Puisi: Kaki (Karya Ibrahim Sattah)

Puisi "Kaki" karya Ibrahim Sattah adalah sebuah puisi yang mengundang pembaca
Kaki

ada kaki kaki kau ada kuku kuku kau
ada katak katak kau ada kuda kuda kau ada kuli
kuli kau
tokkek
kuku kuli kuku kau kaki kuli kaki kau
kaki kuda kaki kau kuku kuda kuku
kau
kuku katak kuku kau
kaki katak kaki
kau
tokkek
kaki ke kanan jauh ke depan jauh ke matahari
mendaki kekiri ke
punca ke mana
kaki ka pai ka ma katamu kataku kaki ka pai lai
kaki ka pai ka ma katamu kataku
kaki ka pai kini
kaki ka pai ka ma katamu
kataku kaki
ka pai
juo
kaki ke mana kita katamu kataku diamlah kau
kaki kau kaki katak kuku katak kuku kau
kuku kuda kuku kau kaki kuda kaki
kau
kaki kuli kaki kau kuku kuli kuku
kau
tokkek

sebut sekian kaki satu sekian kaki kau
sebut sekian kali kali sekian kaki
kau
sebut sekian depa berapa rimba ke kau
sebut sekian dupa berapa mantera ke
kau
sebut sekian kata
berapa doa ke
kau
sebut sebanyak rumput sebut sebanyak mulut
tumpahkan tuak
biar bijak
jejak ke
kau
ke mana kita katamu
kataku diamlah
kau

1980-1981

Sumber: Horison (September, 1986)

Analisis Puisi:

Puisi "Kaki" karya Ibrahim Sattah merupakan sebuah karya yang menantang batasan dan konvensi dalam penggunaan bahasa dan makna. Dengan keunikan strukturnya yang terdiri dari repetisi kata-kata tertentu, puisi ini mencoba menyampaikan pesan yang mungkin memiliki makna yang tersembunyi di balik pengulangan tersebut.

Struktur dan Gaya Bahasa: Puisi "Kaki" ditandai dengan struktur yang unik, di mana kata-kata seperti "kaki", "kuku", "kuda", dan "kuli" diulang-ulang secara berulang. Repetisi ini menciptakan pola ritmis yang menarik dan menciptakan efek hipnotis pada pembaca. Struktur yang teratur dari pengulangan ini menciptakan aliran kesadaran yang terus berlanjut.

Simbolisme dan Metafora: Penggunaan kata-kata seperti "kaki", "kuku", "kuda", dan "kuli" mungkin memiliki makna simbolis yang lebih dalam. Mereka bisa merepresentasikan berbagai aspek kehidupan manusia, seperti perjalanan, kekuatan, dan pekerjaan. Kata-kata ini mungkin juga menjadi metafora untuk menyampaikan pesan tentang perjalanan hidup, langkah-langkah yang diambil, dan jejak yang ditinggalkan.

Pengulangan dan Pengertian: Meskipun puisi ini menggunakan pengulangan kata-kata yang sama, namun pengulangan tersebut bisa diartikan sebagai upaya untuk menekankan pentingnya kata-kata tersebut. Dengan memperhatikan setiap pengulangan, pembaca diajak untuk merenungkan makna dan signifikansi dari setiap kata yang diulang.

Tantangan terhadap Pembaca: Puisi ini dapat menjadi sebuah tantangan bagi pembaca untuk mencari makna di balik pengulangan kata-kata yang terus menerus. Ibrahim Sattah mungkin ingin menantang pembaca untuk melampaui struktur fisik puisi dan mencari pemahaman yang lebih dalam tentang pesan yang ingin disampaikannya.

Pengalaman dan Refleksi: Puisi "Kaki" juga bisa dipandang sebagai sebuah perjalanan atau pengalaman spiritual, di mana pengulangan kata-kata tersebut mencerminkan langkah-langkah yang diambil dalam hidup, serta refleksi terhadap perjalanan dan jejak yang ditinggalkan.

Dengan demikian, puisi "Kaki" karya Ibrahim Sattah adalah sebuah puisi yang mengundang pembaca untuk merenungkan makna yang tersembunyi di balik pengulangan kata-kata tersebut, serta menyelami pengalaman dan refleksi yang mungkin terkandung di dalamnya.

Ibrahim Sattah
Puisi: Kaki
Karya: Ibrahim Sattah

Biodata Ibrahim Sattah:
  • Ibrahim Sattah lahir pada tahun 1943 di Tarempa, Siantan, Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau.
  • Ibrahim Sattah meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 1988 (pada usia 43 tahun) di Pekanbaru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.