Puisi: Hubungan (Karya Usmar Ismail)

Puisi "Hubungan" karya Usmar Ismail menggambarkan hubungan antara dua entitas yang mungkin awalnya memiliki perbedaan yang signifikan, tetapi pada ...
Hubungan
(buat imperialis kuning)

Asal kau tahu
Jika kita berdepan muka
bukan sebagai kau dan aku,
engkau lambang tampuk kuasa
aku bangsa hendak merdeka
Jika sudah,
kartu terlempar-buka
di atas meja!

Februari, 1945

Sumber: Puntung Berasap (Jakarta: Balai Pustaka, 1957)

Analisis Puisi:

Puisi "Hubungan" karya Usmar Ismail adalah sebuah karya yang singkat namun sarat dengan makna. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan hubungan antara dua entitas yang mungkin awalnya memiliki perbedaan yang signifikan, tetapi pada akhirnya, mereka harus menyelesaikan perbedaan tersebut untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar.

Tentang Hubungan: Judul puisi ini sendiri, "Hubungan," menunjukkan bahwa puisi ini berkaitan dengan interaksi atau koneksi antara dua pihak yang berbeda. Hal ini bisa mencakup hubungan antara individu, kelompok, atau bahkan negara.

Dua Pihak yang Berbeda: Penyair menjelaskan bahwa ketika dua entitas (mungkin individu atau kelompok) berhadapan satu sama lain, mereka bukan lagi "kau dan aku." Hal ini menggambarkan bagaimana perbedaan identitas atau kepentingan awalnya memisahkan mereka.

Lambang Kuasa dan Bangsa: Penyair mengungkapkan bahwa salah satu pihak adalah "lambang tampuk kuasa," sementara yang lainnya adalah "bangsa hendak merdeka." Hal ini bisa diartikan sebagai representasi dari konflik kekuasaan dan perjuangan kemerdekaan yang mungkin terjadi dalam suatu hubungan.

Kesepakatan atau Pemisahan: Baris penutup yang dramatis. "Kartu terlempar-buka di atas meja" adalah gambaran tindakan drastis yang mungkin diambil dalam situasi konflik atau negosiasi. Hal ini bisa mencerminkan tindakan ekstrem yang diambil oleh salah satu pihak, atau sebaliknya, mungkin menunjukkan kesepakatan yang dicapai di antara mereka setelah memahami pentingnya tujuan bersama.

Kesan Umum: Puisi ini memberikan kesan bahwa hubungan yang awalnya penuh ketegangan atau perbedaan dapat berkembang menjadi sesuatu yang lebih positif atau produktif jika pihak-pihak yang terlibat bersedia untuk mencapai kompromi atau tujuan bersama yang lebih besar.

Puisi "Hubungan" karya Usmar Ismail adalah penggambaran singkat tentang dinamika hubungan yang awalnya konflik atau perbedaan, tetapi akhirnya melibatkan tindakan dramatis atau penyelesaian untuk mencapai tujuan bersama. Ini dapat diinterpretasikan sebagai analogi untuk berbagai jenis hubungan dalam kehidupan manusia, dan puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya komunikasi, kompromi, dan pemahaman dalam menjaga hubungan yang sehat.

Puisi: Hubungan
Puisi: Hubungan
Karya: Usmar Ismail

Biodata Usmar Ismail:
  • Usmar Ismail lahir pada tanggal 20 Maret 1921 di Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Ia adalah seorang sutradara, produser film, dan penulis naskah Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah perfilman Indonesia.
  • Usmar Ismail aktif dalam Gerakan Pujangga Baru, sebuah kelompok sastra yang berperan dalam perkembangan sastra Indonesia pada masa itu.
  • Usmar Ismail meninggal dunia pada tanggal 2 Januari 1971 (pada usia 49) di Jakarta, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Malam PestaDi luar riuh ramaiSuara biola terdengar serindaiSatu teman jenakaLainnya tertawaGadis dan pemudaAh, malam pestaAlangkah gembiraDalamku sendiri kiranya yang sunyi.Mengapa…
  • DendamDendam mencerkam di kala lemah,Hilang daya,Hendak menggempur yang tak bersuara samadi dalam dada,Hendak memadamkan dendamkarena lemah,Hendak kubangkitkan semangatmembaca,Tapi…
  • Jemu Tuan bersabda: Tenanglah! Sedang jiwaku Tuan landa. Tuan menitah: Sujudlah! Sedang jiwa tak mau patah. Tuan bertabligh: Patuhlah! Semacam sapi rela d…
  • BedanyaLilinmu hampir padamdalam bilik redam,makin kecil nyala sumbudalam kamar sempit mambu,hawa tengik mencekikmengisap zat asam ...nanah meleleh di dalamhati sarang kangker!Caya…
  • Tidak, Tidak!Tidak,Diri ini tidak berartiTubuh menanti hancurHanya jiwa yang nyalaAbadi membakar cita-cita.Tidak,Tidak kuanggap sekali-kaliLenyap diri datanglah sepiCita-cita padam…
  • Kapal TenggelamHampir hanyut akudiseret arus keruhtertabur keping kayuterpecah dari kapal kandaspada karang butadi bawah air serak berbuih.Payah-payah aku berpelukpada sebilah papa…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.