  • Tuntutan Kesempurnaan: Dunia ini menuntut kesempurnaan dari jiwa-jiwa yang tidak sempurna, menciptakan tekanan dan stres yang tidak manusiawi.
  • Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga: Kiasan ini mengilustrasikan bagaimana satu kesalahan kecil bisa merusak seluruh reputasi seseorang dalam dunia korporat, menunjukkan betapa tidak adil dan kejamnya dunia tersebut.

Munafik dan Materialisme

Puisi ini kemudian mengkritik sifat munafik dan haus puja puji yang sering muncul dalam kehidupan modern:

jilat sana sini jiwa munafik
pansos sana sini jiwa haus puja puji
angkuh rasuk jiwa halal segala cara

  • Munafik dan Pansos: Frasa "jilat sana sini" dan "pansos sana sini" menggambarkan bagaimana orang sering menjilat dan melakukan pencitraan sosial demi mendapatkan pujian dan pengakuan, mencerminkan sifat munafik.
  • Keangkuhan dan Keserakahan: "Angkuh rasuk jiwa halal segala cara" menunjukkan bahwa dalam pencarian kekayaan dan status, orang sering kali melakukan apa saja, bahkan dengan cara yang tidak halal, mengorbankan moral dan etika mereka.

Kebahagiaan Sederhana

Di tengah kritik ini, puisi ini juga menunjukkan kontras dengan kebahagiaan sederhana yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari:

ah, rokok kopi nasi bungkus warkop nikmat manusia hina ini
jalan kaki tuju kiblat obat mujarab
simpuh sujud lepaskan jiwa terpenjara
deretan aksara apa adanya legakan jiwa dahaga

  • Kebahagiaan Sederhana: Kenikmatan sederhana seperti rokok, kopi, dan nasi bungkus di warung kopi lokal digambarkan sebagai kebahagiaan manusia yang mungkin dianggap hina oleh masyarakat materialistik.
  • Pencarian Ketenangan: "Jalan kaki tuju kiblat obat mujarab" dan "simpuh sujud lepaskan jiwa terpenjara" menunjukkan pencarian ketenangan dan kebebasan melalui tindakan spiritual dan kebiasaan sederhana.
  • Kejujuran dan Keterbukaan: "Deretan aksara apa adanya legakan jiwa dahaga" menggarisbawahi pentingnya kejujuran dan keterbukaan dalam mencari ketenangan batin, jauh dari kepura-puraan dan materialisme.

Pesan Utama

Puisi "Merdeka Hina" menyampaikan pesan yang kuat tentang pentingnya mencari kebahagiaan dan ketenangan batin melalui cara-cara yang sederhana dan jujur. Di tengah tekanan dunia korporat yang kejam dan materialisme yang merajalela, puisi ini mengajak pembaca untuk menemukan makna dalam kebahagiaan yang sederhana dan dalam tindakan spiritual yang tulus. Dengan mengkritik sifat munafik dan keserakahan, puisi ini mendorong kita untuk kembali ke nilai-nilai dasar yang memberikan ketenangan dan kebahagiaan sejati.

Puisi "Merdeka Hina" karya Bung G adalah sebuah kritik tajam terhadap kehidupan modern yang didominasi oleh dunia korporat dan materialisme. Melalui bahasa yang lugas dan penuh ironi, puisi ini mengajak kita untuk menemukan kebahagiaan dalam hal-hal yang sederhana dan jujur, serta mengingatkan kita akan pentingnya spiritualitas dalam kehidupan yang sering kali terperangkap dalam keserakahan dan ketidakadilan.

Puisi
Puisi: Merdeka Hina
Karya: Bung G

Biodata Bung G:
  • Bung G lahir pada tanggal 7 September 1982 di Tanjung Enim.
  • Bung G  mulai menulis sejak 2006. Tulisan-tulisannya terangkum di blog pribadinya. Karya-karyanya juga terhimpun di berbagai buku antologi dan buku solo. Kini ia belajar menulis puisi di Kelas Puisi Asqa Imagination School (AIS).
© Sepenuhnya. All rights reserved.