Kau
kuku karang kuku kau kuku laut kuku kau
kuku ombak kuku cahaya
suara karang suara kau suara laut suara kau
suara ombak suara kau
mengapa hilang
di mana
mengapa jauh
di mana
mengapa tegak
di mana
mengapa pijak
di mana
mengapa ada
di mana
mengapa diam
di mana
datang aku datang cahaya datang laut
datang ombak datang karang
bisa kau
bisa cahaya
bisa laut
bisa ombak
bisa karang
bisa pulau
tidak kau
tidak cahaya
tidak laut
tidak ombak
tidak karang
tidak pulau
tidak bumi
tidak Adam
tidak ada
tidak aku
tidak dayang-dayangmu
menggapai
menggapaigapai ke
langit
mencari surgawi
mencari wa
mencari wu
mencari wi
mencari wa wu wi
mencari wi wu wa
yang hanya wa
yang hanya wu
yang hanya wi
yang hanya wa wu wi
yang hanya wi wu wa
kuku karang ku kau kuku laut kuku kau
kuku ombak kuku cahaya
pulang cahaya
pulang kau
pulang karang
pulang laut
pulang ombak
pulang kau
pulang cahaya
tinggalkan aku di mana tapi
jangan tinggalkan aku
pulang kau pulang kau pulang kau
pulang
aku
dalam hala-Mu
1972
Analisis Puisi:
Puisi "Kau" karya Ibrahim Sattah menghadirkan serangkaian gambaran dan pertanyaan filosofis yang mengeksplorasi hubungan antara manusia dan alam, serta pencarian makna dalam keberadaan.
Imaji Alam: Ibrahim Sattah menggunakan imaji alam, seperti karang, laut, ombak, dan cahaya, untuk menciptakan suasana yang kuat dan memikat. Setiap elemen alam ini dipersonifikasikan dan dihubungkan dengan keberadaan manusia, menciptakan sebuah hubungan intim antara manusia dan alam.
Pertanyaan Eksistensial: Puisi ini penuh dengan serangkaian pertanyaan eksistensial yang mendalam. Pertanyaan-pertanyaan ini mencerminkan pencarian makna manusia tentang keberadaannya di dunia ini. Ada ketidakpastian, kegelisahan, dan keinginan untuk memahami esensi dari keberadaan.
Pencarian Makna: Melalui puisi ini, Ibrahim Sattah mengeksplorasi tema pencarian makna dan identitas. Ada upaya untuk memahami hubungan antara manusia dan alam, antara diri sendiri dan keberadaan yang lebih besar. Ada juga keinginan untuk menemukan kedamaian dan pencerahan dalam pencarian tersebut.
Pulang dalam Keberadaan: Puisi ini mencapai puncaknya dengan seruan untuk "pulang". Ini bisa diinterpretasikan sebagai keinginan untuk kembali ke akar, untuk menyatukan diri dengan alam, atau untuk menemukan ketenangan dalam kesadaran diri. Namun, ada juga ketidakpastian tentang apa arti "pulang" sebenarnya, menciptakan lapisan kompleksitas dalam puisi ini.
Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan imaji yang mendalam, Ibrahim Sattah menghadirkan sebuah karya yang memancing refleksi mendalam tentang eksistensi manusia dan hubungannya dengan alam semesta. Puisi "Kau" mengundang pembaca untuk menyelami pertanyaan-pertanyaan esensial tentang keberadaan dan makna hidup.
Biodata Ibrahim Sattah:
- Ibrahim Sattah lahir pada tahun 1943 di Tarempa, Siantan, Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau.
- Ibrahim Sattah meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 1988 (pada usia 43 tahun) di Pekanbaru.