Puisi: Jembatan (Karya Toeti Heraty)

Puisi "Jembatan" membawa pembaca pada refleksi terhadap kehidupan sosial dan keajaiban kelahiran. Dengan memadukan gambaran rumah penyair, ....
Jembatan (2)
untuk Y.M.

di seberang kiri
rumah penyair
(sajak-sajak transkultural
baru selesai ditulisnya)
ada jembatan —
tempat berdiri termangu
terganggu
orang jongkok di bawahnya
jembatan —
tempat rambu-rambu
merah-hijau lampu
anak-anak penjual koran
kembang-kempis rezekinya
seperti
nafas paru-paru
menghirup udara bumi
pertama kali

kata orang, pernah
sekali
bangga lelaki menopang
bayi basah, baru diselamatkan
dari rahim ibunya

bangga sekali —
di bawah jembatan
seorang manusia dengan selamat
lahir di bumi

Sumber: Mimpi dan Pretensi (1982)

Analisis Puisi:

Puisi "Jembatan" karya Toeti Heraty adalah karya yang memanfaatkan gambaran jembatan sebagai metafora kehidupan dan proses kelahiran. Puisi ini menggambarkan realitas sosial dan manusiawi dengan bahasa yang sederhana namun sarat makna.

Jembatan Sebagai Metafora Kehidupan

  • Hubungan Antara Jembatan dan Hidup: Puisi membuka dengan gambaran rumah penyair dan jembatan di seberang kirinya. Jembatan digambarkan sebagai tempat berdiri dan termangu, menciptakan hubungan antara dunia penyair dan realitas sosial.

Gambaran di Seberang Kiri

  • Rumah Penyair dan Sajak Transkultural: Penyebutan rumah penyair dengan "sajak-sajak transkultural" menunjukkan kedalaman intelektual penyair, dan sekaligus membawa pembaca untuk melihat lebih jauh ke dalam dunianya.

Aktivitas di Bawah Jembatan

  • Orang Jongkok dan Anak-Anak Penjual Koran: Aktivitas di bawah jembatan menciptakan citra kehidupan sehari-hari. Orang jongkok dan anak-anak penjual koran menunjukkan realitas sosial yang penuh perjuangan dan ketidakpastian rezeki.

Simbolisme Lampu Lalu Lintas dan Rambu-Rambu

  • Lampu dan Rambu-Rambu: Rambu-rambu dan lampu merah-hijau menjadi simbol struktur sosial dan peraturan. Ini mencerminkan bahwa kehidupan manusia diatur oleh norma-norma yang diberlakukan.

Analogi Kelahiran di Bawah Jembatan

  • Bangga Lelaki Menopang Bayi Baru Lahir: Analogi kelahiran di bawah jembatan menggambarkan momen keajaiban kehidupan. Bangga lelaki menopang bayi baru lahir menciptakan perbandingan antara kelahiran manusia dengan peristiwa besar yang disaksikan di bawah jembatan.

Bahasa Sederhana dengan Makna Mendalam

  • Sederhana Namun Sarat Makna: Bahasa sederhana yang digunakan dalam puisi ini menyiratkan keikhlasan dan keterbukaan. Namun, di balik sederhananya, puisi ini memuat makna-makna mendalam tentang kehidupan dan makna kelahiran.
Puisi "Jembatan" membawa pembaca pada refleksi terhadap kehidupan sosial dan keajaiban kelahiran. Dengan memadukan gambaran rumah penyair, aktivitas di bawah jembatan, dan analogi kelahiran, Toeti Heraty berhasil menciptakan karya yang meresap dengan makna, merangkul keseharian dan keindahan di tengah-tengah kehidupan yang kompleks.

Toeti Heraty
Puisi: Jembatan
Karya: Toeti Heraty

Biodata Toeti Heraty:
  • Toeti Heraty lahir pada tanggal 27 November 1933 di Bandung.
  • Toeti Heraty meninggal dunia pada tanggal 13 Juni 2021 (pada usia 87) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.