Melihat Kupu-Kupu
hati siapa terkirim lewat kupu-kupu
ia terbang kian kemari di udara wening.
sunyi melintasi pesta bisik
merendah, meninggi, meliuk dan menukik
menari-nari hanya berbekal cahya mentari
sedang cinta kasihnya menunggu di sayap
tak kenal cuaca dan waktu.
ia menggiring siapa mata yang memandang
dalam kelelahan
2007
Analisis Puisi:
Puisi "Melihat Kupu-Kupu" karya Fauzi Absal menawarkan refleksi yang mendalam tentang keindahan, simbolisme, dan perjalanan emosional melalui gambar kupu-kupu. Dengan gaya yang puitis dan elegan, puisi ini mengeksplorasi tema cinta, kesunyian, dan perjalanan jiwa dengan menggunakan kupu-kupu sebagai metafora.
Struktur dan Tema
Puisi ini menggunakan kupu-kupu sebagai simbol utama, menggambarkan keindahan dan kompleksitas emosi manusia. Kupu-kupu, dengan sifatnya yang ringan dan penuh warna, menjadi alat untuk menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual seseorang.
Simbolisme Kupu-Kupu:
- "hati siapa terkirim lewat kupu-kupu": Baris ini membuka puisi dengan pertanyaan yang mengundang pembaca untuk mempertimbangkan apa yang dikirimkan atau disampaikan melalui keindahan dan keleluasaan kupu-kupu. Kupu-kupu di sini bukan hanya makhluk hidup, tetapi juga simbol dari pesan atau perasaan yang lebih dalam.
Keindahan dan Perjalanan
- "ia terbang kian kemari di udara wening": Kupu-kupu digambarkan terbang bebas di udara yang tenang, menunjukkan bagaimana keindahan dan emosi dapat mengalir dengan bebas tanpa batasan. Ini menciptakan gambar yang damai dan menenangkan.
- "sunyi melintasi pesta bisik": Kontras antara sunyi dan pesta menunjukkan ketegangan antara keheningan batin dan kehidupan sosial yang bising. Kupu-kupu melintasi dua dunia ini dengan keleluasaan yang menyoroti keunikan dan keindahan dalam kesederhanaan.
Cinta dan Kesabaran
- "merendah, meninggi, meliuk dan menukik / menari-nari hanya berbekal cahaya mentari": Gambar kupu-kupu yang menari-nari dengan gerakan lembut menunjukkan bagaimana cinta dan perasaan bisa begitu fleksibel dan indah, ditunjang oleh cahaya kehidupan. Gerakan ini menyiratkan kebebasan dan keanggunan.
- "sedang cinta kasihnya menunggu di sayap / tak kenal cuaca dan waktu": Cinta yang ada di sayap kupu-kupu menggambarkan kesetiaan dan keabadian perasaan, yang tidak terpengaruh oleh cuaca atau waktu. Ini menunjukkan bahwa cinta yang tulus dan murni dapat bertahan dalam berbagai keadaan.
Pengaruh pada Mata yang Memandang
- "ia menggiring siapa mata yang memandang / dalam kelelahan": Kupu-kupu mengarahkan pandangan orang yang melihatnya, mungkin dengan keindahan atau makna yang mendalam. Gambar ini menciptakan kesan bahwa keindahan kupu-kupu dapat mempengaruhi dan menyentuh jiwa orang yang melihatnya, bahkan dalam keadaan kelelahan atau kebingungan.
Gaya bahasa yang puitis dan deskriptif menghidupkan gambar kupu-kupu, menghubungkan keindahan alam dengan emosi manusia yang kompleks. Puisi ini menyampaikan pesan bahwa cinta dan keindahan sejati tidak terikat oleh waktu atau keadaan, tetapi selalu dapat ditemukan dalam kesederhanaan dan kebebasan.
Karya: Fauzi Absal
Biodata Fauzi Absal:
- Fauzi Absal lahir pada tanggal 2 Maret 1951 di Yogya.