Puisi: Kilat (Karya Harta Pinem)

Puisi "Kilat" karya Harta Pinem menggunakan metafora batu, cemara, pisau, dan elemen gelap lainnya, penyair mengeksplorasi tema-tema tentang ...
Kilat

Dusta mana kau sembunyikan di rahang batu
cemara-cemara rindu kesejukan antar kita
dan aku mengantarkan risau angin kepadamu
saat jam-jam di rumahmu berangkat ke haribaan gelap
sejuta mata pisau menancap dalam di jantung purbamu
kukirim juga salak anjing ke pintu rumah
sebelum burung gagak berebutan buka pintu kubur
dan teriakan para penjarah tersekap di terowongan gelap 
di mana-mana terdengar pekik elang luka
bersama pekik dedaunan Kelu
masih kau  tombak juga langit
darahnya mengucur di sekujur bumi kita
dan aku berkali-kali mengukur jarak waktu
kening bulan berdarah-darah di pelupuk mataku
matamu menyimpan berbagai rahasia murka daging
menombaki kedua mataku dengan ribuan belati
namun sebagai bara api aku selalu hadir-hadir di sisimu

Medan, 2007

Analisis Puisi:

Puisi "Kilat" karya Harta Pinem menawarkan sebuah eksplorasi yang mendalam dan penuh simbolisme mengenai kegelapan, rasa sakit, dan keberadaan. Melalui penggunaan bahasa yang kuat dan metafora yang kompleks, penyair menggambarkan perasaan dan situasi yang intens dengan cara yang mendalam dan mendalam.

Metafora Batu dan Cemara

"Dusta mana kau sembunyikan di rahang batu" membuka puisi dengan sebuah pertanyaan yang menunjukkan adanya kebohongan atau kepalsuan yang tersembunyi. Batu di sini bisa melambangkan ketegaran dan kedalaman yang sulit diakses, sementara cemara-cemara rindu mungkin mencerminkan harapan atau kerinduan yang menyegarkan namun tidak mudah dicapai.

Angin dan Gelapnya Harapan

Pernyataan, "dan aku mengantarkan risau angin kepadamu," menunjukkan adanya perasaan kesedihan atau ketidakpastian yang dikirimkan kepada seseorang. "Saat jam-jam di rumahmu berangkat ke haribaan gelap" menandakan pergeseran menuju masa-masa sulit atau gelap, di mana harapan tampak suram dan tidak jelas.

Simbolisme Pisau dan Salak Anjing

"Sejuta mata pisau menancap dalam di jantung purbamu" mengungkapkan rasa sakit atau pengkhianatan yang mendalam. Mata pisau yang menancap menggambarkan luka yang menggerogoti hati seseorang. "Kukirim juga salak anjing ke pintu rumah" menambahkan elemen yang lebih brutal dan kasar, dengan salak anjing menandakan ancaman atau ketidaknyamanan yang datang ke pintu seseorang.

Kegelapan dan Teriakan

Teriakan para penjarah yang tersekap di terowongan gelap dan pekik elang luka menggambarkan kekacauan dan penderitaan. Kegelapan dan suara-suara yang terperangkap menciptakan suasana yang mencekam dan penuh ketidakpastian, sementara pekik dedaunan Kelu mungkin melambangkan kesedihan atau kehilangan.

Langit dan Darah Bumi

"Meskipun kau tombak juga langit, darahnya mengucur di sekujur bumi kita" menggambarkan konflik dan kekacauan yang melanda. Langit yang ditombak mungkin melambangkan serangan terhadap sesuatu yang lebih tinggi atau sakral, sementara darah yang mengucur menandakan dampak kekerasan yang menyebar di bumi.

Kening Bulan dan Rahasia Murka

Kening bulan yang "berdarah-darah di pelupuk mataku" menyoroti rasa sakit emosional dan trauma yang mendalam. Mata yang menyimpan rahasia murka daging, dan belati yang menombaki mata, menunjukkan luka batin dan rasa marah yang terpendam. Keberadaan bara api yang selalu hadir di sisi seseorang melambangkan ketahanan dan dukungan meskipun dalam keadaan yang sangat sulit.

Puisi "Kilat" karya Harta Pinem merupakan karya yang penuh dengan simbolisme dan makna mendalam. Dengan menggunakan metafora batu, cemara, pisau, dan elemen gelap lainnya, penyair mengeksplorasi tema-tema tentang kegelapan, rasa sakit, dan konflik batin. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dampak dari kebohongan, pengkhianatan, dan penderitaan, sekaligus menyoroti kekuatan untuk bertahan dan memberikan dukungan meskipun dalam situasi yang sangat menantang. Melalui bahasa yang kuat dan imajinatif, Harta Pinem menciptakan sebuah pengalaman puitis yang memprovokasi pemikiran dan perasaan mendalam.

Harta Pinem
Puisi: Kilat
Karya: Harta Pinem

Biodata Harta Pinem:
  • Harta Pinem lahir pada tanggal 25 Juni 1958 di Juhar, Tanah Karo, Sumatera Utara.
  • Harta Pinem meninggal dunia pada tanggal 24 Agustus 2021 di Medan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.