Analisis Puisi:
Puisi "Kejaran" karya Dwiarti Mardjono menggambarkan perasaan kehilangan, waktu, dan ketidaksempurnaan melalui dialog personal dan reflektif. Dengan bahasa yang penuh emosi dan simbolisme, puisi ini menawarkan pandangan mendalam tentang perjalanan hidup dan perasaan yang tidak terucapkan.
Struktur dan Tema
Puisi ini ditujukan kepada seseorang yang disebut "Nanda," yang tampaknya adalah sahabat atau orang dekat penulis. Pembukaan puisi dengan "nanda, / berjuta lama nunggu begini" menunjukkan rasa frustrasi dan keputusasaan penulis setelah menunggu dalam waktu yang lama tanpa hasil yang memadai.
Perasaan Terabaikan dan Kehilangan
Penulis menyatakan bahwa "orang-orang sudah sejak lama lewat" dan bahwa semua suka dan duka telah berlalu tanpa meninggalkan jejak yang berarti. Ada rasa kehilangan yang mendalam karena tidak ada cerita atau makna yang tersisa dari waktu yang telah berlalu. Penulis menggambarkan situasi di mana "wajah yang sudah terlalu lama kehilangan warna," menunjukkan ketidakmampuan untuk merasakan atau mengalami kehidupan dengan penuh warna dan kehangatan.
Simbolisme Waktu dan Bulan
- Bulan Ke Sepuluh Tahun Ini: "Apa arti bulan ke sepuluh tahun ini" menggambarkan waktu dan perubahan yang terjadi dalam satu tahun. Bulan kesepuluh melambangkan periode tertentu dalam hidup penulis yang penting dan penuh makna, di mana ia merasakan perubahan besar dalam dirinya. "Wajah lesi" dan "kedunguan mimpi" mencerminkan keadaan emosional yang suram dan penuh kesedihan.
- Tembang dan Wajah Lesi: "Tembang apa tersungging di hatimu" menunjukkan pencarian makna atau jawaban di tengah perasaan kebosanan dan keasingan. Penulis bertanya tentang jenis tembang atau lagu yang bisa mengungkapkan perasaan terdalamnya, mengindikasikan bahwa mereka sedang mencari cara untuk menyampaikan atau mengatasi emosinya.
Keterhubungan dengan Alam dan Sensitivitas
- Sulur-Sulur Terjulai: "Lembut jemarimu coba sentuhkan / pada sulur-sulur terjulai" mengarahkan perhatian pada elemen alam yang lembut dan sensitif. Sentuhan lembut ini mencerminkan keinginan untuk terhubung dengan sesuatu yang lebih dalam dan organik, yang mungkin memiliki makna atau keindahan yang tersembunyi.
- Teman dan Dara Berwajah Samar: "Terselinap tembang dan dara berwajah samar" menunjukkan adanya harapan atau kenangan yang samar yang berusaha dicapai atau dipahami. "Gambaran kesangsian" menggambarkan keraguan dan ketidakpastian dalam perjalanan hidup.
Kepasrahan dan Keletihan
- Lunglai di Usia Muda: Penulis merasakan "lunglai di usia muda," menunjukkan keletihan dan kehilangan kekuatan di usia yang masih relatif muda. Ini mencerminkan rasa frustasi dan ketidakberdayaan dalam menghadapi tantangan hidup dan perasaan tertekan.
Refleksi dan Kesadaran
Puisi ini menyajikan refleksi mendalam tentang waktu, kehilangan, dan pencarian makna dalam kehidupan. Melalui simbolisme alam dan pengalaman pribadi, penulis mengungkapkan perasaan keterasingan dan frustrasi, sambil mencari pemahaman dan koneksi yang lebih dalam.
Puisi "Kejaran" karya Dwiarti Mardjono adalah karya yang emosional dan reflektif tentang perjalanan hidup dan perasaan yang tidak terucapkan. Melalui penggunaan simbolisme waktu, bulan, dan alam, puisi ini menggambarkan proses pencarian makna di tengah rasa kehilangan dan ketidakpastian. Dengan gaya penulisan yang puitis dan introspektif, Dwiarti Mardjono berhasil menyampaikan pesan tentang tantangan pribadi dan kebutuhan untuk menemukan koneksi dan makna dalam kehidupan.
Puisi: Kejaran
Karya: Dwiarti Mardjono
Biodata Dwiarti Mardjono:
- Dwiarti Mardjono lahir pada tanggal 10 Agustus 1935 di Cilacap, Jawa Tengah.