Puisi: Kenangan (Karya Leon Agusta)

Puisi "Kenangan" karya Leon Agusta mengeksplorasi bagaimana kenangan dapat menjadi jembatan antara masa lalu dan perasaan saat ini, meskipun dalam ...
Kenangan
: El Es

Andaikan cahaya menghilang membutakan mataku
Aku tak tahu jalan ke tempatmu berada
Entah di negeri salju, bulan putih menyiangi malam
Sukmaku sudah sampai di sana
Memelukmu sampai musimku penghabisan

Kubayangkan kau pesta dengan orang tak kukenal
Malam berdentingan gelas dan linangan anggur
Aku teringat, menjelang subuh itu kau datang
Mengeluh, menangis dan bercerita sampai pagi tiba

Aku kesepian
Dalam gemuruh dunia berkejaran

West Burlington, Iowa, April 1980

Sumber: Gendang Pengembara (2012)

Analisis Puisi:

Puisi "Kenangan" karya Leon Agusta mengungkapkan tema mendalam tentang kehilangan, kenangan, dan kesepian melalui gambaran emosional yang kuat. Dengan gaya bahasa yang puitis dan simbolis, puisi ini membawa pembaca pada refleksi mendalam mengenai pengalaman batin dan hubungan yang telah berlalu.

Kegelapan dan Keterasingan

Puisi ini dimulai dengan gambaran "Andaikan cahaya menghilang membutakan mataku", yang mencerminkan keadaan kegelapan dan keterasingan. Tanpa cahaya, penulis tidak bisa melihat jalannya menuju seseorang yang penting, mengindikasikan rasa kehilangan yang mendalam dan ketidakmampuan untuk menemukan arah dalam situasi yang penuh kebingungan.

Imaginasi dan Kenangan

"Entah di negeri salju, bulan putih menyiangi malam" menciptakan gambar yang dingin dan jauh, menggambarkan tempat di mana kenangan itu berada. Meskipun fisik atau kenyataan tidak dapat diakses, "Sukmaku sudah sampai di sana" menunjukkan bahwa emosi dan kenangan telah sampai di tempat itu, memperlihatkan bagaimana perasaan dapat melintasi batas-batas fisik dan waktu.

Kenangan Intim dan Melankolis

Di bagian berikutnya, puisi menggambarkan sebuah "pesta dengan orang tak kukenal" di mana kenangan itu terhubung dengan suasana malam yang penuh dengan "gelas dan linangan anggur". Kenangan ini dihadapi dengan melankolis, di mana "kau datang mengeluh, menangis dan bercerita sampai pagi tiba", menunjukkan momen-momen intim yang penuh emosi dan penghiburan. Ini adalah saat ketika kenangan menjadi hidup kembali, menghubungkan masa lalu dengan perasaan saat ini.

Kesepian dalam Kehidupan Modern

Puisi ini diakhiri dengan "Aku kesepian / Dalam gemuruh dunia berkejaran", menyoroti perasaan terasing dan kesepian di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern. Meskipun dunia di sekitar mungkin bergerak cepat dan penuh aktivitas, penulis merasa terasing dan kesepian, mempertegas kontras antara kebisingan eksternal dan kesepian batin yang mendalam.

Puisi "Kenangan" karya Leon Agusta menyajikan gambaran yang kuat tentang kehilangan, kenangan, dan kesepian. Melalui penggunaan simbolisme dan deskripsi yang puitis, Agusta mengeksplorasi bagaimana kenangan dapat menjadi jembatan antara masa lalu dan perasaan saat ini, meskipun dalam kegelapan dan keterasingan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dampak dari kenangan terhadap pengalaman emosional dan bagaimana kita menghadapi kesepian dalam dunia yang penuh dengan kebisingan dan kesibukan.

Leon Agusta
Puisi: Kenangan
Karya: Leon Agusta

Biodata Leon Agusta:
  • Leon Agusta (Ridwan Ilyas Sutan Badaro) lahir pada tanggal 5 Agustus 1938 di Sigiran, Maninjau, Sumatra Barat.
  • Leon Agusta meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2015 (pada umur 77) di Padang, Sumatra Barat.
  • Leon Agusta adalah salah satu Sastrawan Angkatan 70-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.