Catatan Admin:
Awalnya kami mengira maksud dari "Kebangunan" adalah "Ke Bangunan". Setelah buka kamus, ternyata "Kebangunan" merupakan sinonim dari kata "Kebangkitan."
Analisis Puisi:
Puisi "Kebangunan" karya Usmar Ismail adalah sebuah karya yang merayakan kehadiran dan kesadaran akan kehidupan serta keajaiban alam. Dengan penggunaan bahasa yang puitis dan simbolis, puisi ini mengeksplorasi tema kebangkitan dan keinsyafan melalui deskripsi alam yang mendalam dan reflektif.
Struktur dan Gaya Bahasa
Puisi ini terdiri dari tiga bait yang dibagi menjadi enam baris per bait (sektet), masing-masing dengan gaya bahasa yang kaya dan deskriptif. Usmar Ismail menggunakan metafora, simbolisme, dan personifikasi untuk menggambarkan kebangkitan alam dan kesadaran spiritual.
"Waktu siang terlahir laksana bayi"
Baris ini menghidupkan waktu siang dengan perumpamaan sebagai kelahiran bayi. Ini memberikan gambaran bahwa siang hari adalah awal dari sesuatu yang baru dan segar, sama seperti bayi yang baru lahir.
"Di atas kaca air jernih telaga pagi,"
"Kaca air jernih telaga pagi" menggambarkan ketenangan dan kesegaran pagi hari. Baris ini menekankan kejelasan dan kedamaian yang datang dengan pagi hari.
"Sunyi menekan alam taram-temaram"
Baris ini menunjukkan suasana pagi yang masih tenang dan sunyi. "Taram-temaram" merujuk pada suasana yang masih samar-samar, sebelum matahari sepenuhnya terbit.
"Teduh angin dalam kempaan malam"
Baris ini menggambarkan ketenangan angin yang berhembus lembut setelah malam, menambah suasana damai yang menyelimuti pagi hari.
"Langit biru tiada bertirai awan"
"Langit biru tiada bertirai awan" menunjukkan langit yang cerah dan terbuka, tanpa awan yang menutupinya. Ini melambangkan kebebasan dan kejernihan pikiran.
"Tanah lembab baru disiram hujan."
Baris ini menyiratkan bahwa tanah baru saja disirami hujan, memberikan kesan bahwa alam baru saja mengalami pembaharuan dan kesegaran.
"Renyah bumi ditimpa sinar pertama-tama"
"Renyah bumi" mencerminkan kehidupan yang baru bangkit di atas tanah yang subur setelah hujan. Sinar matahari pertama menandai dimulainya aktivitas baru.
"Tanah mengeliat di bawah selimut kala"
Baris ini menyiratkan bahwa tanah mulai bergerak dan "mengeliat" setelah hujan dan matahari muncul, menggambarkan kehidupan yang mulai berproses dan tumbuh.
"Hidup melata dalam pembuluh darah,"
"Hidup melata dalam pembuluh darah" menggambarkan kehidupan yang mengalir dan berinteraksi dalam setiap aspek alam dan makhluk hidup, menghubungkan semua elemen alam.
"Wajah langit suram menyala merah"
Baris ini menggambarkan langit yang berubah warna, memberikan kesan suasana yang dinamis dan penuh energi.
"Rasa menjalar sampai ke dalam sumsum"
Baris ini menunjukkan bahwa rasa kebangkitan dan kesadaran ini meresap jauh ke dalam diri, bahkan ke dalam sumsum tulang, mencerminkan dampak yang mendalam.
"Alam terharu sepi takjub terbangun."
"Alam terharu" menggambarkan bagaimana alam merasakan keajaiban dan kekaguman saat terbangun dari tidur malam, memberikan nuansa magis.
"Lengang membalut jiwa dalam takzim"
Baris ini menggambarkan ketenangan jiwa yang dibalut dalam rasa hormat dan kekaguman, seolah-olah jiwa juga mengalami kebangkitan spiritual.
"Tenaga terpendam sejak di dalam rahim"
Baris ini mencerminkan energi atau potensi yang terpendam sejak awal penciptaan, yang kini mulai bangkit dan menyebar.
"Berkembang, bersusun mengikat daya"
Baris ini menunjukkan bagaimana kekuatan dan energi tersebut berkembang dan bersatu, membentuk sesuatu yang lebih besar dan kuat.
"Keinsyafan mencerkam rasa semesta"
"Keinsyafan" merujuk pada kesadaran atau pencerahan yang meresap ke seluruh alam semesta, menggambarkan momen pencerahan yang menyebar.
"Berteriak, bernyanyi, mengeluh sunyi:"
Baris ini menggambarkan ekspresi kuat dari perasaan yang baru ditemukan, baik itu teriakan, nyanyian, atau keluhan, menandakan kekuatan dan kedalaman perasaan tersebut.
"Tuhan, inilah kebangunan dinanti-nanti!"
Baris terakhir adalah seruan kepada Tuhan, menyatakan bahwa kebangkitan dan keinsyafan ini adalah sesuatu yang sangat dinantikan dan diinginkan.
Tema dan Pesan
Tema utama puisi ini adalah kebangkitan dan kesadaran. Usmar Ismail menggambarkan bagaimana alam dan jiwa manusia mengalami proses kebangkitan setelah masa-masa gelap. Puisi ini mengaitkan kebangkitan alam dengan kebangkitan spiritual, menciptakan hubungan antara kehidupan fisik dan spiritual.
Pesan puisi ini adalah tentang keajaiban dan kekuatan dari proses kebangkitan, baik di alam maupun dalam diri manusia. Ini adalah panggilan untuk menghargai dan merayakan kebangkitan dan keinsyafan, serta memahami bahwa proses ini merupakan bagian dari pengalaman hidup yang mendalam.
Karya: Usmar Ismail
Biodata Usmar Ismail:
- Usmar Ismail lahir pada tanggal 20 Maret 1921 di Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Ia adalah seorang sutradara, produser film, dan penulis naskah Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah perfilman Indonesia.
- Usmar Ismail aktif dalam Gerakan Pujangga Baru, sebuah kelompok sastra yang berperan dalam perkembangan sastra Indonesia pada masa itu.
- Usmar Ismail meninggal dunia pada tanggal 2 Januari 1971 (pada usia 49) di Jakarta, Indonesia.