Puisi: Hujan (Karya Beno Siang Pamungkas)

Puisi "Hujan" karya Beno Siang Pamungkas terdiri dari dua bagian yang masing-masing menawarkan perspektif berbeda tentang fenomena hujan.
Hujan (1)

Hujan turun
di balik jendela
wajah sendumu membayang
kilat dan petir membuyarkan lamunan.

Semarang, 24 Juli 2009

Hujan (2)
(: buat gadis pecinta hujan)

Hujan datang begitu saja
ketika aku masih terpesona pada warna senja
ia mengabarkan kegembiraannya
melihat tempat-tempat yang jauh
raja-raja lalim yang jatuh
dan dunia yang semakin gaduh.

Hujan itu menari
bernyanyi
tentang pak tani
yang rindu bau basah tanah
dan musim bercocok tanam
menggarap ladang

Hujan memang punya sejuta warna dan wajah 
sore ini, aku ingin menjadi hujan yang sederhana
hujan yang berwarna ungu
sewarna rinduku
hujan yang ramah
bagi halaman rumah.

Halaman rumahmu
yang terhampar di kalbu.

Semarang, 13 November 2009

Analisis Puisi:

Puisi "Hujan" karya Beno Siang Pamungkas terdiri dari dua bagian yang masing-masing menawarkan perspektif berbeda tentang fenomena hujan. Dengan gaya yang sederhana namun penuh makna, puisi ini mengeksplorasi hubungan antara hujan, perasaan pribadi, dan refleksi terhadap dunia di sekitar.

Hujan (1): Kehadiran Hujan dalam Kesendirian

Bagian pertama dari puisi ini menyoroti hujan sebagai elemen yang mengganggu ketenangan:

"Hujan turun / di balik jendela / wajah sendumu membayang / kilat dan petir membuyarkan lamunan."

Dalam konteks ini, hujan muncul sebagai sesuatu yang memecah kesunyian dan menambah nuansa dramatis pada suasana. Hujan yang turun di balik jendela menandakan keterpisahan dan jarak antara dunia luar dan dunia dalam pikiran penulis. Wajah sendu yang membayang dan kilat yang membuyarkan lamunan menciptakan gambaran bagaimana hujan membawa gangguan pada keadaan tenang dan introspeksi pribadi. Ini mencerminkan perasaan isolasi dan refleksi yang mendalam dalam menghadapi alam.

Hujan (2): Hujan sebagai Simbol Kegembiraan dan Refleksi

Bagian kedua puisi ini menampilkan hujan dengan cara yang lebih positif dan penuh warna:

"Hujan datang begitu saja / ketika aku masih terpesona pada warna senja / ia mengabarkan kegembiraannya / melihat tempat-tempat yang jauh / raja-raja lalim yang jatuh / dan dunia yang semakin gaduh."

Di sini, hujan dipersonifikasikan sebagai sesuatu yang membawa kegembiraan dan berita tentang perubahan besar. Hujan dilihat sebagai pengamat dari kejadian-kejadian penting, dan ada rasa kegembiraan yang disampaikan melalui gambaran tempat-tempat yang jauh dan kejadian-kejadian sejarah.

Bagian ini juga mencerminkan kerinduan yang mendalam terhadap hubungan dengan alam dan kehidupan sehari-hari:

"Hujan itu menari / bernyanyi / tentang pak tani / yang rindu bau basah tanah / dan musim bercocok tanam / menggarap ladang."

Hujan dalam konteks ini berfungsi sebagai simbol dari kerinduan dan cinta terhadap alam, terutama terhadap kehidupan pertanian dan hubungan langsung dengan tanah. Hujan dipersonifikasikan sebagai entitas yang berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dan kebutuhan manusia akan tanah yang subur.

Penulis juga menyebutkan keinginan untuk menjadi hujan yang sederhana:

"Hujan memang punya sejuta warna dan wajah / sore ini, aku ingin menjadi hujan yang sederhana / hujan yang berwarna ungu / sewarna rinduku / hujan yang ramah / bagi halaman rumah."

Di sini, penulis mengungkapkan keinginan untuk menjadi bagian dari sesuatu yang indah dan pribadi—hujan yang sederhana dan penuh warna ungu yang melambangkan kerinduan. Hujan ini berfungsi sebagai metafora untuk perasaan yang mendalam dan keinginan untuk terhubung dengan tempat yang spesial dalam hati, yaitu halaman rumah yang ada di dalam kalbu.

Puisi "Hujan" karya Beno Siang Pamungkas menyajikan dua perspektif yang berbeda namun saling melengkapi tentang fenomena hujan. Bagian pertama menggambarkan hujan sebagai gangguan pada kesunyian pribadi, sementara bagian kedua menyoroti hujan sebagai simbol kegembiraan dan hubungan dengan alam. Melalui penggunaan metafora dan personifikasi, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana hujan berinteraksi dengan perasaan dan kehidupan sehari-hari mereka.

Puisi Hujan
Puisi: Hujan
Karya: Beno Siang Pamungkas
© Sepenuhnya. All rights reserved.