Puisi: Jumpritan (Karya F. Aziz Manna)

Puisi "Jumpritan" karya F. Aziz Manna menyoroti bagaimana individu harus terus bergerak dan beradaptasi dalam menghadapi kekuatan yang ...
Jumpritan

pada mulanya semua terkumpul. berpegang pada setegak tiang. angin yang tak pernah diam. membentuk liuk lekuk. semacam tarian. godaan. kaki-kaki yang di bumi kesedot rangsang. ketarikan tulang. lengan pun melimbang drai tiang ke pegangan. dari yang satu ke yang ragam. bonda-bendi sing ketiban dadi. dia yang telah ditunjuk mengincim kami. mengejar ke mana pun pergi. membuat pemeluk jadi pencari. petualang jadi pelarian. sing dadi tungguk epuk, beluk. suara-suara dari persembunyian: peringatan sekaligus olokan. menggerakkan yang berhenti.. menghentikan yang bergerak. kami yang lengah dan menyerah jadi santapan setan. selebihnya tawanan.

Analisis Puisi:

Puisi "Jumpritan" karya F. Aziz Manna adalah karya yang memikat dengan penggunaan bahasa yang kuat dan simbolisme yang mendalam. Melalui gambaran yang penuh gerak dan ketegangan, puisi ini mengeksplorasi tema tentang kontrol, kebebasan, dan penderitaan, serta bagaimana kekuatan luar dapat mempengaruhi dan mengendalikan kehidupan manusia.

Puisi ini menyajikan sebuah gambaran yang dinamis dan penuh ketegangan tentang bagaimana kekuatan tak terlihat mempengaruhi kehidupan dan tindakan kita. Aziz menggunakan metafora dan deskripsi yang jelas untuk menciptakan sebuah narasi tentang bagaimana individu berusaha mengatasi kekuatan eksternal yang membatasi kebebasan mereka.

Eksplorasi Tema dan Simbolisme

  • Pengumpulan dan Ketegangan: "Pada mulanya semua terkumpul. berpegang pada setegak tiang" menggambarkan sebuah keadaan awal di mana segala sesuatu berkumpul dan berpegang pada sesuatu yang stabil. Tiang menjadi simbol dari kekuatan atau dukungan yang stabil, namun keberadaan angin yang "tak pernah diam" menciptakan ketegangan dan pergerakan yang konstan.
  • Gerak dan Tarian: "Angin yang tak pernah diam. membentuk liuk lekuk. semacam tarian. godaan" menggunakan angin sebagai metafora untuk pengaruh yang tidak stabil dan menipu. Gerakan angin yang membentuk tarian mencerminkan bagaimana kekuatan eksternal mempengaruhi gerak dan tindakan seseorang dengan cara yang tidak dapat diprediksi.

Perubahan dan Ketidakstabilan

  • Dari Pegangan ke Pegangan: "Lengan pun melimbang dari tiang ke pegangan" menunjukkan bagaimana individu berpindah dari satu pegangan atau dukungan ke dukungan lain. Ini mencerminkan ketidakstabilan dan kebutuhan untuk selalu mencari stabilitas di tengah-tengah kekacauan.
  • Perubahan Peran: "Dari yang satu ke yang ragam" menunjukkan perubahan peran dan fungsi. Individu yang awalnya stabil menjadi pelarian atau pencari, tergantung pada keadaan dan pengaruh eksternal. Ini mencerminkan ketidakpastian dan adaptasi yang harus dilakukan dalam menghadapi perubahan.

Kekuatan Eksternal dan Penderitaan

  • Pemeluk Menjadi Pencari: "Dia yang telah ditunjuk mengincim kami. mengejar ke mana pun pergi" menggambarkan kekuatan eksternal yang tidak dapat dihindari dan mengincar individu, membuat mereka terus menerus bergerak dan mencari cara untuk menghindari penderitaan. Ini menunjukkan bagaimana kekuatan luar mempengaruhi dan mengendalikan kehidupan seseorang.
  • Santapan Setan dan Tawanan: "Kami yang lengah dan menyerah jadi santapan setan" dan "selebihnya tawanan" menggambarkan penderitaan dan kehilangan kendali yang dialami oleh individu ketika mereka tidak bisa melawan kekuatan eksternal. Santapan setan mencerminkan bagaimana ketidakmampuan untuk bertindak atau melawan membuat seseorang rentan terhadap kekuatan destruktif.
Puisi "Jumpritan" karya F. Aziz Manna adalah sebuah eksplorasi mendalam tentang bagaimana kekuatan eksternal dapat mempengaruhi kehidupan dan tindakan individu. Dengan menggunakan simbolisme seperti tiang, angin, dan tarian, puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang ketidakstabilan dan penderitaan yang disebabkan oleh kekuatan yang tidak dapat dikendalikan. Aziz menyoroti bagaimana individu harus terus bergerak dan beradaptasi dalam menghadapi kekuatan yang mempengaruhi hidup mereka, serta bagaimana ketidakmampuan untuk melawan atau mengatasi kekuatan ini dapat mengakibatkan penderitaan dan kehilangan kendali. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dampak dari kekuatan luar dalam kehidupan mereka dan bagaimana mereka menghadapi dan mengatasi ketidakstabilan yang ada.

F. Aziz Manna
Puisi: Jumpritan
Karya: F. Aziz Manna

Biodata F. Aziz Manna:
  • F. Aziz Manna lahir pada tanggal 8 Desember 1978 di Sidoarjo, Jawa Timur.
© Sepenuhnya. All rights reserved.