Puisi: Improvisasi (Karya Nirwan Dewanto)

Puisi "Improvisasi" karya Nirwan Dewanto mengajak pembaca untuk merenung tentang kehidupan, kematian, alam, dan hubungan manusia dengan lingkungan ...
Improvisasi (1)

Seekor kuda menari dalam kabut
Seekor kupu-kupu sekarat di punggung kuda

Aku terbaring di tengah padang
Tubuhku menghijau oleh kabut

Dalam tidur kunyanyikan seekor kuda:
Kupanggil ia ke dalam mimpiku terbalut embun

Seorang bocah menebar bunga-bunga ke ranjangku
Dan mencuri seekor kupu-kupu dari nyanyianku

Menjelang dini hari mungkin aku mati
Tubuhku menjelma laut, laguku jadi matahari

Bidiklah seekor kuda dalam cahaya warna-warni
Hiduplah bagai seekor kupu-kupu yang tersembunyi

Improvisasi (2)

Aku dahaga seperti mawar-mawar
wajahku berkilauan oleh serbuk-serbuk matahari
Gemuruh sungai telah berhenti mengaliri nadiku

Angin menanggalkan bajuku keemasan
Dan aku pun telanjang mengembara ke tengah padang
Kadang bersembunyi di sela batu-batu: tubuhku memerah
Menggigil karena menyimpan benih-benihmu

Ketika tubuhku koyak moyak di dunia mineral
Berhentilah mencintai langit dan pandanglah
Bunga-bunga api berloncatan dari mulutku yang hampa

Maka laut yang jauh pun menutup pintu-pintunya
Setelah meremukkan ranjang kita yang berlayar di lubuknya

Kini aku taklagi paham bahasa air
Kecuali tarian gelap burung-burung menjelang malamhari
meruntuhkan bayangan gunung-gunung

Improvisasi (3)

Jari-jemariku menyala oleh hujan putih
Dan payudaramu melukis tiga puluh merpati

Aku merunduk seperti sebatang pohon
Mencium malam yang tumbuh di atas tubuhmu

Kadang wajahku tenggelam dalam wewangian
Musim yang menuruni rambutmu. Dan seberkas 
Cahaya merah bangkit dari balik rusukku

Dan jika kau ingin bercinta atau bertarung
Kuoleskan dulu lumpur halaman ke tubuhmu

Tapi aku hanya ingin memiliki bayanganmu
Sebelum sayap merpati itu melukai jemariku
Pun aku berbaring dan lumpuh di sampingmu

Bagai selembar daun di samping sebilah pisau

Sumber: Tonggak (1987)

Analisis Puisi:

Puisi "Improvisasi" karya Nirwan Dewanto adalah rangkaian puisi yang menampilkan kekayaan imajinasi dan kebebasan ekspresi yang sering kali ditemukan dalam karya-karya puisi modern. Melalui rangkaian kata-kata yang mendalam dan penuh makna, Nirwan Dewanto mengajak pembaca untuk merenung tentang kehidupan, kematian, alam, dan hubungan manusia dengan lingkungan serta dirinya sendiri.

Improvisasi (1)

Pada puisi pertama, gambaran seekor kuda menari dalam kabut dan kupu-kupu yang sekarat di punggung kuda menciptakan visual yang kontras dan simbolis. Ini menggambarkan keindahan dan kerapuhan kehidupan, serta hubungan antara manusia dan alam. Penyair menggambarkan dirinya terbaring di tengah padang, tubuhnya menghijau oleh kabut, menunjukkan keadaan antara kesadaran dan mimpi. Nyanyian kepada seekor kuda yang masuk ke dalam mimpinya melambangkan keinginan untuk menghubungkan diri dengan alam dalam keadaan tenang dan damai.

Bocah yang menebar bunga-bunga dan mencuri kupu-kupu dari nyanyiannya menambahkan elemen misterius dan magis, menggambarkan bagaimana elemen eksternal dapat mempengaruhi dunia batin seseorang. Puisi ini berakhir dengan bayangan kematian dan transformasi, tubuh yang menjelma laut dan lagu menjadi matahari, memberikan kesan tentang siklus kehidupan yang terus berputar.

Improvisasi (2)

Puisi kedua menggambarkan rasa dahaga dan ketelanjangan yang simbolis. Mawar-mawar dan serbuk matahari melambangkan keindahan yang rapuh dan kegairahan hidup. Gemuruh sungai yang berhenti mengaliri nadi menunjukkan ketenangan atau kekosongan. Angin yang menanggalkan baju emas dan tubuh yang memerah di tengah padang menciptakan visual yang kuat tentang kerentanan dan pencarian jati diri.

Puisi ini juga mencakup elemen cinta dan kerinduan, tubuh yang koyak moyak di dunia mineral dan bunga api yang berloncatan dari mulut yang hampa menunjukkan intensitas emosi yang kompleks. Laut yang menutup pintunya setelah meremukkan ranjang mengisyaratkan akhir dari hubungan atau harapan, dan ketidakpahaman terhadap bahasa air menggambarkan jarak atau keterpisahan yang semakin besar.

Improvisasi (3)

Puisi ketiga memberikan gambaran yang sangat visual dan sensual, dengan jari-jemari yang menyala oleh hujan putih dan payudara yang melukis merpati. Penyair merunduk seperti pohon, mencium malam yang tumbuh di atas tubuh pasangannya, menciptakan suasana intim dan penuh kasih sayang. Wewangian musim dan cahaya merah dari balik rusuk menunjukkan kedalaman perasaan dan spiritualitas.

Penyair juga menyinggung tentang cinta dan pertarungan, dengan mengoleskan lumpur halaman ke tubuh pasangan, menunjukkan keinginan untuk memiliki dan melindungi. Namun, keinginan penyair untuk memiliki bayangan pasangannya sebelum merpati melukai jemari menunjukkan keinginan untuk menangkap momen yang sementara dan rapuh. Akhir puisi ini menggambarkan keadaan lumpuh dan pasrah, seperti selembar daun di samping sebilah pisau, mengisyaratkan ketidakberdayaan dan kerentanan.

Puisi "Improvisasi" karya Nirwan Dewanto adalah eksplorasi mendalam tentang berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari keindahan dan kerentanan, cinta dan kehilangan, hingga hubungan manusia dengan alam. Melalui bahasa yang kaya dan simbolis, Nirwan Dewanto mengajak pembaca untuk merenung dan merasakan emosi yang kompleks dan mendalam, menjadikan puisi ini sebagai karya yang kuat dan berkesan dalam sastra Indonesia.

Nirwan Dewanto
Puisi: Improvisasi
Karya: Nirwan Dewanto

Biodata Nirwan Dewanto:
  • Nirwan Dewanto lahir pada tanggal 28 September 1961 di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.