Puisi: Lukisan Seorang Ibu (Karya Tri Astoto Kodarie)

Puisi "Lukisan Seorang Ibu" mengajarkan kita tentang kekaguman dan penghargaan terhadap sosok ibu, baik dari segi fisik maupun karakter.
Lukisan Seorang Ibu

rambutnya yang masih hitam tampak rapi tergelung dengan tatanan
yang sesuai dengan pakaian kebayanya yang berwarna ungu tua
dengan sorot mata mengagumkan yang selintas memberikan kisah
bahwa ibu itu seorang yang terhormat serta berkharisma
kemudian duduknya yang sangat santun dengan tangan menutup
di kedua lututnya yang terbalut kain batik tulis tangan parang kusumo
nampak menambah kebersahajaan masa lalunya
entah bersama siapa

dan seandainya aku boleh bertanya kepada ibu di kanvas beku itu
mungkin aku akan banyak memperoleh ilmu tentang cinta seorang ibu
yang mengalir dari bening bola matanya atau nasihat hidup yang berhembus
dari nafasnya yang membuat aku terlena seperti masa kanak-kanak
dengan dongeng kancil yang licik atau buaya yang perkasa tapi bodoh
tapi mungkin ibu di kanvas beku itu akan bercerita lain
entah tentang apa.

2007

Analisis Puisi:

Puisi "Lukisan Seorang Ibu" karya Tri Astoto Kodarie adalah karya yang penuh dengan keindahan dan kedalaman emosi, menggambarkan sosok ibu melalui sebuah lukisan. Dalam puisi ini, penulis mengeksplorasi tema keibuan dan hubungan antara masa lalu dan masa kini, dengan menggunakan lukisan sebagai metafora.

Tema

  • Keibuan dan Kharisma: Tema utama dari puisi ini adalah keibuan dan kharisma seorang ibu. Penulis menggambarkan ibu melalui detail-detail fisik dan cara duduknya, menyoroti kehormatan dan kharisma yang terpancar dari sosok tersebut. Ini menunjukkan penghargaan dan kekaguman penulis terhadap sosok ibu, baik dari segi fisik maupun karakter.
  • Masa Lalu dan Masa Kini: Puisi ini juga mengeksplorasi hubungan antara masa lalu dan masa kini, menggunakan lukisan sebagai jembatan. Penulis membayangkan bagaimana ibu dalam lukisan itu mungkin memiliki cerita hidup yang kaya, serta bagaimana pengalamannya dapat memberikan pelajaran berharga tentang cinta dan kehidupan.

Gaya dan Struktur

  • Gaya Bahasa dan Imaji: Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang deskriptif dan imajinatif, dengan pilihan kata yang memunculkan gambar-gambar visual yang jelas. Penggunaan frasa seperti "rambutnya yang masih hitam" dan "kain batik tulis tangan parang kusumo" memberikan kesan mendalam dan kaya akan detail.
  • Struktur dan Alur: Struktur puisi mengikuti alur, dimulai dengan deskripsi fisik lukisan, dilanjutkan dengan penekanan pada kebersahajaan dan masa lalu, dan diakhiri dengan refleksi imajinatif tentang apa yang mungkin dikatakan oleh ibu dalam lukisan. Struktur ini memungkinkan pembaca untuk merasakan kedalaman emosi dan pemikiran penulis.

Makna dan Pesan

Puisi "Lukisan Seorang Ibu" mengajarkan kita tentang kekaguman dan penghargaan terhadap sosok ibu, baik dari segi fisik maupun karakter. Melalui deskripsi lukisan, penulis menggambarkan bagaimana ibu adalah sosok yang penuh dengan kehormatan, kebersahajaan, dan kharisma. Pesan utama dari puisi ini adalah pentingnya menghargai dan mengenang peran ibu dalam kehidupan kita, serta memahami bahwa meskipun ibu mungkin tidak lagi ada, kehadirannya tetap hidup melalui kenangan dan pelajaran yang ditinggalkannya.

Puisi "Lukisan Seorang Ibu" karya Tri Astoto Kodarie adalah puisi yang penuh dengan keindahan dan kedalaman emosi, menggambarkan sosok ibu melalui sebuah lukisan. Dengan deskripsi yang detail dan refleksi imajinatif, puisi ini memberikan penghargaan yang mendalam terhadap sosok ibu dan perannya dalam kehidupan. Pesan utama dari puisi ini adalah penghargaan terhadap keibuan dan pemahaman tentang nilai dan pelajaran yang ditinggalkan oleh ibu, meskipun ia mungkin hanya ada dalam bentuk kenangan atau lukisan.

Puisi: Lukisan Seorang Ibu
Puisi: Lukisan Seorang Ibu
Karya: Tri Astoto Kodarie

Biodata Tri Astoto Kodarie:
  • Tri Astoto Kodarie lahir di Jakarta, pada tanggal 29 Maret 1961.
© Sepenuhnya. All rights reserved.