Puisi: Mendambakan Lupa (Karya Helvy Tiana Rosa)

Puisi "Mendambakan Lupa" karya Helvy Tiana Rosa menggambarkan tema perasaan kehilangan dan upaya untuk melupakan kenangan yang menyakitkan.
Mendambakan Lupa


Angin yang merintih di jalan setapak itu
tak pernah istirah
mengirim bau tubuhmu yang laut
dalam riuh dalam hening
saat lampu-lampu dinyalakan
atau dimatikan

Aku pun berjingkat ke beranda
mengambil parang
dan menggergaji kenangan
jadi serbuk jadi duri
lalu kularung dalam selokan
di samping taman tak bernama itu

Saban hujan aku yang menggigil
mendengar kau memanggil-manggil
dari dalam selokan
tapi wajah serupa engkau muncul di televisi
sambil bicara tentang seseorang
yang begitu mendambakan lupa

Depok, 19 Desember 2011

Analisis Puisi:

Puisi "Mendambakan Lupa" karya Helvy Tiana Rosa menggambarkan tema perasaan kehilangan dan upaya untuk melupakan kenangan yang menyakitkan. Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan imajinatif, puisi ini mengeksplorasi emosi dan tindakan yang berkaitan dengan proses melupakan dan bagaimana kenangan yang tidak diinginkan tetap menghantui kehidupan kita.

Puisi ini menghadirkan sebuah perjalanan emosional melalui proses melupakan kenangan yang menyakitkan. Dengan menggabungkan unsur-unsur alam dan metafora yang kuat, Helvy Tiana Rosa menggambarkan bagaimana kenangan masa lalu bisa menjadi beban yang terus-menerus menghantui seseorang, meskipun upaya telah dilakukan untuk menghapusnya.

Simbolisme dan Imaginasi

"Angin yang merintih di jalan setapak itu tak pernah istirah" - Puisi ini memulai dengan gambaran angin yang merintih, melambangkan ketidaknyamanan dan kesedihan yang tidak pernah berhenti. Angin di jalan setapak mungkin merepresentasikan perasaan yang terus-menerus menghantui atau menyiksa, seolah-olah tidak ada tempat untuk beristirahat dari kenangan yang menyakitkan.

"mengirim bau tubuhmu yang laut dalam riuh dalam hening" - Penggunaan metafora bau tubuh yang laut menambahkan dimensi sensorik pada kenangan yang menyakitkan. Laut, dengan kedalaman dan kekacauannya, melambangkan kompleksitas emosi dan ingatan yang sulit dilupakan. "Riuh dalam hening" menunjukkan kontradiksi antara kebisingan internal dan kedamaian eksternal, menekankan konflik batin.

Tindakan Melupakan

"Aku pun berjingkat ke beranda mengambil parang dan menggergaji kenangan jadi serbuk jadi duri" - Tindakan mengambil parang dan menggergaji kenangan menjadi serbuk dan duri adalah upaya simbolis untuk menghancurkan dan menghapus kenangan. Penggunaan parang sebagai alat untuk "menggergaji" menekankan kekuatan dan usaha besar yang diperlukan untuk melupakan sesuatu yang mendalam dan menyakitkan.

"lalu kularung dalam selokan di samping taman tak bernama itu" - Kenangan yang telah dihancurkan dan dibuang ke dalam selokan mencerminkan usaha untuk menyingkirkan sesuatu yang tidak diinginkan. Taman tak bernama mungkin melambangkan tempat atau waktu yang tidak memiliki makna atau nilai yang jelas, memperkuat rasa ketidakberdayaan dalam proses melupakan.

Kehadiran Kenangan dan Penyesalan

"Saban hujan aku yang menggigil mendengar kau memanggil-manggil dari dalam selokan" - Meski telah berusaha untuk membuang kenangan, suara memanggil-manggil dari dalam selokan menunjukkan bahwa kenangan tersebut masih ada, berusaha untuk muncul kembali. Ini menggambarkan bagaimana upaya untuk melupakan tidak selalu berhasil dan bagaimana kenangan sering kali tetap ada meskipun telah dikubur.

"tapi wajah serupa engkau muncul di televisi sambil bicara tentang seseorang yang begitu mendambakan lupa" - Kehadiran wajah yang mirip muncul di televisi menambahkan lapisan ironi dan kesedihan. Ini menunjukkan bagaimana kenangan dan seseorang yang kita coba lupakan tetap berhubungan dengan kehidupan kita melalui media dan cara-cara yang tidak terduga.

Puisi "Mendambakan Lupa" karya Helvy Tiana Rosa mengeksplorasi proses yang kompleks dan emosional dari melupakan kenangan yang menyakitkan. Dengan penggunaan bahasa yang penuh warna dan metafora yang mendalam, puisi ini menggambarkan perjuangan batin yang dialami seseorang ketika mencoba untuk menghapus kenangan dan perasaan yang menyakitkan dari hidup mereka.

Puisi ini menyentuh tema universal tentang ketidakmampuan untuk sepenuhnya melepaskan masa lalu dan bagaimana kenangan sering kali tetap menghantui kita, meskipun kita berusaha untuk menghapusnya. Dengan cara ini, Helvy Tiana Rosa berhasil menyampaikan perasaan yang sangat manusiawi melalui gambaran yang kuat dan penuh makna.

Helvy Tiana Rosa
Puisi: Mendambakan Lupa
Karya: Helvy Tiana Rosa

Biodata Helvy Tiana Rosa:
  • Dr. Helvy Tiana Rosa, S.S., M.Hum. lahir pada tanggal 2 April 1970 di Medan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.