Puisi: Firman (Karya Ibrahim Sattah)

Puisi "Firman" karya Ibrahim Sattah mengungkapkan pencarian spiritual dan kerinduan untuk mendapatkan pengetahuan ilahi.
Firman

                    : Kun

                    (buatlah tanda salib)

    Adalah malaikat yang dekat padaMu yang duduk dalam hatiMu yang sentiasa sujud yang senantiasa kabut telah lebih dahulu ragu tatkala berkabar Engkau padanya

        dan
        Allah yang tiada Tuhan selain Dia
        dan
        Adam yang tak sedap diam
        dan
        Iblis
        Mematahkan A l i f
        dan
        Pohon tegahan
        Membuahkan
        Firman

            : Aku mengetahui apa yang tidak kauketahui

        Tuhanku
        Berikan padaku
        Firman
        Mu

1974

Sumber: Horison (April, 1976)

Analisis Puisi:

Puisi "Firman" karya Ibrahim Sattah adalah karya puitis yang mengeksplorasi tema spiritual dan metafisik dengan mendalam. Dalam puisi ini, Sattah memadukan unsur-unsur religius dengan refleksi tentang pengetahuan ilahi dan keterbatasan manusia.

Tema Utama

  • Spiritualitas dan Kekudusan: Puisi ini mengangkat tema spiritualitas dengan mengacu pada konsep-konsep religius seperti malaikat, Allah, Adam, dan Iblis. Dengan penggunaan istilah seperti "malaikat yang dekat padaMu" dan "Allah yang tiada Tuhan selain Dia," puisi ini menyentuh aspek kekudusan dan hubungan antara manusia dan Tuhan.
  • Pengetahuan Ilahi dan Keterbatasan Manusia: Puisi ini menekankan perbedaan antara pengetahuan ilahi dan pengetahuan manusia. Frasa "Aku mengetahui apa yang tidak kauketahui" menunjukkan bahwa Firman Tuhan melampaui pemahaman manusia, menciptakan jarak antara pengetahuan ilahi dan pengetahuan manusia.
  • Pertanyaan Existensial dan Permohonan: Puisi ini juga mencerminkan pertanyaan existensial dan permohonan spiritual. Dengan ungkapan "Berikan padaku FirmanMu," penulis mengungkapkan kerinduan untuk mendapatkan pengetahuan ilahi dan pemahaman yang lebih dalam tentang eksistensi dan Tuhan.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Penggunaan Tanda Baca dan Struktur: Struktur puisi ini mencerminkan keseriusan dan kedalaman tema yang dibahas. Penggunaan tanda baca seperti titik dua (":") dan tanda kurung menunjukkan pembagian dan penekanan yang jelas dalam teks, menciptakan struktur yang terorganisir dengan baik.
  • Simbolisme dan Referensi Religius: Puisi ini mengandung simbolisme yang kuat dengan referensi kepada malaikat, Adam, Iblis, dan Firman Tuhan. Simbol-simbol ini digunakan untuk menggambarkan hubungan antara manusia dan Tuhan serta untuk mengeksplorasi tema pengetahuan dan kekudusan.
  • Bahasa Puitis dan Metafora: Bahasa puitis yang digunakan dalam puisi ini, seperti "pohon tegahan" dan "FirmanMu," menambahkan dimensi metaforis yang mendalam. Metafora ini menghubungkan konsep-konsep spiritual dengan gambar-gambar yang konkret, memberikan lapisan tambahan pada makna puisi.

Makna dan Interpretasi

Puisi "Firman" karya Ibrahim Sattah mengungkapkan pencarian spiritual dan kerinduan untuk mendapatkan pengetahuan ilahi. Dengan memanfaatkan simbolisme religius dan bahasa metaforis, puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang hubungan antara manusia dan Tuhan. Frasa "Aku mengetahui apa yang tidak kauketahui" menunjukkan bahwa pengetahuan Tuhan adalah mutlak dan melampaui pemahaman manusia.

Puisi ini juga mencerminkan ketidakpastian dan keraguan manusia dalam menghadapi kebenaran ilahi. Penggunaan istilah seperti "malaikat yang dekat padaMu" dan "pohon tegahan" menunjukkan bahwa meskipun manusia berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan, ada batasan dalam pemahaman mereka. Permohonan terakhir "Berikan padaku FirmanMu" menunjukkan hasrat untuk memperoleh pengetahuan yang lebih dalam dan hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan.

Puisi "Firman" karya Ibrahim Sattah adalah karya yang mendalam dan reflektif, mengeksplorasi tema spiritualitas, pengetahuan ilahi, dan keterbatasan manusia. Dengan gaya bahasa yang puitis dan simbolisme religius yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan mereka dengan Tuhan dan mencari makna yang lebih dalam dalam hidup mereka. Puisi ini tidak hanya mencerminkan pencarian spiritual pribadi tetapi juga menyoroti kekudusan dan misteri pengetahuan ilahi.

Ibrahim Sattah
Puisi: Firman
Karya: Ibrahim Sattah

Biodata Ibrahim Sattah:
  • Ibrahim Sattah lahir pada tahun 1943 di Tarempa, Siantan, Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau.
  • Ibrahim Sattah meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 1988 (pada usia 43 tahun) di Pekanbaru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.