Puisi: Kekasih (Karya Rini Intama)

Puisi "Kekasih" karya Rini Intama mengeksplorasi dua versi dari hubungan dengan kekasih—satu yang penuh harapan dan warna, dan satu lagi yang ...
Kekasih
(Versi 1)

lihat saja rinduku menari-nari di langit

Bersulam benang memintal warna
mendulang suara pagi bingkai kain melarang lara
Sumringah warna pena melukis wajah cinta

Di gerimis tak sepotong kata pun tertulis

Kekasih
Tak sedepa pun membentang jarak
Nanti kupinta mendekat dekap sejenak

Tak sedetik pun sunyi meradang
Nanti kupinta mendendang
Nanti kupinta di mimpi mendatang

30 Juni 2010

Kekasih
(Versi 2)

kau datang dengan seikat bunga mawar putih
secarik kertas terakhirmu menerbangkan cerita mimpi
tentang seronce melati di hari pernikahan nanti
seraya terus kita menembang puisi-puisi

itu cerita kemarin
saat rembulan luruh dalam asap kelabu
hari ini nafasku menyesak dekat pusaramu

November, 2010

Sumber: Merapi Gugat (2011)

Analisis Puisi:

Puisi "Kekasih" karya Rini Intama membahas tema cinta dan kenangan dengan pendekatan yang penuh perasaan. Dalam puisi ini, Rini Intama mengeksplorasi dua versi dari hubungan dengan kekasih—satu yang penuh harapan dan warna, dan satu lagi yang terhimpit oleh kenangan dan kehilangan.

Versi 1: Harapan dan Keberadaan

  • Simbolisme Langit dan Benang: Pada versi pertama, puisi dimulai dengan "lihat saja rinduku menari-nari di langit" yang menciptakan gambaran visual tentang rasa rindu yang tinggi dan meluas. Langit di sini berfungsi sebagai simbol dari harapan dan perasaan yang tak terbatas. "Bersulam benang memintal warna" menggarisbawahi proses penyatuan perasaan dan harapan dalam hubungan. Benang yang memintal warna melambangkan upaya untuk menyatukan dan menghiasi hubungan dengan keindahan dan makna.
  • Keterhubungan dalam Kesederhanaan: Di bagian selanjutnya, penyair menunjukkan kedekatan emosional dengan "Tak sedepa pun membentang jarak" dan "Nanti kupinta mendekat dekap sejenak." Ini menggambarkan keinginan untuk kesatuan dan kedekatan yang mendalam tanpa ada jarak yang menghalangi. Penyair mengungkapkan keinginan untuk kedekatan dan keintiman yang segera, serta harapan untuk berbagi momen bersama.
  • Cita dan Kenangan yang Terlupakan: Kalimat "Di gerimis tak sepotong kata pun tertulis" menunjukkan bahwa meskipun ada perasaan yang mendalam, terkadang sulit untuk mengekspresikannya secara verbal. Gerimis sebagai metafora untuk kesedihan atau perasaan yang tak bisa diungkapkan memperkuat tema tentang bagaimana emosi dapat sulit untuk diungkapkan, meskipun sangat kuat.

Versi 2: Kenangan dan Kesedihan

  • Simbolisme Bunga dan Kertas: Pada versi kedua, "kau datang dengan seikat bunga mawar putih" dan "secarik kertas terakhirmu menerbangkan cerita mimpi" menciptakan suasana nostalgia dan kesedihan. Mawar putih sering kali melambangkan kemurnian dan kenangan, sementara secarik kertas sebagai simbol dari pesan terakhir atau kenangan yang tersisa.
  • Keterikatan pada Masa Lalu: "Tentang seronce melati di hari pernikahan nanti" mengisahkan tentang kenangan hari bahagia yang penuh harapan di masa lalu. Namun, kini, "hari ini nafasku menyesak dekat pusaramu" menunjukkan perubahan drastis—dari perasaan bahagia ke kesedihan yang mendalam karena kehilangan. Frasa ini menggambarkan bagaimana kenangan bahagia dapat berubah menjadi kenangan yang penuh kesedihan setelah kepergian seseorang.
  • Perubahan dari Cerita Indah ke Kesedihan: Perubahan dari "itu cerita kemarin" ke "saat rembulan luruh dalam asap kelabu" menandakan transisi dari kebahagiaan ke kesedihan. Penyair menggambarkan hari ini sebagai masa di mana ingatan akan kekasih telah berubah menjadi rasa sesak dan kesedihan yang mendalam.

Makna dan Interpretasi

Puisi "Kekasih" menyajikan dua perspektif yang berbeda tentang hubungan dan kenangan. Versi pertama menggambarkan harapan dan keinginan untuk kedekatan dan keintiman, sedangkan versi kedua beralih ke refleksi kesedihan dan kehilangan setelah kepergian seseorang yang dicintai. Melalui simbolisme yang kuat dan kontras antara harapan dan realitas, Rini Intama mengungkapkan kedalaman perasaan cinta dan bagaimana perasaan tersebut dapat berubah seiring waktu.

Puisi "Kekasih" adalah puisi yang menangkap esensi cinta dan kehilangan dengan keindahan dan kesedihan. Dengan menggunakan gambar-gambar yang kuat seperti langit, benang, bunga, dan kertas, penyair mengajak pembaca untuk merenung tentang cinta, kenangan, dan dampak dari kehilangan dalam kehidupan kita.

Puisi "Kekasih" karya Rini Intama adalah karya yang reflektif dan penuh emosi, mengekspresikan kompleksitas perasaan cinta dan kenangan melalui dua versi yang berbeda. Versi pertama menekankan harapan dan kedekatan, sementara versi kedua mengungkapkan kesedihan dan perubahan yang datang setelah kehilangan. Dengan penggunaan simbolisme yang efektif dan nuansa emosional yang mendalam, puisi ini memberikan pandangan yang mendalam tentang perjalanan emosional yang dialami dalam hubungan cinta.

Rini Intama
Puisi: Kekasih
Karya: Rini Intama

Biodata Rini Intama:
    • Rini Intama lahir pada tanggal 21 Februari di Garut, Jawa Barat. Namanya tercatat dalam buku Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017).
    © Sepenuhnya. All rights reserved.