Puisi: Haseup Kota (Karya Hadi AKS)

Puisi "Haseup Kota" karya Hadi AKS mengajak pembaca untuk merenungkan kualitas hidup di kota besar dan dampak negatif dari polusi.

Haseup Kota


Haseup Kota
Aya haseup ngebul di kota
mulek ti saban liang kendaraan
mulek ti unggal corobong pabrik

Éta haseup tingsulusup
kana irung jeung paru-paru
saban waktu kitu jeung kitu
haseup kota nu kulawu

Tatangkalan teu katingal
héjo lémbok teu katénjo
di kota ngan aya gedong
wangunan pajangkung-jangkung

Manusa
hirup di kota
dilingkung beusi jeung beton
tapi anteng bangun tingtrim
nyeuseupan haseup polusi.

1998

Analisis Puisi:

Haseup Kota adalah puisi karya Hadi AKS yang menggambarkan dampak polusi udara dan perubahan lingkungan akibat urbanisasi. Melalui penggunaan bahasa yang deskriptif dan reflektif, puisi ini mengkritik kondisi kota modern yang penuh dengan polusi dan kekurangan ruang hijau.

Haseup Kota: Simbol Polusi dan Keterasingan

Puisi ini dimulai dengan gambaran haseup (asap) yang memenuhi kota:

Haseup Kota
Aya haseup ngebul di kota
mulek ti saban liang kendaraan
mulek ti unggal corobong pabrik

Di bait ini, haseup menjadi simbol utama dari polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan dan pabrik. Asap yang mencekam ini menggambarkan kualitas udara yang buruk dan dampaknya terhadap lingkungan urban. Penyair menunjukkan betapa luasnya pencemaran ini, mengalir dari setiap kendaraan dan pabrik, menciptakan suasana kota yang kotor dan tidak sehat.

Dampak Polusi terhadap Kesehatan

Hadi AKS menggambarkan efek polusi pada kesehatan manusia:

Éta haseup tingsulusup
kana irung jeung paru-paru
saban waktu kitu jeung kitu
haseup kota nu kulawu

Asap yang menyebar di udara meresap ke dalam sistem pernapasan manusia, menyebabkan dampak buruk pada kesehatan. Penyair menekankan bahwa polusi ini bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga masalah kesehatan masyarakat. Haseup yang "kulawu" (abu-abu) menggambarkan kualitas udara yang sangat buruk, yang terus menerus mengganggu kehidupan sehari-hari.

Kehilangan Ruang Hijau di Kota

Puisi ini juga mengkritik hilangnya ruang hijau di kota:

Tatangkalan teu katingal
héjo lémbok teu katénjo
di kota ngan aya gedong
wangunan pajangkung-jangkung

Dengan hilangnya tanaman hijau dan hanya tersisa gedung-gedung tinggi, puisi ini menunjukkan kontras yang tajam antara lingkungan alami dan kota yang dibangun. Kehilangan ruang hijau ini menciptakan lingkungan yang tidak sehat dan mengurangi kualitas hidup penduduk kota.

Konsekuensi Urbanisasi Terhadap Kualitas Hidup

Bagian akhir puisi ini menggambarkan kehidupan manusia di tengah polusi:

Manusa
hirup di kota
dilingkung beusi jeung beton
tapi anteng bangun tingtrim
nyeuseupan haseup polusi.

Meskipun manusia hidup dikelilingi oleh besi dan beton, dan harus menghirup polusi, mereka tetap melanjutkan kehidupan sehari-hari dengan "anteng bangun tingtrim" (tenang dan nyaman). Ini menunjukkan bagaimana manusia telah terbiasa dengan kondisi yang kurang ideal, dan mungkin telah menerima polusi sebagai bagian dari kehidupan kota yang tidak dapat dihindari.

Puisi "Haseup Kota" karya Hadi AKS adalah sebuah kritik sosial yang kuat terhadap dampak polusi udara dan perubahan lingkungan akibat urbanisasi. Melalui deskripsi yang tajam dan reflektif, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kualitas hidup di kota besar dan dampak negatif dari polusi. Dengan menggambarkan kondisi kota yang penuh dengan polusi dan hilangnya ruang hijau, Hadi AKS menyoroti kebutuhan mendesak untuk memperbaiki lingkungan kota dan mencari solusi untuk masalah kesehatan dan kualitas udara. Puisi ini berfungsi sebagai panggilan untuk kesadaran dan tindakan dalam mengatasi isu-isu lingkungan yang semakin mendesak.

Puisi
Puisi: Haseup Kota
Karya: Hadi AKS

Biodata Hadi AKS:
  • Hadi AKS lahir pada tanggal 16 Mei 1965 di Pandeglang, Banten.
© Sepenuhnya. All rights reserved.