Puisi: Keberangkatan (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Keberangkatan" karya Dorothea Rosa Herliany mengajak pembaca untuk merenung tentang bagaimana waktu dan keberangkatan mempengaruhi ...
Keberangkatan

Sebab waktu pun tambah tua, dan 
Kalender di dinding tinggal ke lantai
Aku harus berangkat. Seandainya ada
Yang harus kuucapkan
Mungkin hanya, "selamat tinggal!"
Sebelum perahu bertolak
Dan tinggal ombak putih berbuncah
Dalam padangmu.

1987

Sumber: Matahari yang Mengalir (1990)

Analisis Puisi:

Puisi "Keberangkatan" karya Dorothea Rosa Herliany menawarkan sebuah refleksi mendalam tentang perpisahan, waktu, dan perjalanan. Dalam karya ini, penyair mengeksplorasi tema-tema universal melalui kata-kata yang sederhana namun menyentuh, menciptakan suasana yang melankolis dan penuh makna.

Sebab waktu pun tambah tua, dan
Kalender di dinding tinggal ke lantai
Aku harus berangkat. Seandainya ada
Yang harus kuucapkan
Mungkin hanya, "selamat tinggal!"

Puisi ini dibuka dengan pengamatan tentang waktu yang semakin tua dan kalender yang merosot ke lantai. Frasa ini menyiratkan ketidakberdayaan terhadap perubahan waktu dan ketidakstabilan yang dirasakan saat berpisah. "Selamat tinggal" adalah ungkapan yang sederhana namun sarat makna, mewakili perasaan akhir dari sebuah fase atau hubungan. Penyair menyampaikan bahwa meskipun ada banyak hal yang mungkin ingin diungkapkan, pada akhirnya, perpisahan tersebut hanya diwakili oleh kata-kata yang singkat namun penuh berat.

Sebelum perahu bertolak
Dan tinggal ombak putih berbuncah
Dalam padangmu.

Bagian selanjutnya dipaparkan dengan gambaran konkret tentang keberangkatan. "Perahu bertolak" menjadi simbol perjalanan dan perpisahan yang tak terhindarkan. "Ombak putih berbuncah" di sini melambangkan sisa-sisa dari masa lalu yang telah ditinggalkan. "Dalam padangmu" bisa diartikan sebagai ruang atau tempat yang ditinggalkan, di mana sisa-sisa keberangkatan masih tersisa dalam bentuk kenangan atau dampak emosional.

Tema dan Makna

  • Perpisahan dan Keberangkatan: Tema utama dari puisi ini adalah perpisahan dan keberangkatan. Puisi ini menangkap momen ketika seseorang harus meninggalkan sesuatu yang dikenal dan memasuki fase baru dalam hidupnya. Kata-kata "selamat tinggal" yang sederhana tetapi penuh makna mencerminkan keputusasaan dan kesedihan yang sering kali menyertai perpisahan. Keberangkatan yang digambarkan sebagai sebuah perjalanan yang harus ditempuh menunjukkan bagaimana kehidupan terus berjalan, meskipun dengan rasa kehilangan dan perubahan.
  • Waktu dan Ketidakberdayaan: Penggunaan simbol kalender dan waktu yang semakin tua menciptakan rasa ketidakberdayaan terhadap perubahan dan penurunan. Kalimat ini menggambarkan bagaimana waktu terus bergerak maju tanpa memperdulikan keadaan individu, menunjukkan bagaimana perubahan adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan.
  • Simbolisme Ombak dan Perahu: Perahu dan ombak berfungsi sebagai simbol dari proses perpisahan dan perjalanan. Perahu yang bertolak menandakan awal dari perjalanan baru, sementara ombak putih berbuncah melambangkan sisa-sisa dari masa lalu yang mungkin tetap ada setelah perpisahan. Ini memberikan gambaran tentang bagaimana perjalanan membawa kita jauh dari apa yang kita tinggalkan, tetapi dampaknya tetap terasa.
Puisi "Keberangkatan" karya Dorothea Rosa Herliany adalah karya yang mendalam dan reflektif, yang menyentuh tema perpisahan, waktu, dan perjalanan dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Melalui simbol-simbol seperti kalender, perahu, dan ombak, puisi ini menangkap esensi dari momen perpisahan dan perubahan dalam kehidupan. Karya ini mengajak pembaca untuk merenung tentang bagaimana waktu dan keberangkatan mempengaruhi pengalaman kita dan bagaimana kita menghadapi perubahan yang tak terhindarkan dalam hidup.

Dorothea Rosa Herliany
Puisi: Keberangkatan
Karya: Dorothea Rosa Herliany

Biodata Dorothea Rosa Herliany:
  • Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
  • Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.