Puisi: Kertas (Karya Mardi Luhung)

Puisi "Kertas" karya Mardi Luhung mengajak kita untuk merenungkan dan menghargai keindahan serta kompleksitas dari setiap elemen kehidupan.
Kertas
(: bagaimana mungkin kita tak berumah)

Di kertas kau menggambar rumah. Rumah yang mengambang. Tanpa tanah, rumput, dan pohon. Lalu, di rumah itu, kau tambahkan pintu terbuka, keset hitam, dan jendela persegi. Sedang, di bawah jendela, kau selipkan seekor tawon. Tawon yang pernah terbang ke jantung. Jantung yang seperti pepaya masak yang manis. Yang layak dijadikan pencuci mulut pada sebuah perjamuan. Sambil mendengar kisah tentang jal yang asli dan dipalsukan. Yang membuat para penafsir sibuk membicarakannya.

Dan karena gambar rumahmu yang mengambang terlihat sendiri, kau pun kembali menggambar tiga sosok di pojok kiri kertas. Yang juga mengambang. Sosok pertama si anak. Sosok kedua si entah. Sedang sosok ketiga, yaitu si jangkung. Si jangkung yang mudah memulur-mungkretkan tubuhnya di mana dan ke mana saja. Si jangkung yang setiap kau pandang, selalu ingin disandarkan ke sebatang palem. Agar hilang kemurungan di wajah. Kemurungan karena sebuah lorog yang tak berujung.

Lorong yang menjadikan tanda lurus jadi bergelombang. Dan arah dikenal jadi tak tertebak. Sehingga, ketika ada yang berkata: "Siapa yang ingin memasuki lorong, masukilah," tak ada yang Masuk. Semua menunggu. Seperti menunggunya si penyerimpung berhati batu. Yang menyerimpung lewat kaki orang lain. Terus merapat ke keremangan. Sambil mengimpikan maut yang dikira terlambat. Maut yang juga ingin kau hadirkan ke gambar rumahmu yang tetap saja terlihat sendiri. Dan mengambang.

Gresik, 2016

Analisis Puisi:

Puisi "Kertas" karya Mardi Luhung adalah sebuah karya yang memikat dan menggugah imajinasi. Dengan menggunakan kertas sebagai media, Mardi Luhung menciptakan sebuah dunia imajiner yang penuh dengan simbolisme dan makna mendalam. Dalam puisi ini, setiap elemen yang digambarkan pada kertas memiliki cerita dan pesan tersendiri, yang mengajak pembaca untuk merenungkan berbagai aspek kehidupan dan keberadaan.

Gambar Rumah yang Mengambang

Di awal puisi, penyair menggambarkan sebuah rumah yang mengambang di atas kertas. Rumah ini tidak memiliki tanah, rumput, atau pohon, sehingga terkesan melayang tanpa akar atau fondasi yang kuat. Rumah yang mengambang ini bisa diinterpretasikan sebagai simbol ketidakpastian atau ketidakberdayaan, menggambarkan keadaan di mana seseorang atau sesuatu tidak memiliki pegangan atau dukungan yang kokoh.

Elemen Rumah: Pintu, Keset, dan Jendela

Selanjutnya, rumah tersebut dilengkapi dengan pintu terbuka, keset hitam, dan jendela persegi. Pintu yang terbuka mungkin menggambarkan keterbukaan atau kerentanan, sementara keset hitam bisa diartikan sebagai simbol dari sesuatu yang gelap atau tidak diketahui. Jendela persegi, di sisi lain, memberikan pandangan ke dunia luar, memungkinkan kita untuk melihat apa yang ada di luar rumah imajiner tersebut.

Tawon di Bawah Jendela

Tawon yang diselipkan di bawah jendela adalah simbol yang menarik. Tawon ini pernah terbang ke jantung, yang digambarkan sebagai pepaya masak yang manis. Jantung, dalam konteks ini, mungkin melambangkan pusat kehidupan atau emosi. Tawon yang terbang ke jantung bisa diartikan sebagai sesuatu yang mengganggu atau mengancam inti kehidupan atau emosi seseorang.

Sosok yang Mengambang

Untuk melengkapi gambar rumah yang mengambang, penyair menambahkan tiga sosok di pojok kiri kertas. Sosok-sosok ini juga mengambang, seperti rumah tersebut. Sosok pertama adalah si anak, sosok kedua adalah si entah, dan sosok ketiga adalah si jangkung. Si jangkung digambarkan sebagai sosok yang bisa memanjang dan memendekkan tubuhnya dengan mudah, selalu ingin bersandar ke sebatang palem untuk menghilangkan kemurungan di wajahnya.

Lorong yang Tak Berujung

Puisi ini juga menggambarkan sebuah lorong yang tak berujung, yang menjadikan tanda lurus jadi bergelombang dan arah jadi tak tertebak. Lorong ini mungkin melambangkan perjalanan hidup yang penuh dengan ketidakpastian dan perubahan. Dalam konteks ini, lorong bisa diartikan sebagai simbol dari tantangan atau rintangan yang harus dihadapi dalam hidup.

Puisi "Kertas" karya Mardi Luhung adalah sebuah karya yang kaya dengan simbolisme dan makna mendalam. Melalui gambar rumah yang mengambang, tawon yang terbang ke jantung, dan sosok-sosok yang mengambang, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan berbagai aspek kehidupan dan keberadaan. Setiap elemen dalam puisi ini memiliki cerita dan pesan tersendiri, yang mengundang pembaca untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang lebih dalam di balik kata-kata yang sederhana.

Dengan gaya penulisan yang unik dan imajinatif, Mardi Luhung berhasil menciptakan sebuah puisi yang memikat dan menggugah pikiran. "Kertas" adalah sebuah karya yang mengajak kita untuk merenungkan dan menghargai keindahan serta kompleksitas dari setiap elemen kehidupan. Melalui puisi ini, kita diajak untuk melihat dunia dari perspektif yang berbeda, menggali makna yang tersembunyi di balik setiap simbol dan gambar yang dihadirkan di atas kertas.

Puisi "Kertas" karya Mardi Luhung menawarkan banyak lapisan makna dan interpretasi yang berbeda. Setiap pembaca mungkin akan menemukan pemahaman yang unik berdasarkan pengalaman dan pandangan pribadi mereka. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa puisi ini memberikan ruang bagi imajinasi untuk berkembang dan mendorong kita untuk merenungkan kehidupan dari sudut pandang yang baru dan berbeda.

Mardi Luhung
Puisi: Kertas
Karya: Mardi Luhung

Biodata Mardi Luhung:
  • Mardi Luhung lahir pada tanggal pada 5 Maret 1965 di Gresik, Jawa Timur.
© Sepenuhnya. All rights reserved.