Analisis Puisi:
Puisi "Hotel" karya Subagio Sastrowardoyo menciptakan gambaran yang mendalam tentang hubungan dan perasaan manusia dalam konteks hotel. Melalui tujuh bagian puisi yang berbeda, penyair menggambarkan berbagai momen dan emosi yang mungkin dialami oleh penghuni sementara di dalam hotel.
Pengantar Pelarian (Bagian 1): Bagian pertama menggambarkan hotel sebagai tempat pelarian dari kehidupan sehari-hari. Keinginan untuk melupakan usia dan tanggung jawab keluarga tercetus dari penghuni hotel ini. Ada nuansa keinginan untuk bersenang-senang dan berpelukan tanpa perasaan bersalah, yang diperkuat dengan gambaran kembang di atas meja yang terbuat dari kertas merah muda.
Mimpi dan Kehilangan (Bagian 2): Bagian kedua membawa pembaca ke dunia mimpi, di mana suara kanak-kanak dari kampung tak berhuni menjadi nyanyian yang menghantui. Mimpi ini menggambarkan perasaan ketidakpastian dan kehilangan dalam realitas yang tak terlupakan. Keadaan mimpi yang tidak terkendali menciptakan suasana kebingungan dan kehilangan orientasi waktu.
Kesepian dalam Kebingungan Kota (Bagian 3): Bagian ketiga menyoroti kesepian dan kebingungan di kota. Semua orang di kota ini terlihat asing dan masing-masing menutupi wajahnya. Hotel dijadikan tempat perlindungan dari perasaan malu dan kesalahan. Keinginan untuk kembali ke masa muda dan merasa bersalah seperti anak kecil yang melakukan kesalahan tergambar di sini.
Pesan Terpisah (Bagian 4): Bagian keempat memberikan nuansa pesan terpisah, di mana penghuni hotel meminta satu sama lain untuk menunggu dan tidak meninggalkan ketika ada kepergian sementara. Ada perasaan curiga terhadap orang baru yang datang, menggambarkan ketidakpercayaan dan kerinduan akan kestabilan dalam hubungan.
Kesunyian dalam Keputihan (Bagian 5): Bagian kelima menyampaikan kesunyian dan keputihan. Gambaran bahwa jika langit itu biru, maka segalanya akan biru, menunjukkan keinginan akan keindahan dan kemurnian. Namun, matahari yang padam dan badan yang terbaring dalam kemelut kelam menggambarkan realitas bahwa kehidupan tidak selalu indah.
Kedalaman dalam Kebingungan (Bagian 6): Bagian keenam membawa pembaca ke kedalaman hubungan di antara penghuni hotel. Pemilihan untuk tidak membahas politik atau agama menunjukkan upaya untuk menjauh dari topik yang dapat menyebabkan ketegangan. Penghuni fokus pada momen-momen kecil dan perasaan satu sama lain, menciptakan kedekatan di tengah kebingungan.
Pencarian dan Lupakan (Bagian 7): Bagian terakhir menutup puisi dengan pemikiran tentang pencarian dan kehilangan. Penghuni hotel dijelaskan sebagai anak piatu yang mencari dan bertemu di hotel ini, tetapi mereka bersama-sama sepakat untuk saling melupakan. Pilihan untuk tinggal di hotel menandakan sifat sementara dan penghindaran dari kewajiban jangka panjang.
Puisi "Hotel" menciptakan gambaran tentang hotel sebagai tempat perlindungan dan pelarian sementara dari kehidupan sehari-hari. Melalui berbagai bagian, puisi ini mengeksplorasi perasaan kehilangan, kesepian, dan kebingungan, menciptakan citra tentang manusia sebagai penghuni sementara dalam perjalanan hidup.
Karya: Subagio Sastrowardoyo
Biodata Subagio Sastrowardoyo:
- Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
- Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.