Puisi: Jarak (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Jarak
Bapak di sorga. Biar kita jaga jarak ini antara kau dan aku Kau hilang dalam keputihan ufuk dan aku tersuruk di hutan buta. Hiburku hanya burung di dahan dan jauh ke lembah gerau pasar di dusun. Aku tahu keriuhan ini hanya sekali terdengar sesudah itu padam segala suara dan aku memburu ke pintu rumah.
Bapak di sorga biarlah kita jaga jarak ini sebab aku ini manusia mual Sekali kau tampak telanjang di hutan Aku akan berteriak seperti Yahudi: "Salib!" Dan kau akan tinggal sebungkah lumpur lekat di kayu.
Sumber: Simfoni Dua (1986)

Analisis Puisi:

Puisi "Jarak" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya yang memperlihatkan kesepian, kerinduan, dan pertemuan yang mustahil antara manusia dan Tuhan. Dalam analisis ini, kita akan mengeksplorasi beberapa tema yang terkandung dalam puisi ini.

Kesepian dan Kerinduan: Puisi ini menggambarkan kesepian dan kerinduan yang mendalam yang dirasakan oleh tokoh dalam puisi ini terhadap Bapak di sorga. Meskipun mereka terpisah oleh jarak fisik dan spiritual yang besar, tokoh ini merindukan kehadiran dan perlindungan Bapak di sorga.

Pertemuan yang Mustahil: Meskipun merindukan pertemuan dengan Bapak di sorga, tokoh dalam puisi ini menyadari bahwa pertemuan tersebut mustahil. Mereka terpisah oleh jarak yang tak terjangkau, baik secara fisik maupun spiritual. Meskipun begitu, tokoh ini tetap merindukan kehadiran Bapak di sorga sebagai sumber kekuatan dan hiburan.

Kesadaran akan Keterbatasan Manusia: Puisi ini juga mencerminkan kesadaran tokoh akan keterbatasan manusia dan hubungannya dengan Tuhan. Tokoh ini menyadari bahwa sebagai manusia, dia tidak mampu mencapai atau memahami sepenuhnya kebesaran dan kehadiran Tuhan. Dia merasa mual dan tak berdaya di hadapan keagungan Tuhan.

Gambaran Penderitaan: Puisi ini menciptakan gambaran penderitaan yang dialami oleh tokoh karena kesepian dan ketidakmampuannya untuk mencapai Tuhan. Penderitaan ini tercermin dalam keriuhan di sekitarnya, tetapi juga dalam kesunyian dan kekosongan yang dirasakannya ketika dia menyadari jarak yang terbentang antara dirinya dan Bapak di sorga.

Puisi "Jarak" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya yang menggambarkan kesepian, kerinduan, dan pertemuan yang mustahil antara manusia dan Tuhan. Dengan menggunakan bahasa yang mendalam dan gambaran yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan antara manusia dan Tuhan, serta tentang kesadaran akan keterbatasan manusia di hadapan kebesaran Tuhan.

Puisi: Jarak

Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:

• Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
• Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.